SMAN Bali Mandara Borong 4 Medali
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2018
SINGARAJA, NusaBali
Tim penelitian siswa SMAN Bali Mandara, Buleleng, berhasil meraih sukses dalam ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2018. Dari 10 tim masuk final pada September 2018, lima tim di antaranya berhasil membawa pulang 2 medali perak, 2 perunggu, dan 1 penghargaan khusus dalam ajang bergengsi yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI 15-20 Okbtober 2018.
Empat medali dan satu penghargaan khusus itu didapatkan dari tiga bidang penelitian yang diikuti siswa kelas XI dan XII. Dua medali perak di antaranya disumbangkan oleh Ni Putu Mas Swandewi, dengan Aplikasi Tembang Macapat Bahasa Bali untuk Siswa SMP, di bidang penelitian Fisika Terapan dan Rekayasa, dan Luh Seri Budayanti dengan penelitian bidang Ilmu Sosial dan Humaniora yang mengangkat Pluralisme Masyarakat Islam dan Hindu di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Dua medali perunggu diraih I Gede Feri Sandrawan dan Gede Yogi Pratama dengan aplikasi bidang Matematika Sains dan Teknologi, yang menghasilkan alat pendeteksi gas beracun gunung berapi atau yang disebut SATPAM (Smart Automatic Poison Vulcano Alarm). Selain itu juga Inovasi Komik Inovatif Paribasa Bali, ciptaan Kadek Beni Wira Yudha dan Ni wayan Suartini, pada bidang Ilmu Sosial dan Humaniora.
Penghargaan khusus didapatkan tim SMANBARA di bidang penelitian Matematika, Saint dan Teknologi melalui Tisu Anti Galau milik Ni Made Ely Ariani dan Ni Komang Tri Anjani. Menurut guru pembina research based school SMANBARA, Kadek Yuli Artama ST MPd dan I Wayan Madya SPd MPd, Selasa (23/10), 10 tim SMAN Bali Mandara yang lolos ke babak final berjuang sejak 15 - 20 Oktober 2018 di Semarang, Jawa Tengah.
“Di final, siswa kami mengikuti pameran dan presentasi karya. Dari tiga kategori penelitian, ada 9 medali emas, 9 perak, 9 perunggu, dan 10 penghargaan khusus yang diberikan panitia. Tim kami berhasil meraih 2 perak, 2 perunggu, dan 1 penghargaan khsusus,” kata Madya. Meski belum berhasil meraih medali emas, pihaknya pun cukup berbangga dengan raihan dan prestasi anak didiknya.
Madya pun mengakui kekuatan lawan-lawan dari SMA/MA terbaik di Indonesia. Madya dan Yuli juga mengakui kendala yang masih dihadapi sejumlah siswanya untuk menjadi yang terbaik, hingga memerlukan pembenahan dan penyempurnaan alat yang mereka buat.
Salah satu faktornya sebagai peneliti pemula, siswa SMAN Bali Mandara masih terbatas dalam membuat desain aplikasi terkhusus mereka yang penelitiannya menghasilkan sebuah aplikasi. Apalagi mereka memang tidak memiliki basic dan keterampilan dalam desain grafis untuk memperindah tampilan aplikasi. “Ya semuanya memang memerlukan pembenahan dan penyempurnaan, selain dari segi teknis, juga kebermanfaatannya untuk masyrakat umum,” kata Yuli menambahi.
Dengan keberhasilan ini, SMAN Bali Mandara langganan juara penelitian tingkat nasional dan internasional. Guru pembina ini berharap agar Ajang OPSI dan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) mendapat perhatian serius oleh Pemprov Bali. Sebelum ditetapkan lolos ke babak final, anak-anak SMA Bali Mandara bersaing dengan 1.780 judul penelitian di Indonesia. *k23
Tim penelitian siswa SMAN Bali Mandara, Buleleng, berhasil meraih sukses dalam ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2018. Dari 10 tim masuk final pada September 2018, lima tim di antaranya berhasil membawa pulang 2 medali perak, 2 perunggu, dan 1 penghargaan khusus dalam ajang bergengsi yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI 15-20 Okbtober 2018.
Empat medali dan satu penghargaan khusus itu didapatkan dari tiga bidang penelitian yang diikuti siswa kelas XI dan XII. Dua medali perak di antaranya disumbangkan oleh Ni Putu Mas Swandewi, dengan Aplikasi Tembang Macapat Bahasa Bali untuk Siswa SMP, di bidang penelitian Fisika Terapan dan Rekayasa, dan Luh Seri Budayanti dengan penelitian bidang Ilmu Sosial dan Humaniora yang mengangkat Pluralisme Masyarakat Islam dan Hindu di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Dua medali perunggu diraih I Gede Feri Sandrawan dan Gede Yogi Pratama dengan aplikasi bidang Matematika Sains dan Teknologi, yang menghasilkan alat pendeteksi gas beracun gunung berapi atau yang disebut SATPAM (Smart Automatic Poison Vulcano Alarm). Selain itu juga Inovasi Komik Inovatif Paribasa Bali, ciptaan Kadek Beni Wira Yudha dan Ni wayan Suartini, pada bidang Ilmu Sosial dan Humaniora.
Penghargaan khusus didapatkan tim SMANBARA di bidang penelitian Matematika, Saint dan Teknologi melalui Tisu Anti Galau milik Ni Made Ely Ariani dan Ni Komang Tri Anjani. Menurut guru pembina research based school SMANBARA, Kadek Yuli Artama ST MPd dan I Wayan Madya SPd MPd, Selasa (23/10), 10 tim SMAN Bali Mandara yang lolos ke babak final berjuang sejak 15 - 20 Oktober 2018 di Semarang, Jawa Tengah.
“Di final, siswa kami mengikuti pameran dan presentasi karya. Dari tiga kategori penelitian, ada 9 medali emas, 9 perak, 9 perunggu, dan 10 penghargaan khusus yang diberikan panitia. Tim kami berhasil meraih 2 perak, 2 perunggu, dan 1 penghargaan khsusus,” kata Madya. Meski belum berhasil meraih medali emas, pihaknya pun cukup berbangga dengan raihan dan prestasi anak didiknya.
Madya pun mengakui kekuatan lawan-lawan dari SMA/MA terbaik di Indonesia. Madya dan Yuli juga mengakui kendala yang masih dihadapi sejumlah siswanya untuk menjadi yang terbaik, hingga memerlukan pembenahan dan penyempurnaan alat yang mereka buat.
Salah satu faktornya sebagai peneliti pemula, siswa SMAN Bali Mandara masih terbatas dalam membuat desain aplikasi terkhusus mereka yang penelitiannya menghasilkan sebuah aplikasi. Apalagi mereka memang tidak memiliki basic dan keterampilan dalam desain grafis untuk memperindah tampilan aplikasi. “Ya semuanya memang memerlukan pembenahan dan penyempurnaan, selain dari segi teknis, juga kebermanfaatannya untuk masyrakat umum,” kata Yuli menambahi.
Dengan keberhasilan ini, SMAN Bali Mandara langganan juara penelitian tingkat nasional dan internasional. Guru pembina ini berharap agar Ajang OPSI dan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) mendapat perhatian serius oleh Pemprov Bali. Sebelum ditetapkan lolos ke babak final, anak-anak SMA Bali Mandara bersaing dengan 1.780 judul penelitian di Indonesia. *k23
Komentar