BPBD: Belum Ada Permohonan Suplai Air ke Selat
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng hingga Senin (22/10) kemarin mengaku belum menerima laporan kekeringan dan krisis air di Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Tanpa adanya permohonan suplai air dan laporan kekeringan dari pihak pemerintah desa, BPBD pun mengaku tak dapat menyupali air begitu saja. Sekretaris BPBD Buleleng, Ketut Susila ditemui di ruangannya kemarin mengatakan, “Kami belum terima surat permohonan dari perbekel, tidak tahu juga kalau langsung ke PDAM, tapi dari koordinasi sementara sih memang belum ada,” kata dia.
Surat permohonan suplai air bersih dari perbekel memang merupakan syarat utama untuk bisa dilakukan asessment dan menyuplai air ke lokasi kekeringan. Surat permohonan itu pun disebut Susila merupakan administrasi yang nantinya dipakai pertanggungjawaban atas anggaran yang dikeluarkan BPBD. “Hanya bersurat saja ke kami, setelah itu nanti langsung assessment berapa kebutuhannya dan langsung kami suplai semaksimal mungkin,” ungkapnya.
Sejauh ini memasuki musim kemarau di Buleleng, BPBD Buleleng pun sudah menyuplai air bersih ke Desa Sembiran Kecamatan Tejakula dan Desa Kaliasem Kecamatan Banjar. Pelayanan maksimal pun diupayakan tanpa memandang medan dan jarak tempuh lokasi kekeringan. Seperti halnya di Desa Sembiran, BPBD Buleleng sudah menyuplai air bersih hampir dua bulan penuh.
“Bahkan satu armada kami sempat rusak, karena medan dan topografinya Sembiran, tetapi tetap kami upayakan pelayanan semaksimla mungkin,” ungkapnya. Bahkan dengan kondisi itu kini BPBD Buleleng di back up oleh armada BPBD Provinsi Bali untuk menangani masalah kekeringan dan krisis air bersih di musim kemarau.
Sementara itu untuk penanganan krisis air dan kekeringan di Desa Selat, Susila pun berharap perbekel dan aparat desa setempat cepat bergerak untuk bersurat kepada BPBD Buleleng. Sehingga upaya penyuplaian air bersih dapat dilakukan sesegera mungkin. *k23
Tanpa adanya permohonan suplai air dan laporan kekeringan dari pihak pemerintah desa, BPBD pun mengaku tak dapat menyupali air begitu saja. Sekretaris BPBD Buleleng, Ketut Susila ditemui di ruangannya kemarin mengatakan, “Kami belum terima surat permohonan dari perbekel, tidak tahu juga kalau langsung ke PDAM, tapi dari koordinasi sementara sih memang belum ada,” kata dia.
Surat permohonan suplai air bersih dari perbekel memang merupakan syarat utama untuk bisa dilakukan asessment dan menyuplai air ke lokasi kekeringan. Surat permohonan itu pun disebut Susila merupakan administrasi yang nantinya dipakai pertanggungjawaban atas anggaran yang dikeluarkan BPBD. “Hanya bersurat saja ke kami, setelah itu nanti langsung assessment berapa kebutuhannya dan langsung kami suplai semaksimal mungkin,” ungkapnya.
Sejauh ini memasuki musim kemarau di Buleleng, BPBD Buleleng pun sudah menyuplai air bersih ke Desa Sembiran Kecamatan Tejakula dan Desa Kaliasem Kecamatan Banjar. Pelayanan maksimal pun diupayakan tanpa memandang medan dan jarak tempuh lokasi kekeringan. Seperti halnya di Desa Sembiran, BPBD Buleleng sudah menyuplai air bersih hampir dua bulan penuh.
“Bahkan satu armada kami sempat rusak, karena medan dan topografinya Sembiran, tetapi tetap kami upayakan pelayanan semaksimla mungkin,” ungkapnya. Bahkan dengan kondisi itu kini BPBD Buleleng di back up oleh armada BPBD Provinsi Bali untuk menangani masalah kekeringan dan krisis air bersih di musim kemarau.
Sementara itu untuk penanganan krisis air dan kekeringan di Desa Selat, Susila pun berharap perbekel dan aparat desa setempat cepat bergerak untuk bersurat kepada BPBD Buleleng. Sehingga upaya penyuplaian air bersih dapat dilakukan sesegera mungkin. *k23
Komentar