Pengawasan Kantin Agar Diperketat
Dewan Badung berharap pengecek terhadap kantin-kantin sekolah dilakukan rutin 1 bulan atau 2 bulan sekali.
Antisipasi Terulangnya Kasus Keracunan Siswa
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung menyarankan untuk memperketat pengawasan internal terhadap produk makanan dan minuman yang diperjualbelikan di lingkungan sekolah. Ini demi mengantisipasi kasus keracunan terjadi kepada siswa.
“Sekolah kami rasa perlu memberikan perhatian khusus segala bentuk macam makanan dan jajanan yang dijual di lingkungan sekolah, termasuk kantin. Ini yang saya bilang pengawasan internal,” kata Kepala Disdikpora Badung I Ketut Widia Astika, Jumat (26/10) kemarin.
Menurut dia, pengawasan secara internal ini penting untuk memberikan kepastikan produk makanan dan minuman yang diperjualbelikan di lingkungan sekolah layak konsumsi, Sehingga bisa mengantisipasi kasus keracunan seperti yang terjadi di SDN 1 Abainsemal Dauh Yeh Cani. “Walau ini sifatnya kasuistik, tapi kasus ini bisa menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan di Badung. Syukur tidak ada korban jiwa,” ucapnya.
Astika menegaskan, selama ini pemeriksaan terhadap kantin di sekolah sudah menjadi agenda rutin, karena Badung telah bekerjasama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM). “Tapi memang tidak setiap saat kita cek, makanya ada waktunya kami turun melakukan pengecekan. Kami pun juga sudah rutin melakukan pembinaan kepada sekolah-sekolah terkait hal ini,” akunya.“Mudah-mudahan kasus ini tidak terjadi lagi kedepannya,” harap Astika sembari menyarankan lagi agar sekolah memperkatat pengawasan secarai internal.
Kasus keracunan ini juga menjadi perhatian Komisi IV DPRD Badung yang membidangi terkait pendidikan. Wakil rakyat berharap pemerintah melakukan pemeriksaan rutin terhadap seluruh kantin di sekolah-sekolah, untuk memastikan higienisitas barang-barang dagangan yang dijual kepada siswa.
Bila perlu, harap wakil rakyat di Sempidi, pengecek terhadap kantin-kantin sekolah dilakukan 1 bulan atau 2 bulan sekali. Dengan pengecekan rutin tentu akan terpantau kualitas produk makanan atau minuman yan dijual kepada anak-anak. “Kami berharap pemerintah terkait menyikapi ini secara serius, kasus ini kan sudah beberapa kali terjadi. Jadi bukan kali ini saja. Jadi, kami sarankan pemerintah dan sekolah bekerjasama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM) melakukan pengecekan rutin,” harap Ketua Komisi IV DPRD Badung AAN Ketut Agus Nadi Putra, Jumat (26/10).
Dengan pengecekan ini, akan diketahui apakah produk yang dijual di kantin-kantin sekolah higienis atau tidak. Kalau sudah berstandar, maka siswa akan aman saat mengonsumsinya. “Jadi sekolah menyiapkan kantin higienis untuk menanggulangi keracunan seperti ini,” tegas politisi partai Golkar itu.
Bila perlu, lanjutnya, bikin kantin sekolah yang representatif. Artinya dari tempat bersih, kualitas makanan higienis. “Intinya kedepannya perlu dipikirkan kantin yang layak dan menarik. Apalagi ada WiFi gratis, tempat duduk yang bersih, kualitas makanan bagus, kan nyaman jadinya, ” terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Badung dr. I Gede Putra Suteja secara terpisah menegaskan bila pihaknya telah secara rutin melakukan pengecekan makanan di kantin sekolah. “Iya, rutin kami melakukan pengecekan baik itu dilakukan pihak puskesmas dan ambulan desa setempat,” ujarnya sembari berharap kasus keracunan yang terjadi di lingkungan sekolah tidak terjadi lagi kedepannya.
Disinggung terkait kapan hasil laboratorium terhadap sampel makanan dan muntahan keluar, dr Suteja menegaskan sampai sekarang belum turun. “Belum turun hasilnya,” tandas pejabat asal Mengwi tersebut.
Hal senada juga disampaikan, Kepala Puskesmas Abiansemal I, drg Ni Nyoman Rai Sukadani. “Iya, belum turun hasil laboratoriumnya. Kami pun masih menunggu, kalau sudah datang hasil labnya tyang kabari,” tegasnya.
