'Satellite Events Persembahan Ubud Writers & Readers Festival 2018'
Sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 2004 sebagai respon atas tragedi bom Bali, kiniUbud Writers & Readers Festival telah menjadi salah satu perhelatan internasional terbesar se-Asia Tenggara.
Gianyar, NusaBali
Festival ini menjadi tempat berkumpulnya para pencinta sastra dan penggemar seni dari seluruh dunia. Tahun ini, UWRF yang telah berusia 15 tahun mengusung tema ‘Jagadhita’ yang diartikan sebagai ‘The World We Create’. Selama lima hari, pada tanggal 24-28 Oktober 2018, akan ada lebih dari 180 pembicara yang terdiri dari penulis, seniman, pegiat, cendekiawan, dan budayawan dari 30 negara. Mereka akan mengisi lebih dari 200 program mulai dari panel diskusi, lokakarya, acara spesial, pemutaran film, peluncuran buku, pameran seni, dan masih banyak lagi.
Salah satu acara menarik UWRF yang tidak boleh dilewatkan oleh para pencinta sastra di seluruh pelosok negeri adalah Satellite Events. Acara ini diperuntukkan khususnya bagi para pencinta sastra dan seni di luar Ubud, agar mereka tetap dapat menikmati keseruan festival dan mendapatkan wawasan baru seperti halnya para peserta Festival yang hadir di Ubud.
Tahun ini, UWRF menggelar Satellite Events di beberapa kota di Indonesia seperti Bandung, Surabaya, Palangkaraya, Ambon, dan Ternate. Satellite Events yang akan menggandeng beberapa pembicara UWRF 2018 ini bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Gramedia Pustaka Uttama, Bitread, Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Rangkaian acaranya akan dimulai pada tanggal 27 Oktober hingga 3 November mendatang.
Pada Sabtu (27/10/18), sesi The Other Side of The World yang didukung oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat akan diselenggarakan di SMA N 3 Denpasar. Barbara Demick, jurnalis senior asal Amerika Serikat, akan menjabarkan jurnalisme berkualitas untuk membantu para generasi muda Indonesia untuk memahami dunia dengan lebih baik.
Selanjutnya, pada Senin (29/10/18), UWRF akan menggelar Satellite Events bersama Christine Bader di IAIN Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Dalamsesi Effective English, penulis The Evolution of a Corporate Idealist: When Girl Meets Oil ini akan membagikan sarannya mengenai bagaimana menulis dengan efektif dalam Bahasa Inggris. Di lokasi yang sama, Christine juga akan hadir dalam sesi Writing for Impact di mana ia akan membagikan wawasan bermanfaat tentang bagaimana sebuah tulisan dapat mencapai tujuan yang lebih besar bagi masyarakat sosial.
Di Surabaya, UWRF akan menghadirkan sesi Clarissa & Her Rainbirds yang akan diselenggarakan di Universitas Negeri Surabaya. Clarissa Goenawan, penulis asal Singapura kelahiran Indonesia ini akan membagikan kisah perjalanan inspiratifnya dari penulis sekaligus seorang ibu hingga menjadi penulis pemenang penghargaan. Sehari setelahnya, pada Selasa (30/10/18), Clarissa juga akan mengisi sesi Writing for Imagination di mana ia akan membeberkan dasar-dasar penulisan fiksi dan mengungkap proses penulisan yang paling efektif.
Satellite Event UWRF juga akan menyambangi Bandung, tepatnya di Institute Teknologi Bandung. Sesi Beyond Words pada Selasa (30/10/18) yang didukung oleh Bitre adakan menghadirkan Ghayath Almadhoun. Penyair, pemain teater, jurnalis, dan sutradara berkebangsaan Palestina/Syria ini akan berbagi kiatnya dalam mengubah pengalaman dan ingatannya menjadi puisi-puisi yang sangat menyentuh.
Ubud Writers & Readers Festival juga menjangkau penggemar sastra di bagian Timur Indonesia. Sesi Write Your Own History yang didukung oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat akan diselenggarakan pada Kamis, (01/11/18) di American Corner Universitas Pattimura, Ambon, Maluku. Bersama dengan penulis, pegiat, dan desainer grafis anak-anak Innosanto Nagara, para peserta sesi acara ini akan belajar cara menulis sejarah melalui sudut pandang generasi muda. Tak hanya itu, Innosanto pun akan hadir dalam sesi Writing for An International Audience. Innosanto Nagara dan komunitas sastra dari Ambon akan berdiskusi santai mengenai metode dan teknik terbaik dalam menulis secara efektif dan kreatif bagi audiens internasional.
Tak hanya di Ambon, UWRF pun akan hadir di Ternate, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Diskusi hingga workshop menarik akan melibatkan mahasiswa dan komunitas-komunitas lokal yang ada di sana.
