Buka Jasa Cuci Kendaraan hingga Ukir Besi
Kiat Rutan Gianyar Usir Kejenuhan Napi
GIANYAR, NusaBali
Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Gianyar punya kiat lain untuk mengusir rasa jenuh pada narapidana (napi) selama menjalani hukuman. Ruang-ruang yang awalnya kosong tak bermanfaat, disulap jadi tempat usaha. Seperti pencucian kendaraan dan laundry. Sementara potensi sumber daya manusianya diberdayakan yakni mengukir besi metal asesoris motor gede jenis Harley Davidson. Tiga jenis kegiatan pembinaan napi ini diresmikan pada Rabu (24/10).
Kepala Rutan Gianyar I Nyoman Mudana mengatakan lokasi laundry dan pencucian mobil/sepeda motor memanfaatkan bekas garasi di sisi timur rutan. Setelah dibuka, persis bersanding dengan areal Pasar Umum Gianyar yang ramai. Ide awal pemberdayaan napi ini, bermula dari rasa prihatinnya melihat kondisi rutan yang over kapasitas minim aktifitas. “Sejak resmi bertugas disini, saya mulai keliling rutan. Melihat situasi dan serap aspirasi penghuni rutan,” jelasnya yang baru menjabat sejak 2 bulan terakhir ini.
Pembongkaran garasi pun dimulai sejak saat itu. Bekerjasama dengan pihak ketiga, termasuk sarana prasarana pencucian dan laundry. “Saat ini laundry sudah ada 3 mesin cuci. Tapi untuk pencucian mobil belum bisa pakai hidrolik, masih manual,” jelasnya.
Untuk operasionalnya, 12 napi dikerahkan. Para napi ini pun tidak sembarangan napi, mereka harus melalui beberapa tahap seleksi. “Dari total 56 warga binaan, kami seleksi yang memenuhi syarat cuma 32 orang. Selanjutnya kami seleksi lagi yang masa tahanannya sudah setengah jalan. Juga kami seleksi napi yang berkelakuan baik. Akhirnya terpilih 6 napi untuk pencucian kendaraan dan 6 napi untuk laundry,” jelas Mudana.
Sebagai motivasi, pihaknya sudah mendekati sejumlah instansi agar bersedia menjadi pelanggan. “Saat ini baru 3, yakni PDAM Gianyar, kepolisian dan Pemkab Gianyar,” ujarnya. Per unit mobil, jasa cuci ini mengenakan tarif Rp 40.000. Sedangkan untuk sepeda motor sekitar Rp 10.000 - Rp 15.000. Hasil dari usaha ini, kata Mudana, dibagi sama rata dengan pihak ketiga. Sebab, rutan hanya menyediakan tempat dan tenaga. Sementara sarana prasarana dibantu pihak ketiga. “Nanti napi dapat fee sesuai kinerjanya,” ujarnya.
Terkait sisi pengamanan pihaknya mengaku selalu siaga. Setiap saat, dua petugas disiagakan untuk melakukan pengawasan. “Selama mereka bekerja, pegawai Rutan akan selalu menjaga mereka,” jelasnya.
Jasa laundry dibuka pukul 08.00 wita-16.00 Wita dan cuci kendaraan buka pukul 08.00 Wita-17.00 Wita. Selain dua usaha ini, kegiatan menarik lain yang dilakukan napi yakni mengukir besi metal motor gede Harley Davidson. Khusus untuk jasa ukir besi body mesin harley, harus dikerjakan di dalam Rutan. “Karena mereka pakai palu dan benda tajam, maka harus kerja di depan pegawai kami, itu perhatian lebih khusus,” ungkapnya.
Mudana menambahkan, dalam menjalankan usaha ini, pihak Rutan bekerja sama dengan pengusaha. “Jasa ukir besi ini juga kerja sama dengan pengusaha. Jadi alat-alatnya disiapkan pengusaha, napi tinggal mengukir di Rutan,” jelasnya. Salah seorang napi pengukir besi metal, I Wayan Wiguna Artha tampak lihai memainkan pahat dan palu. Pria bertato ini napi kasus narkoba asal Banjar Bayad, Desa/Kecamatan Tegallalang. Ia mengaku baru belajar mengukir besi. Sebelumnya, bapak tiga anak ini hanya sebatas mengukir kayu. Dikatakan, dirinya belajar mengukir besi bersama napi lain Ketut Budiarta. “Dulu mengukir kayu, sekarang bedanya besi. Agak berbeda rasanya,” ujar Wiguna Artha yang dihukum empat tahun penjara itu.