Seperti diketahui, keracunan massal yang terjadi di lingkungan sekolah kembali terjadi. Kali ini menimpa siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Abiansemal Dauh Yeh Cani, Kecamatan Abiansemal, mengalami keracunan, Rabu (24/10) siang kemarin. Bahkan, sebanyak 14 siswa terpaksa dilarikan ke Puskesmas Abiansemal I untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, dan 204 lainnya terpaksa dipulangkan lebih awal. *asa
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Badung menyarankan untuk memperketat pengawasan internal terhadap produk makanan dan minuman yang diperjualbelikan di lingkungan sekolah. Ini demi mengantisipasi kasus keracunan terjadi kepada siswa.
“Sekolah kami rasa perlu memberikan perhatian khusus segala bentuk macam makanan dan jajanan yang dijual di lingkungan sekolah, termasuk kantin. Ini yang saya bilang pengawasan internal,” kata Kepala Disdikpora Badung I Ketut Widia Astika, Jumat (26/10) kemarin.
Menurut dia, pengawasan secara internal ini penting untuk memberikan kepastikan produk makanan dan minuman yang diperjualbelikan di lingkungan sekolah layak konsumsi, Sehingga bisa mengantisipasi kasus keracunan seperti yang terjadi di SDN 1 Abainsemal Dauh Yeh Cani. “Walau ini sifatnya kasuistik, tapi kasus ini bisa menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan di Badung. Syukur tidak ada korban jiwa,” ucapnya.
Astika menegaskan, selama ini pemeriksaan terhadap kantin di sekolah sudah menjadi agenda rutin, karena Badung telah bekerjasama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM). “Tapi memang tidak setiap saat kita cek, makanya ada waktunya kami turun melakukan pengecekan. Kami pun juga sudah rutin melakukan pembinaan kepada sekolah-sekolah terkait hal ini,” akunya.“Mudah-mudahan kasus ini tidak terjadi lagi kedepannya,” harap Astika sembari menyarankan lagi agar sekolah memperkatat pengawasan secarai internal.
Kasus keracunan ini juga menjadi perhatian Komisi IV DPRD Badung yang membidangi terkait pendidikan. Wakil rakyat berharap pemerintah melakukan pemeriksaan rutin terhadap seluruh kantin di sekolah-sekolah, untuk memastikan higienisitas barang-barang dagangan yang dijual kepada siswa.
Bila perlu, harap wakil rakyat di Sempidi, pengecek terhadap kantin-kantin sekolah dilakukan 1 bulan atau 2 bulan sekali. Dengan pengecekan rutin tentu akan terpantau kualitas produk makanan atau minuman yan dijual kepada anak-anak. “Kami berharap pemerintah terkait menyikapi ini secara serius, kasus ini kan sudah beberapa kali terjadi. Jadi bukan kali ini saja. Jadi, kami sarankan pemerintah dan sekolah bekerjasama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM) melakukan pengecekan rutin,” harap Ketua Komisi IV DPRD Badung AAN Ketut Agus Nadi Putra, Jumat (26/10).
Dengan pengecekan ini, akan diketahui apakah produk yang dijual di kantin-kantin sekolah higienis atau tidak. Kalau sudah berstandar, maka siswa akan aman saat mengonsumsinya. “Jadi sekolah menyiapkan kantin higienis untuk menanggulangi keracunan seperti ini,” tegas politisi partai Golkar itu.
Bila perlu, lanjutnya, bikin kantin sekolah yang representatif. Artinya dari tempat bersih, kualitas makanan higienis. “Intinya kedepannya perlu dipikirkan kantin yang layak dan menarik. Apalagi ada WiFi gratis, tempat duduk yang bersih, kualitas makanan bagus, kan nyaman jadinya, ” terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Badung dr. I Gede Putra Suteja secara terpisah menegaskan bila pihaknya telah secara rutin melakukan pengecekan makanan di kantin sekolah. “Iya, rutin kami melakukan pengecekan baik itu dilakukan pihak puskesmas dan ambulan desa setempat,” ujarnya sembari berharap kasus keracunan yang terjadi di lingkungan sekolah tidak terjadi lagi kedepannya.
Disinggung terkait kapan hasil laboratorium terhadap sampel makanan dan muntahan keluar, dr Suteja menegaskan sampai sekarang belum turun. “Belum turun hasilnya,” tandas pejabat asal Mengwi tersebut.
Hal senada juga disampaikan, Kepala Puskesmas Abiansemal I, drg Ni Nyoman Rai Sukadani. “Iya, belum turun hasil laboratoriumnya. Kami pun masih menunggu, kalau sudah datang hasil labnya tyang kabari,” tegasnya.
Seperti diketahui, keracunan massal yang terjadi di lingkungan sekolah kembali terjadi. Kali ini menimpa siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Abiansemal Dauh Yeh Cani, Kecamatan Abiansemal, mengalami keracunan, Rabu (24/10) siang kemarin. Bahkan, sebanyak 14 siswa terpaksa dilarikan ke Puskesmas Abiansemal I untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, dan 204 lainnya terpaksa dipulangkan lebih awal. *asa
Komentar