nusabali

Dua Sulinggih Muput Nganyut Mamukur

  • www.nusabali.com-dua-sulinggih-muput-nganyut-mamukur

Dua sulinggih muput upacara nganyut atau ngelanus Karya Mamukur di Banjar Gede, Desa Pakraman Subagan, Kecamatan Karangasem.

AMLAPURA, NusaBali
Upacara nganyut digelar di Pantai Jasri, Kelurahan Subagan, Anggara Umanis Landep, Selasa (23/10). Kedua sulinggih yang muput yakni Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Dwaja dari Gria Jelantik, Banjar Triwangsa, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem dan Ida Pedanda Istri Rai dari Gria Suci, Banjar Geria, Desa Pakraman Subagan, Kecamatan Karangasem.

Sebelum nganyut, malamnya dilaksanakan upacara ngewilet puspa berlanjut ngeseng (membakar) puspa. Abu dari hasil pembakaran puspa dimasukkan ke dalam klungah nyuh gading (kelapa muda berwarna kuning), terbungkus kain putih berhias bunga harum. Kelungah nyuh gading itu dimasukkan ke dalam puspa yang baru kemudian kalinggihang (distanakan) di bukur (bade).

Penasihat Karya Mamukur, I Gusti Made Tusan, mengatakan, puspa  yang dikemas sebagai wujud atma yang dibakar dua kali menggunakan api abstrak melalui puja Ida Pedanda dan api secara fisik. “Prosesi ngeseng tujuannya melepaskan atma dari ikatan sukma sarira atau duniawi agar statusnya suci menjadi Sang Dewa Pitara,” katanya.

Puspa yang masih berwujud fisik tersebut selanjutnya kalinggihang di bukur. Bukur itulah dihanyut ke laut yang merupakan rangkaian upacara paling terakhir. Selama di Pantai Jasri, prosesinya dipuput dua sulinggih. Prosesinya diawali ngaturang banten kepada Sang Hyang Baruna. “Pratisentana yang melaksanakan Karya Mamukur melakukan persembahyangan, memuja Ida Bhatara Baruna dengan harapan atma yang diupacarai dapat anugerah kasucian dan diberkati jalan menuju surga atau swah loka,” katanya.

Ketua Panitia, I Gusti Made Karta, mengatakan setelah selesai menggelar Karya Mamukur berarti utang kepada leluhur atau Pitra Rna tuntas. “Tinggal menggelar upacara lanjutan, ngalinggihang Sang Dewa Pitara di Merajan,” jelas I Gusti Made Karta. Tercatat sebanyak 60 puspa diupacarai saat ini. Sebelumnya tahun 2014 telah menggelar Karya Mamukur massal mengupacarai 43 puspa, sehingga tidak ada lagi atma yang tertinggal. *k16

Komentar