ITDC Kembangkan Pariwisata Bali Utara
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) siap mengembangkan pariwisata di Bali Utara, dengan investasi sebesar Rp 2,87 triliun.
Nilai Proyek Rp 2,87 Triliun, Berlokasi di Pantai Desa Pejarakan
MANGUPURA, NusaBali
Lahan yang akan dijadikan objek pengembangan hotel berbintang berikut fasilitas pendukungnya nanti berada di pesisir pantai kawasan Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng (Barat).
Rencana pengembangan pariwisata senilai Rp 2,87 triliun ini diungkapkan Managing Director ITDC, Wayan Karioka, saat menggelar acara ‘Apretiation Night’ atas suksesnya perhelatan akbar Annual Meeting IMF-World Bank, 8-14 Oktober 2018, di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Rabu (24/10) malam.
Wayan Karioka mengatakan, sudah ada dua investor yang teken kontrak kerjasama untuk mengembangkan pariwisata Bali Utara terebut. Dua investor yang digandeng tersebut, masing-masing PT Wijaya Karya dan dan PT AMORSK Indonesia. Kedua investor tersebut telah teken kerjasama dengan Menjangan Group. Menurut Karioka, kerja sama dengan dua investor ini adalah untuk mengembangkan lahan seluas 200 hektare yang berlokasi di pesisir pantai kawasan Desa Pejarakan, Keca-matan Gerokgak.
Karioka menyebutkan, nilai investasi untuk pengembangan pariwisata di Desa Pejarakan ini mencapai 198 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2,87 triliun. Sedangkan lahan seluas 200 herkare yang terletak di tepi pantai tersebut nantinya akan dikembangkan sebagai lifestyle hub, yang terdiri dari hotel berbintang, vila, retail village, hutan mangrove, marina, dan Terminal Kapal Pesiar.
Disebutkan, proyek pengembangan pariwisata Bali Utara di lahan seluas 200 hektare ini ditargetkan sudah rampung alias beroperasi tahun 2022 mendatang. Sedangkan penggarapan proyek akan dimulai tahun 2019 nanti.
“Pengembangan pariwisata untuk Bali Utara dilakukan karena akses dari jalur udara belum optimal, sehingga perlu ditingkatkan akses lain, yakni jalur laut dan darat. Bisa lewat laut melalui kapal pesiar seperti yang direncanakan, dan bisa juga lewat darat,” papar Karioka.
“Ketika hal itu bisa terwujud, maka tujuan pariwisata akan tercapai. Dengan dibukanya jalur laut, maka pengembangan ITDC Bali Utara akan dilakukan. Proyek ITDC Bali Utara konsep pengembanganya hampir sama dengan Nusa Dua,” lanjut Karioka.
Rencana pengembangan ini, kata Karioka, seiring dengan komitmen pemerintah untuk membuka kerja sama jalur laut berupa cruise dengan Singapura. Pengembangan ini dinilai sangat penting untuk mendukung program pemerintah, sehingga tak terjadi ketimpangan antara Bali Utara dan Bali Selatan.
Menurut Karioka, untuk merealisasikan rencana pengembangan pariwisata Bali Utara senilai Rp 2,87 triliun tersebut, sudah berapa kali dilakukan kunjungan oleh Kementerian BUMN ke lokasi proyek di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak. Proyek akan mulai digarap tahun 2019 nanti.
Konsep dasar pengembangan ITDC Bali Utara nanti, kata Karioka, sesuai dengan kekuatan Bali yang mengakat kearifan lokal. “Kerjasama yang telah ditandatangani ini menambah portofolio pengembangan bisnis destinasi pariwisata yang kami kelola. Ini menunjukkan keseriusan kami dalam menggarap lini bisnis baru Destination Management Organization (DMO),” tegas Karioka.
Pengembangan pariwisata Bali Utara itu sendiri merupakan salah satu dari 21 proyek di Indonesia yang dikerjasamakan Kementerian BUMN dan telah mendapatkan investor. Tekan kontrak dilakukan di sela-sela pelaksanaan Annual Meeting IMF-World Bank di Nusa Dua, 8-14 Oktober 2018 lalu. Penandatanganan kontrak saat itu disaksikan langsung Presiden Jokowi.
Sedangkan 20 proyek lainnya, antara lain, pembiayaan pengembangan Destinasi Pariwisata Mandalika antara Indonesia Tourism Development Corporation dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) senilai 248,4 juta dolar AS, Pembiayaan Pengembangan Destinasi Pariwisata Mandalika antara Indonesia Tourism Development Corporation dengan Indonesia Eximbank senilai 89,5 juta dolar AS, dan kemitraan strategis di industri bandara antara PT Angkasa Pura II dengan Danareksa Sekuritas senilai 500 juta dolar AS.
Menteri BUMN, Rini Soemarno, mengatakan dalam upaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dari barat ke bagian timur Indonesia, pihaknya akan terus berlanjut memainkan peran aktif, terutama terkait infrastruktur yang layak secara komersial proyek.
