Final Ditunda Tahun Depan
Mereka minta perpanjangan. Tapi kami tidak punya dana, karena jatahnya lima hari. Ke depan harus ada pembatasan peserta.
Kurang Dana, Porjar Silat Buleleng Ribut
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah atlet pencak silat kecewa pada gelaran Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten Buleleng 2018. Sebab pertandingan semifinal dan final ditunda hingga awal 2019. Kejuaraan itupun diakhiri pada Minggu (28/10) siang, usai babak penyisihan yang diikuti 596 atlet di GOR Undiksha Jinengdalem.
Keputusna panitia menunda semifinal dan final mendapat protes peserta. Keputusan itu dianggap tidak adil bagi atlet pesilat yang peminatnya sangat tinggi. Bahkan dalam penyisihan sejak 24 Oktober, juga dilaksanakan hingga malam hari untuk mengejar target.
Ketua Harian Perguruan Seni Pencak Silat (PSPS) Bakti Negara, Sanjaya mengaku keberatan dengan keputusan panitia menunda jadwal semifinal dan final. Alasannya karena dana dan waktu tidak cukup, sehingga pertandingan cukup sampai penyisihan.
“Semifinal dan finalnya katanya Januari 2019. Anak-anak pasti kecewa, dicabor lain sudah penyerahan medali, disini malah ditunda tahun depan,” kata Sanjaya.
Sanjaya pun mengkhawatirkan, hal tersebut membuat atletnya putus asa dan patah semangat. Ia pun khawatir penyelenggaraan semifinal dan final pada awal 2019.
“Anggaran itu kan ga sudah dirancang jauh-jauh hari, khawatirnya semi final dan finalnya juga ga bakalan ada karena ga ada anggaran,” kata pria yang juga disapa Jro Teksen itu.
Sementara dikonfirmasi terpisah Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa, menjelaskan dinas meminta agar jumlah peserta di cabor pencak silat dibatasi. Namun panitia pelaksana tak bisa membatasi pendaftaran, karena tidak ada parameter yang digunakan menolak pendaftaran. Alhasil pencak silat yang biasanya diikut 300 peserta, meningkat hampir dua kali lipat.
“Mereka minta perpanjangan. Tapi kalau perpanjangan kami tidak punya dana karena jatahnya lima hari. Kami minta biar perpanjang lagi sehari saja, biar ditoleransi. Tapi tidak bisa selesai karena ada banyak nomor,” kata Suyasa.
Pihaknya pun, kata Suyasa, memutuskan menunda semifinal dan final pada awal 2019. Disdikpora mengaku akan menyiapkan dana seleksi, disamping dana pembinaan selama sentralisasi.
Kejadian ini membuat Disdikpora akan membuat formulasi khusus membatasi jumlah peserta pada ajang Porjar Kabupaten Buleleng, sehingga jumlah peserta tak membeludak dan akhirnya tak tuntas seperti jadwal. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah atlet pencak silat kecewa pada gelaran Pekan Olahraga Pelajar Kabupaten Buleleng 2018. Sebab pertandingan semifinal dan final ditunda hingga awal 2019. Kejuaraan itupun diakhiri pada Minggu (28/10) siang, usai babak penyisihan yang diikuti 596 atlet di GOR Undiksha Jinengdalem.
Keputusna panitia menunda semifinal dan final mendapat protes peserta. Keputusan itu dianggap tidak adil bagi atlet pesilat yang peminatnya sangat tinggi. Bahkan dalam penyisihan sejak 24 Oktober, juga dilaksanakan hingga malam hari untuk mengejar target.
Ketua Harian Perguruan Seni Pencak Silat (PSPS) Bakti Negara, Sanjaya mengaku keberatan dengan keputusan panitia menunda jadwal semifinal dan final. Alasannya karena dana dan waktu tidak cukup, sehingga pertandingan cukup sampai penyisihan.
“Semifinal dan finalnya katanya Januari 2019. Anak-anak pasti kecewa, dicabor lain sudah penyerahan medali, disini malah ditunda tahun depan,” kata Sanjaya.
Sanjaya pun mengkhawatirkan, hal tersebut membuat atletnya putus asa dan patah semangat. Ia pun khawatir penyelenggaraan semifinal dan final pada awal 2019.
“Anggaran itu kan ga sudah dirancang jauh-jauh hari, khawatirnya semi final dan finalnya juga ga bakalan ada karena ga ada anggaran,” kata pria yang juga disapa Jro Teksen itu.
Sementara dikonfirmasi terpisah Kepala Disdikpora Buleleng Gede Suyasa, menjelaskan dinas meminta agar jumlah peserta di cabor pencak silat dibatasi. Namun panitia pelaksana tak bisa membatasi pendaftaran, karena tidak ada parameter yang digunakan menolak pendaftaran. Alhasil pencak silat yang biasanya diikut 300 peserta, meningkat hampir dua kali lipat.
“Mereka minta perpanjangan. Tapi kalau perpanjangan kami tidak punya dana karena jatahnya lima hari. Kami minta biar perpanjang lagi sehari saja, biar ditoleransi. Tapi tidak bisa selesai karena ada banyak nomor,” kata Suyasa.
Pihaknya pun, kata Suyasa, memutuskan menunda semifinal dan final pada awal 2019. Disdikpora mengaku akan menyiapkan dana seleksi, disamping dana pembinaan selama sentralisasi.
Kejadian ini membuat Disdikpora akan membuat formulasi khusus membatasi jumlah peserta pada ajang Porjar Kabupaten Buleleng, sehingga jumlah peserta tak membeludak dan akhirnya tak tuntas seperti jadwal. *k23
Komentar