Aktivitas Wiguna Artha dan Budiarta itu terus dipantau oleh Kepala Rutan Gianyar Nyoman Mudana yang bekerja sama dengan Founder Skullsnation Biker Jewelry, Dewa Danu Saputra, yang khusus menerima pesanan mengukir motor gede. Dewa Danu yang hadir dalam acara peluncuran kesenian ukiran besi, laundry dan cuci kendaraan, mengaku membutuhkan tenaga.
“Sebetulnya ada tenaga saya yang sudah ahli masuk ke sini (Rutan, Red). Dari pada saya cari tenaga baru, maka saya minta izin supaya tenaga saya bisa bekerja di dalam. Termasuk kami ajari napi lainnya untuk menambah tenaga,” terang Dewa Danu.
Sebagai perusahaan yang memiliki waiting list selama dua tahun dengan customer dari luar negeri, Dewa Danu mengaku kewalahan mengerjakan orderan. “Kalau mereka bebas, sangat mungkin kami pekerjakan. Sekarang ini kami latih mereka dulu, yang penting ada niat,” ujarnya. Apabila sudah ahli mengukir, maka ongkos yang ditawarkan untuk satu kendaraan harley bisa mencapai Rp 25 juta. “Rutan, menurut saya agar beri pembinaan, bukan penghukuman. Dengan keahlian ini, mantan napi nanti bisa support keluarganya,” ujarnya.
Selain tiga jasa itu, napi perempuan juga bergerak di bidang jasa makanan, yakni katering. Hanya saja, jasa katering ini baru mencakup internal Rutan saja. Apabila ada acara di Rutan, baru melibatkan katering Rutan yang dikerjakan lima napi perempuan. Penghuni Rutan Gianyar 126 orang. Dari jumlah itu, 70 napi dan 56 tahanan. Jumlah hunian Rutan tergolong overload karena daya tampungnya hanya 44 orang. *nvi
Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Gianyar punya kiat lain untuk mengusir rasa jenuh pada narapidana (napi) selama menjalani hukuman. Ruang-ruang yang awalnya kosong tak bermanfaat, disulap jadi tempat usaha. Seperti pencucian kendaraan dan laundry. Sementara potensi sumber daya manusianya diberdayakan yakni mengukir besi metal asesoris motor gede jenis Harley Davidson. Tiga jenis kegiatan pembinaan napi ini diresmikan pada Rabu (24/10).
Kepala Rutan Gianyar I Nyoman Mudana mengatakan lokasi laundry dan pencucian mobil/sepeda motor memanfaatkan bekas garasi di sisi timur rutan. Setelah dibuka, persis bersanding dengan areal Pasar Umum Gianyar yang ramai. Ide awal pemberdayaan napi ini, bermula dari rasa prihatinnya melihat kondisi rutan yang over kapasitas minim aktifitas. “Sejak resmi bertugas disini, saya mulai keliling rutan. Melihat situasi dan serap aspirasi penghuni rutan,” jelasnya yang baru menjabat sejak 2 bulan terakhir ini.
Pembongkaran garasi pun dimulai sejak saat itu. Bekerjasama dengan pihak ketiga, termasuk sarana prasarana pencucian dan laundry. “Saat ini laundry sudah ada 3 mesin cuci. Tapi untuk pencucian mobil belum bisa pakai hidrolik, masih manual,” jelasnya.
Untuk operasionalnya, 12 napi dikerahkan. Para napi ini pun tidak sembarangan napi, mereka harus melalui beberapa tahap seleksi. “Dari total 56 warga binaan, kami seleksi yang memenuhi syarat cuma 32 orang. Selanjutnya kami seleksi lagi yang masa tahanannya sudah setengah jalan. Juga kami seleksi napi yang berkelakuan baik. Akhirnya terpilih 6 napi untuk pencucian kendaraan dan 6 napi untuk laundry,” jelas Mudana.