"Pemerintah sangat berkomitmen untuk memastikan proyek yang ditawarkan kepada investor, memberikan tingkat pengembalian yang menarik dengan risiko yang dapat dikelola," ujar Rini S Soemarno dilansir Liputan6.com dalam Indonesia Invesment Forum 2018’ di Nusa Dua, 11 Oktober 2018 lalu. *po
MANGUPURA, NusaBali
Lahan yang akan dijadikan objek pengembangan hotel berbintang berikut fasilitas pendukungnya nanti berada di pesisir pantai kawasan Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng (Barat).
Rencana pengembangan pariwisata senilai Rp 2,87 triliun ini diungkapkan Managing Director ITDC, Wayan Karioka, saat menggelar acara ‘Apretiation Night’ atas suksesnya perhelatan akbar Annual Meeting IMF-World Bank, 8-14 Oktober 2018, di Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Rabu (24/10) malam.
Wayan Karioka mengatakan, sudah ada dua investor yang teken kontrak kerjasama untuk mengembangkan pariwisata Bali Utara terebut. Dua investor yang digandeng tersebut, masing-masing PT Wijaya Karya dan dan PT AMORSK Indonesia. Kedua investor tersebut telah teken kerjasama dengan Menjangan Group. Menurut Karioka, kerja sama dengan dua investor ini adalah untuk mengembangkan lahan seluas 200 hektare yang berlokasi di pesisir pantai kawasan Desa Pejarakan, Keca-matan Gerokgak.
Karioka menyebutkan, nilai investasi untuk pengembangan pariwisata di Desa Pejarakan ini mencapai 198 juta dolar AS atau setara dengan Rp 2,87 triliun. Sedangkan lahan seluas 200 herkare yang terletak di tepi pantai tersebut nantinya akan dikembangkan sebagai lifestyle hub, yang terdiri dari hotel berbintang, vila, retail village, hutan mangrove, marina, dan Terminal Kapal Pesiar.
Disebutkan, proyek pengembangan pariwisata Bali Utara di lahan seluas 200 hektare ini ditargetkan sudah rampung alias beroperasi tahun 2022 mendatang. Sedangkan penggarapan proyek akan dimulai tahun 2019 nanti.
“Pengembangan pariwisata untuk Bali Utara dilakukan karena akses dari jalur udara belum optimal, sehingga perlu ditingkatkan akses lain, yakni jalur laut dan darat. Bisa lewat laut melalui kapal pesiar seperti yang direncanakan, dan bisa juga lewat darat,” papar Karioka.
“Ketika hal itu bisa terwujud, maka tujuan pariwisata akan tercapai. Dengan dibukanya jalur laut, maka pengembangan ITDC Bali Utara akan dilakukan. Proyek ITDC Bali Utara konsep pengembanganya hampir sama dengan Nusa Dua,” lanjut Karioka.
Rencana pengembangan ini, kata Karioka, seiring dengan komitmen pemerintah untuk membuka kerja sama jalur laut berupa cruise dengan Singapura. Pengembangan ini dinilai sangat penting untuk mendukung program pemerintah, sehingga tak terjadi ketimpangan antara Bali Utara dan Bali Selatan.
Menurut Karioka, untuk merealisasikan rencana pengembangan pariwisata Bali Utara senilai Rp 2,87 triliun tersebut, sudah berapa kali dilakukan kunjungan oleh Kementerian BUMN ke lokasi proyek di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak. Proyek akan mulai digarap tahun 2019 nanti.
Konsep dasar pengembangan ITDC Bali Utara nanti, kata Karioka, sesuai dengan kekuatan Bali yang mengakat kearifan lokal. “Kerjasama yang telah ditandatangani ini menambah portofolio pengembangan bisnis destinasi pariwisata yang kami kelola. Ini menunjukkan keseriusan kami dalam menggarap lini bisnis baru Destination Management Organization (DMO),” tegas Karioka.
Pengembangan pariwisata Bali Utara itu sendiri merupakan salah satu dari 21 proyek di Indonesia yang dikerjasamakan Kementerian BUMN dan telah mendapatkan investor. Tekan kontrak dilakukan di sela-sela pelaksanaan Annual Meeting IMF-World Bank di Nusa Dua, 8-14 Oktober 2018 lalu. Penandatanganan kontrak saat itu disaksikan langsung Presiden Jokowi.
Sedangkan 20 proyek lainnya, antara lain, pembiayaan pengembangan Destinasi Pariwisata Mandalika antara Indonesia Tourism Development Corporation dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) senilai 248,4 juta dolar AS, Pembiayaan Pengembangan Destinasi Pariwisata Mandalika antara Indonesia Tourism Development Corporation dengan Indonesia Eximbank senilai 89,5 juta dolar AS, dan kemitraan strategis di industri bandara antara PT Angkasa Pura II dengan Danareksa Sekuritas senilai 500 juta dolar AS.
Menteri BUMN, Rini Soemarno, mengatakan dalam upaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dari barat ke bagian timur Indonesia, pihaknya akan terus berlanjut memainkan peran aktif, terutama terkait infrastruktur yang layak secara komersial proyek.
"Pemerintah sangat berkomitmen untuk memastikan proyek yang ditawarkan kepada investor, memberikan tingkat pengembalian yang menarik dengan risiko yang dapat dikelola," ujar Rini S Soemarno dilansir Liputan6.com dalam Indonesia Invesment Forum 2018’ di Nusa Dua, 11 Oktober 2018 lalu. *po
1
Komentar