nusabali

Bupati Spesialiskan Dokter Umum

  • www.nusabali.com-bupati-spesialiskan-dokter-umum

Karena kalau tidak ada langkah seperti ini, kelangkaan dokter spesialis akan terus terjadi.

Atasi Kelangkaan Dokter Spesialis di Buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng tengah merancang beasiswa bagi dokter umum untuk melanjutkan pendidikan dokter spesialis. Langkah ini menyusul kosongnya dua formasi dokter spesialis pada penerimaan CPNS tahun 2018.

Rencananya, Pemkab Buleleng akan mengubah usulan formasi CPNS tahun berikutnya, dengan fokus formasi dokter umum. Nantinya, dokter umum inilah yang disekolahkan kembali untuk spesialis tertentu dengan biaya pemerintah. “Nanti kami coba ubah usulan formasinya, tidak lagi spesialis, melainkan dokter umum. Sehingga kemungkinan mendapat pelamar dari dokter umum lebih mudah. Nanti setelah mereka diterima, baru kami sekolahkan kembali untuk dokter spesialis,” terang Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, saat dikonfirmasi terkait dengan kosongnya dua formasi dokter spesialis dalam penerimaan CPNS tahun 2018, Selasa (23/10).

Bupati Agus Suradnya mengungkapkan, keberadaan dokter spesialis terutama di kota-kota kecil seperti Buleleng, sangat terbatas. Ini terjadi karena umumnya dokter-dokter spesialis itu memilih membuka praktik di kota-kota besar, termasuk memilih bekerja di RS swasta yang terkenal. ‘’Mungkin ini jalan keluar terbaik yang bisa kami lakukan untuk mengatasi kelangkaan dokter spesialis. Tentu dengan mengubah usulan formasi CPNS dimasa mendatang dengan hanya menerima dokter umum saja. Karena kalau tidak ada langkah seperti ini, kelangkaan dokter spesialis akan terus terjadi,” jelasnya.

Buleleng sendiri masih sangat membutuhkan dokter spesialis. Karena dua RS Pratama yakni di Desa Tanguwisia, Kecamatan Seririt dan di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, belum juga memiliki dokter spesialis. Kerena itu, RS Pratama belum bisa dijadikan rujukan online berjenjang dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Sebelumnya, Buleleng mendapat jatah formasi dua dokter spesialis dalam penerimaan CPNS tahun 2018. Namun dari 5.607 berkas lamaran yang masuk, satupun tidak ada melamar dua posisi tersebut. Kepala BKPSDM Kabupaten Buleleng Gede Wisnawa, dalam keterangan persnya, mengatakan, dua formasi yang kosong tersebut akibat tidak ada pelamar sama sekali. “Formasi ini sejak awal pendaftaran dibuka, memang tidak ada pelamarnya. Kemungkinan, karena memang jumlah dokter untuk dua spesialis itu sangat kurang,” katanya.

Wisnawa mengungkapkan, sejak pendaftaran penerimaan CPNS dibuka pada tanggal, 28 September 2018 hingga penutupan pada tanggal, 15 Oktober 2018, jumlah pelamar tercatat sebanyak 5.607 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.422 pelamar dinyatakan lolos seleksi administrasi. Sedangkan sisanya dinyatakan tidak memenuhi syarat karena beberapa hal diantaranya, kualifikasi pendidikan tidak sesuai jabatan formasi yang dituju kemudian IPK kurang dari 2,75. “Ada lagi surat lamarannya justru ditujukan kepada Bupati Buleleng, ini sudah salah. Ada juga yang tidak mengunggah atau melampirkan beberapa surat penting dalam lamaran itu seperti surat pernyataan bermaterai dan surat akreditasi. Sesuai ketentuan itu panitia menyatakan tidak memenuhi syarat,” ungkapnya. *k19

Komentar