Kekeringan, Hektaran Kebun Terbakar
Tanaman produktif, seperti kelapa, kakao, dan pisang di areal kebun itu ikut dilalap api.
NEGARA, NusaBali
Kebakaran menimpa lahan kebun milik seorang warga, Ni Nyoman Muliati,63, di Banjar Rangdu, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Jumat (26/10) siang. Kebakaran semak-semak akibat kekeringan ini di lahan kebun seluas 4,8 hektare. Api merembet di lahan hampir seluas dua haktare. Akibatnya, sejumlah tanaman produktif, seperti kelapa, kakao, dan pisang di areal kebun itu ikut dilalap api, dan beberapa terancam gagal panen.
Berdasarkan informasi, kebakaran itu diketahui warga sekitar pukul 12.00 Wita. Begitu menerima laporan kebakaran tersebut, Seksi Damkar Satpol PP Jembrana dengan mengerahkan empat armada mobil Damkar beserta dua regu atau delapan personel Damkar langsung diterjunkan ke lokasi. “Yang terbakar dadaunan dan semak-semak kering. Karena hampir merata tumbuh semak-semak kering itu, apinya cepat merembet,” kata Kabid Linmas pada Satpol PP Jembrana, I Putu Pranajaya, yang juga turun langsung ke lokasi, Jumat kemarin.
Dalam melakukan pemadaman kebakaran tersebut, pihaknya juga sempat mengalami kesulitan untuk mengakses lokasi kebun yang agak jauh dari sisi jalan tersebut. Untuk membawa armada Damkar sampai ke lokasi, jajaranya harus menerabas sejumlah pagar di areal perkebunan sekitar. Saat melakukan penanganan hingga memastikan seluruh titik api sudah benar-benar padam, juga dibutuhkan waktu sekitar 3 jam lebih. “Tadi sampai habis 10 tangki air, dan tidak ada sumber air terdekat, sehingga tadi harus mencari sumber air dari hydrant di Kota,” ujarnya.
Terkait penyebab kebakaran di lahan kebun tersebut, kata Pranajaya, belum diketahui secara pasti. Namun, diduga kebakaran yang merembet pada areal sekitar 2 hektare dari total lahan kebun seluas 4,8 hektare, itu terjadi karena ada seseorang yang tidak sengaja membuang puntung rokok, mengingat lokasi kebun itu juga sering dilintasi wara sekitar. “Beberapa tanaman kelapa, kakao, pisang, ada beberapa hangus terbakar. Tetapi yang lainnya, masih ada selamat. Cuman Pemilik khwatir beberapa tanaman lainnya itu nanti ikut mati. Sementara belum dapat dipastikan kerugian materinya,” ungkapnya.
Dari catatan pihaknya, kebakaran lahan kebun di Banjar Rangdu, Desa Pohsanten, Jumat kemarin itu, menjadi peristiwa kebakaran lahan kebun yang keempat selama Oktober 2018. Serentetan kebakaran lahan kebun, itu pun tidak terlepas dengan musim kemarau yang terjadi sejak hampir beberapa bulan belakangan ini. “Selama musim kering seperti sekarang, kami imbau warga tidak sembarangan membuang puntung rokok, dupa, ataupun sumber-sumber api lainnya. Sangat rawan terjadi kebakaran pada musim-musim kemarau,” pungkasnya. *ode
Kebakaran menimpa lahan kebun milik seorang warga, Ni Nyoman Muliati,63, di Banjar Rangdu, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Jumat (26/10) siang. Kebakaran semak-semak akibat kekeringan ini di lahan kebun seluas 4,8 hektare. Api merembet di lahan hampir seluas dua haktare. Akibatnya, sejumlah tanaman produktif, seperti kelapa, kakao, dan pisang di areal kebun itu ikut dilalap api, dan beberapa terancam gagal panen.
Berdasarkan informasi, kebakaran itu diketahui warga sekitar pukul 12.00 Wita. Begitu menerima laporan kebakaran tersebut, Seksi Damkar Satpol PP Jembrana dengan mengerahkan empat armada mobil Damkar beserta dua regu atau delapan personel Damkar langsung diterjunkan ke lokasi. “Yang terbakar dadaunan dan semak-semak kering. Karena hampir merata tumbuh semak-semak kering itu, apinya cepat merembet,” kata Kabid Linmas pada Satpol PP Jembrana, I Putu Pranajaya, yang juga turun langsung ke lokasi, Jumat kemarin.
Dalam melakukan pemadaman kebakaran tersebut, pihaknya juga sempat mengalami kesulitan untuk mengakses lokasi kebun yang agak jauh dari sisi jalan tersebut. Untuk membawa armada Damkar sampai ke lokasi, jajaranya harus menerabas sejumlah pagar di areal perkebunan sekitar. Saat melakukan penanganan hingga memastikan seluruh titik api sudah benar-benar padam, juga dibutuhkan waktu sekitar 3 jam lebih. “Tadi sampai habis 10 tangki air, dan tidak ada sumber air terdekat, sehingga tadi harus mencari sumber air dari hydrant di Kota,” ujarnya.
Terkait penyebab kebakaran di lahan kebun tersebut, kata Pranajaya, belum diketahui secara pasti. Namun, diduga kebakaran yang merembet pada areal sekitar 2 hektare dari total lahan kebun seluas 4,8 hektare, itu terjadi karena ada seseorang yang tidak sengaja membuang puntung rokok, mengingat lokasi kebun itu juga sering dilintasi wara sekitar. “Beberapa tanaman kelapa, kakao, pisang, ada beberapa hangus terbakar. Tetapi yang lainnya, masih ada selamat. Cuman Pemilik khwatir beberapa tanaman lainnya itu nanti ikut mati. Sementara belum dapat dipastikan kerugian materinya,” ungkapnya.
Dari catatan pihaknya, kebakaran lahan kebun di Banjar Rangdu, Desa Pohsanten, Jumat kemarin itu, menjadi peristiwa kebakaran lahan kebun yang keempat selama Oktober 2018. Serentetan kebakaran lahan kebun, itu pun tidak terlepas dengan musim kemarau yang terjadi sejak hampir beberapa bulan belakangan ini. “Selama musim kering seperti sekarang, kami imbau warga tidak sembarangan membuang puntung rokok, dupa, ataupun sumber-sumber api lainnya. Sangat rawan terjadi kebakaran pada musim-musim kemarau,” pungkasnya. *ode
Komentar