“Festival selalu berupaya untuk merangkul komunitas-komunitas sastra di seluruh Indonesia. UWRF pun selalu terbuka untuk bekerja sama dengan komunitas. Melalui Satellite Events, kami ingin berbagi keberagaman sastra dan budaya Indonesia. Kami ingin keberagaman sastra bisa dikenal merata di seluruh pulau di Indonesia”, ujar Gustra Adnyana selaku Community Program Coordinator UWRF. *
Salah satu acara menarik UWRF yang tidak boleh dilewatkan oleh para pencinta sastra di seluruh pelosok negeri adalah Satellite Events. Acara ini diperuntukkan khususnya bagi para pencinta sastra dan seni di luar Ubud, agar mereka tetap dapat menikmati keseruan festival dan mendapatkan wawasan baru seperti halnya para peserta Festival yang hadir di Ubud.
Tahun ini, UWRF menggelar Satellite Events di beberapa kota di Indonesia seperti Bandung, Surabaya, Palangkaraya, Ambon, dan Ternate. Satellite Events yang akan menggandeng beberapa pembicara UWRF 2018 ini bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Gramedia Pustaka Uttama, Bitread, Universitas Negeri Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Rangkaian acaranya akan dimulai pada tanggal 27 Oktober hingga 3 November mendatang.
Pada Sabtu (27/10/18), sesi The Other Side of The World yang didukung oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat akan diselenggarakan di SMA N 3 Denpasar. Barbara Demick, jurnalis senior asal Amerika Serikat, akan menjabarkan jurnalisme berkualitas untuk membantu para generasi muda Indonesia untuk memahami dunia dengan lebih baik.
Selanjutnya, pada Senin (29/10/18), UWRF akan menggelar Satellite Events bersama Christine Bader di IAIN Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Dalamsesi Effective English, penulis The Evolution of a Corporate Idealist: When Girl Meets Oil ini akan membagikan sarannya mengenai bagaimana menulis dengan efektif dalam Bahasa Inggris. Di lokasi yang sama, Christine juga akan hadir dalam sesi Writing for Impact di mana ia akan membagikan wawasan bermanfaat tentang bagaimana sebuah tulisan dapat mencapai tujuan yang lebih besar bagi masyarakat sosial.
Di Surabaya, UWRF akan menghadirkan sesi Clarissa & Her Rainbirds yang akan diselenggarakan di Universitas Negeri Surabaya. Clarissa Goenawan, penulis asal Singapura kelahiran Indonesia ini akan membagikan kisah perjalanan inspiratifnya dari penulis sekaligus seorang ibu hingga menjadi penulis pemenang penghargaan. Sehari setelahnya, pada Selasa (30/10/18), Clarissa juga akan mengisi sesi Writing for Imagination di mana ia akan membeberkan dasar-dasar penulisan fiksi dan mengungkap proses penulisan yang paling efektif.
Satellite Event UWRF juga akan menyambangi Bandung, tepatnya di Institute Teknologi Bandung. Sesi Beyond Words pada Selasa (30/10/18) yang didukung oleh Bitre adakan menghadirkan Ghayath Almadhoun. Penyair, pemain teater, jurnalis, dan sutradara berkebangsaan Palestina/Syria ini akan berbagi kiatnya dalam mengubah pengalaman dan ingatannya menjadi puisi-puisi yang sangat menyentuh.
Ubud Writers & Readers Festival juga menjangkau penggemar sastra di bagian Timur Indonesia. Sesi Write Your Own History yang didukung oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat akan diselenggarakan pada Kamis, (01/11/18) di American Corner Universitas Pattimura, Ambon, Maluku. Bersama dengan penulis, pegiat, dan desainer grafis anak-anak Innosanto Nagara, para peserta sesi acara ini akan belajar cara menulis sejarah melalui sudut pandang generasi muda. Tak hanya itu, Innosanto pun akan hadir dalam sesi Writing for An International Audience. Innosanto Nagara dan komunitas sastra dari Ambon akan berdiskusi santai mengenai metode dan teknik terbaik dalam menulis secara efektif dan kreatif bagi audiens internasional.
Tak hanya di Ambon, UWRF pun akan hadir di Ternate, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Diskusi hingga workshop menarik akan melibatkan mahasiswa dan komunitas-komunitas lokal yang ada di sana.
“Festival selalu berupaya untuk merangkul komunitas-komunitas sastra di seluruh Indonesia. UWRF pun selalu terbuka untuk bekerja sama dengan komunitas. Melalui Satellite Events, kami ingin berbagi keberagaman sastra dan budaya Indonesia. Kami ingin keberagaman sastra bisa dikenal merata di seluruh pulau di Indonesia”, ujar Gustra Adnyana selaku Community Program Coordinator UWRF. *
1
Komentar