Metal Detector di GSD Mubazir
Tak Pernah Difungsikan, Akhirnya Rusak
DENPASAR, NusaBali
Metal Detector pada pintu utama dan pintu belakang Gedung Sewaka Dharma (GSD) Lumintang, Denpasar hingga kini tak berfungsi. Alat untuk mendeteksi keberadaan metal atau logam ini merupakan bagian dari fasilitas Mal Pelayanan Publik (MPP) yang sudah ada sejak tahun 2012 lalu yang merupakan tahun pembangunan GSD. Sejak saat itu metal detector tersebut jarang difungsikan kecuali kegiatan urgent hingga akhirnya rusak dengan sendirinya.
Salah satu warga, Gede Grantika, 25, mengungkapkan, adanya metal detector ini hanya mempersempit gerak masuk ke dalam MPP, padahal alat ini tidak pernah berfungsi sama sekali. Pengunjung pun lalulalang dengan bebasnya tanpa pemeriksaan dari detector ini. "Mubazir sih, soalnya gak pernah dipakai. Masak dua detector ada malah gak difungsikan buat apa coba, mempersempit jalan malahan. Kasihan alat mahal gak terpakai," ujar Gede Grantika saat ditemui di MPP, Rabu (24/10).
Kepala UPT Pusat Informasi Publik, Gde Wira Kusuma Wahyudi saat dikonfirmasi mengungkapkan, metal detector tersebut pengadaannya sejak tahun 2012 lalu. Saat itu, dirinya belum menjadi Kepala UPT. Namun kata dia, alat tersebut memang dari awal jarang dipakai dengan alasan pengunjung MPP risih ketika masuk melalui matal detector yang terus berbunyi karena ponsel yang dibawa terdeteksi.
Hal itu membuat pihaknya memilih untuk tidak memfungsikan alat tersebut. Metal detector itu, kata dia, hanya dipakai beberapa kali saja dan sampai sekarang tidak dihidupkan lagi hingga akhirnya rusak dengan sendirinya pada rangkaian alat yang ditanam di dalam lantai. "Itu memang pengadaannya dari tahun 2012 lalu. Dipakai hanya beberapa kali, dan selanjutnya gak dipakai lagi yang akhirnya rusak. Lampunya hidup tapi pas orang masuk gak berfungsi," jelasnya.
Kata Wira, harga satuan dari alat tersebut tidak diketahuinya karena saat itu dirinya belum menjabat di UPT. Hal itu membuat alat itu menjadi mubazir tanpa dipergunakan sesuai peruntukannya. "Kalau sekarang alat satunya masih kita benerin, cuman yang satunya masih proses mendeteksi dimana permasalahannya. Kami ingin sih itu diperbaiki kembali. Kalau memang tidak berfungsi nanti kita carikan solusinya," ungkapnya. *mi
Metal Detector pada pintu utama dan pintu belakang Gedung Sewaka Dharma (GSD) Lumintang, Denpasar hingga kini tak berfungsi. Alat untuk mendeteksi keberadaan metal atau logam ini merupakan bagian dari fasilitas Mal Pelayanan Publik (MPP) yang sudah ada sejak tahun 2012 lalu yang merupakan tahun pembangunan GSD. Sejak saat itu metal detector tersebut jarang difungsikan kecuali kegiatan urgent hingga akhirnya rusak dengan sendirinya.
Salah satu warga, Gede Grantika, 25, mengungkapkan, adanya metal detector ini hanya mempersempit gerak masuk ke dalam MPP, padahal alat ini tidak pernah berfungsi sama sekali. Pengunjung pun lalulalang dengan bebasnya tanpa pemeriksaan dari detector ini. "Mubazir sih, soalnya gak pernah dipakai. Masak dua detector ada malah gak difungsikan buat apa coba, mempersempit jalan malahan. Kasihan alat mahal gak terpakai," ujar Gede Grantika saat ditemui di MPP, Rabu (24/10).
Kepala UPT Pusat Informasi Publik, Gde Wira Kusuma Wahyudi saat dikonfirmasi mengungkapkan, metal detector tersebut pengadaannya sejak tahun 2012 lalu. Saat itu, dirinya belum menjadi Kepala UPT. Namun kata dia, alat tersebut memang dari awal jarang dipakai dengan alasan pengunjung MPP risih ketika masuk melalui matal detector yang terus berbunyi karena ponsel yang dibawa terdeteksi.
Hal itu membuat pihaknya memilih untuk tidak memfungsikan alat tersebut. Metal detector itu, kata dia, hanya dipakai beberapa kali saja dan sampai sekarang tidak dihidupkan lagi hingga akhirnya rusak dengan sendirinya pada rangkaian alat yang ditanam di dalam lantai. "Itu memang pengadaannya dari tahun 2012 lalu. Dipakai hanya beberapa kali, dan selanjutnya gak dipakai lagi yang akhirnya rusak. Lampunya hidup tapi pas orang masuk gak berfungsi," jelasnya.
Kata Wira, harga satuan dari alat tersebut tidak diketahuinya karena saat itu dirinya belum menjabat di UPT. Hal itu membuat alat itu menjadi mubazir tanpa dipergunakan sesuai peruntukannya. "Kalau sekarang alat satunya masih kita benerin, cuman yang satunya masih proses mendeteksi dimana permasalahannya. Kami ingin sih itu diperbaiki kembali. Kalau memang tidak berfungsi nanti kita carikan solusinya," ungkapnya. *mi
Komentar