Sebagai motivasi, pihaknya sudah mendekati sejumlah instansi agar bersedia menjadi pelanggan. “Saat ini baru 3, yakni PDAM Gianyar, kepolisian dan Pemkab Gianyar,” ujarnya. Per unit mobil, jasa cuci ini mengenakan tarif Rp 40.000. Sedangkan untuk sepeda motor sekitar Rp 10.000 - Rp 15.000. Hasil dari usaha ini, kata Mudana, dibagi sama rata dengan pihak ketiga. Sebab, rutan hanya menyediakan tempat dan tenaga. Sementara sarana prasarana dibantu pihak ketiga. “Nanti napi dapat fee sesuai kinerjanya,” ujarnya.
Terkait sisi pengamanan pihaknya mengaku selalu siaga. Setiap saat, dua petugas disiagakan untuk melakukan pengawasan. “Selama mereka bekerja, pegawai Rutan akan selalu menjaga mereka,” jelasnya.
Jasa laundry dibuka pukul 08.00 wita-16.00 Wita dan cuci kendaraan buka pukul 08.00 Wita-17.00 Wita. Selain dua usaha ini, kegiatan menarik lain yang dilakukan napi yakni mengukir besi metal motor gede Harley Davidson. Khusus untuk jasa ukir besi body mesin harley, harus dikerjakan di dalam Rutan. “Karena mereka pakai palu dan benda tajam, maka harus kerja di depan pegawai kami, itu perhatian lebih khusus,” ungkapnya.
Mudana menambahkan, dalam menjalankan usaha ini, pihak Rutan bekerja sama dengan pengusaha. “Jasa ukir besi ini juga kerja sama dengan pengusaha. Jadi alat-alatnya disiapkan pengusaha, napi tinggal mengukir di Rutan,” jelasnya. Salah seorang napi pengukir besi metal, I Wayan Wiguna Artha tampak lihai memainkan pahat dan palu. Pria bertato ini napi kasus narkoba asal Banjar Bayad, Desa/Kecamatan Tegallalang. Ia mengaku baru belajar mengukir besi. Sebelumnya, bapak tiga anak ini hanya sebatas mengukir kayu. Dikatakan, dirinya belajar mengukir besi bersama napi lain Ketut Budiarta. “Dulu mengukir kayu, sekarang bedanya besi. Agak berbeda rasanya,” ujar Wiguna Artha yang dihukum empat tahun penjara itu.
Aktivitas Wiguna Artha dan Budiarta itu terus dipantau oleh Kepala Rutan Gianyar Nyoman Mudana yang bekerja sama dengan Founder Skullsnation Biker Jewelry, Dewa Danu Saputra, yang khusus menerima pesanan mengukir motor gede. Dewa Danu yang hadir dalam acara peluncuran kesenian ukiran besi, laundry dan cuci kendaraan, mengaku membutuhkan tenaga.
“Sebetulnya ada tenaga saya yang sudah ahli masuk ke sini (Rutan, Red). Dari pada saya cari tenaga baru, maka saya minta izin supaya tenaga saya bisa bekerja di dalam. Termasuk kami ajari napi lainnya untuk menambah tenaga,” terang Dewa Danu.
Sebagai perusahaan yang memiliki waiting list selama dua tahun dengan customer dari luar negeri, Dewa Danu mengaku kewalahan mengerjakan orderan. “Kalau mereka bebas, sangat mungkin kami pekerjakan. Sekarang ini kami latih mereka dulu, yang penting ada niat,” ujarnya. Apabila sudah ahli mengukir, maka ongkos yang ditawarkan untuk satu kendaraan harley bisa mencapai Rp 25 juta. “Rutan, menurut saya agar beri pembinaan, bukan penghukuman. Dengan keahlian ini, mantan napi nanti bisa support keluarganya,” ujarnya.
Selain tiga jasa itu, napi perempuan juga bergerak di bidang jasa makanan, yakni katering. Hanya saja, jasa katering ini baru mencakup internal Rutan saja. Apabila ada acara di Rutan, baru melibatkan katering Rutan yang dikerjakan lima napi perempuan. Penghuni Rutan Gianyar 126 orang. Dari jumlah itu, 70 napi dan 56 tahanan. Jumlah hunian Rutan tergolong overload karena daya tampungnya hanya 44 orang. *nvi
1
Komentar