Desa Belum Punya BUMDes Diultimatum
BUMDes diharapkan membaca peluang pengembangan, seperti sektor kuliner, pemasaran produk, penjualan bahan bangunan, hingga homestay.
SINGARAJA, NusaBali
Sedikitnya ada 19 desa yang hingga saat ini belum memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Hal tersebut pun menjadi sorotan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD). Belasan desa yang belum membentuk BUMDes diberikan tenggat waktu hingga tahun depan.
Kepala Dinas PMD Buleleng, I Made Subur, Rabu (24/10) kemarin menjelaskan jika pembentukan BUMDes sangat penting untuk mengembangkan potensi desa masing-masing. “Ini sangat penting, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, pengembangan desa,” ungkapnya.
Belasan desa yang belum memiliki BUMDes ditekankannya untuk segera melakukan pengajuan d an pemetaan potensi yang dimiliki oleh desa. Namun Subur juga menekankan jika pendirian BUMDes agar lebih kreatif dengan usaha yang di kelola, tak melulu mengurusi simpan pinjam atau pengelolaan air bersih.
Potensi yang ada di desa, baik dari produksi pertanian, olahan pangan, kerajinan hingga peluang pendirian minimarket juga disebutnya menjadi alternatif yang tak kalah menjanjikan. Sehingga besarnya APBDes yang dikelola oleh desa tak sia-sia dan tepat sasaran.
Setelah pembentukan BUMDes siap, ia meminta agar aparat desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) duduk bersama. Selanjutnya dibentuk tim seleksi untuk memilih pengurus BUMDes. Sehingga pengelolaan bisa dilakukan dengan profesional. “Harus diseleksi, jangan asal comot, hanya karena ada kedekatan kekerabatan atau pertemanan, sehingga tak amburadul lagi karena faktor SDM seperti saat APBDes digelontorkan lewat program Gerbang Sadu cukup besar, mencapai Rp 1,02 miliar,” tegasnya.
Mantan Kepala Pelaksana BPBD Buleleng itu pun menekankan pengurus BUMDes harus memiliki jika entrepreneurship untuk mengembangkan potensi desa yang dimiliki. Selain itu pihaknya juga menekankan kepada 108 desa di Buleleng yang sudah memiliki BUMDes untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam mengembangkan desanya.
Seluruh pengurus BUMDes diharapkan pintar-pintar membaca peluang pasar dan sektor lain yang memungkinkan untuk dikembangkan. Seperti sektor kuliner, pemasaran produk, penjualan bahan bangunan, alat tulis kantor, membuat tour travel atau homestay, hingga mengelola sampah. *k23
Sedikitnya ada 19 desa yang hingga saat ini belum memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Hal tersebut pun menjadi sorotan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD). Belasan desa yang belum membentuk BUMDes diberikan tenggat waktu hingga tahun depan.
Kepala Dinas PMD Buleleng, I Made Subur, Rabu (24/10) kemarin menjelaskan jika pembentukan BUMDes sangat penting untuk mengembangkan potensi desa masing-masing. “Ini sangat penting, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, pengembangan desa,” ungkapnya.
Belasan desa yang belum memiliki BUMDes ditekankannya untuk segera melakukan pengajuan d an pemetaan potensi yang dimiliki oleh desa. Namun Subur juga menekankan jika pendirian BUMDes agar lebih kreatif dengan usaha yang di kelola, tak melulu mengurusi simpan pinjam atau pengelolaan air bersih.
Potensi yang ada di desa, baik dari produksi pertanian, olahan pangan, kerajinan hingga peluang pendirian minimarket juga disebutnya menjadi alternatif yang tak kalah menjanjikan. Sehingga besarnya APBDes yang dikelola oleh desa tak sia-sia dan tepat sasaran.
Setelah pembentukan BUMDes siap, ia meminta agar aparat desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) duduk bersama. Selanjutnya dibentuk tim seleksi untuk memilih pengurus BUMDes. Sehingga pengelolaan bisa dilakukan dengan profesional. “Harus diseleksi, jangan asal comot, hanya karena ada kedekatan kekerabatan atau pertemanan, sehingga tak amburadul lagi karena faktor SDM seperti saat APBDes digelontorkan lewat program Gerbang Sadu cukup besar, mencapai Rp 1,02 miliar,” tegasnya.
Mantan Kepala Pelaksana BPBD Buleleng itu pun menekankan pengurus BUMDes harus memiliki jika entrepreneurship untuk mengembangkan potensi desa yang dimiliki. Selain itu pihaknya juga menekankan kepada 108 desa di Buleleng yang sudah memiliki BUMDes untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam mengembangkan desanya.
Seluruh pengurus BUMDes diharapkan pintar-pintar membaca peluang pasar dan sektor lain yang memungkinkan untuk dikembangkan. Seperti sektor kuliner, pemasaran produk, penjualan bahan bangunan, alat tulis kantor, membuat tour travel atau homestay, hingga mengelola sampah. *k23
Komentar