Menristek Dorong Kampus Miliki Prodi Kekinian
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mendorong agar perguruan tinggi atau kampus memiliki program studi yang sesuai dengan perkembangan zaman atau kekinian.
YOGYAKARTA, NusaBali
"Saat ini sudah ada 100 program studi yang kekinian, yang menangkap kebutuhan Revolusi Industri 4.0," ujar Menteri Nasir usai membuka Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) di Jogjakarta, Kamis (25/10).
Dia menjelaskan jika pada tahun-tahun sebelumnya, tidak mengenal adanya program studi teknologi cerdas. Kemudian program studi teknologi kelautan hingga program studi animasi. "Contohnya, Universitas Bina Nusantara, dulu nama program studinya akuntansi tapi sekarang namanya Financial Technology (Fintech), lalu yang dulunya manajemen jadi ekonomi digital," tambah dia.
Kemenristekdikti mendorong agar kampus-kampus menyesuaikan program studinya dengan kebutuhan Revolusi Industri.
Pihaknya memberi kemudahan dalam persyaratan pembukaan program studi baru tersebut. Menteri Nasir menambahkan bahwa inovasi tidak akan lahir tanpa adanya riset dan pengembangan. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong agar akademisi dan masyarakat terus melakukan riset dan pengembangan serta peningkatan jumlah publikasi.
"Inovasi pada 2014 hanya ada 15 inovasi, kemudian pada 2015 meningkat menjadi 52. Kemudian pada 2016, juga meningkat menjadi 202. Selanjutnya pada 2017 terus meningkat menjadi 661," kata dia lagi. Untuk mendorong dilakukannya inovasi, pihaknya memiliki berbagai program untuk pembudayaan kewirausahaan dan peningkatan inovasi, baik di perguruan tinggi maupun di masyarakat yaitu melalui program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT).
PPBT adalah program dana pembinaan yang diberikan kepada usaha PPBT melalui lembaga inkubator bisnis untuk menjalankan proses inkubasi terhadap perusahaan pemula sehingga siap untuk menjadi PPBT yang menguntungkan dan berlanjut. Sedangkan CPPBT adalah program pendanaan yang diberikan melalui skema insentif yang ditujukan kepada dosen, mahasiswa, atau dosen dan mahasiswa melalui lembaga pengelola hasil riset dan pengembangan yang produknya sudah siap dikomersialisasikan.
Sementara terkait I3E, event ini bertujuan untuk mempromosikan produk-produk inovasi teknologi hasil karya anak bangsa kepada masyarakat luas. I3E tahun ini diselenggarakan di Jogjakarta pada tanggal 25-28 Oktober 2018 dan diikuti 251 perusahaan pemula. Menteri Nasir memaparkan bahwa inovasi sangat penting untuk meningkatkan nilai tambah sebuah produk sehingga dapat memiliki nilai jauh lebih tinggi. *ant
"Saat ini sudah ada 100 program studi yang kekinian, yang menangkap kebutuhan Revolusi Industri 4.0," ujar Menteri Nasir usai membuka Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) di Jogjakarta, Kamis (25/10).
Dia menjelaskan jika pada tahun-tahun sebelumnya, tidak mengenal adanya program studi teknologi cerdas. Kemudian program studi teknologi kelautan hingga program studi animasi. "Contohnya, Universitas Bina Nusantara, dulu nama program studinya akuntansi tapi sekarang namanya Financial Technology (Fintech), lalu yang dulunya manajemen jadi ekonomi digital," tambah dia.
Kemenristekdikti mendorong agar kampus-kampus menyesuaikan program studinya dengan kebutuhan Revolusi Industri.
Pihaknya memberi kemudahan dalam persyaratan pembukaan program studi baru tersebut. Menteri Nasir menambahkan bahwa inovasi tidak akan lahir tanpa adanya riset dan pengembangan. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong agar akademisi dan masyarakat terus melakukan riset dan pengembangan serta peningkatan jumlah publikasi.
"Inovasi pada 2014 hanya ada 15 inovasi, kemudian pada 2015 meningkat menjadi 52. Kemudian pada 2016, juga meningkat menjadi 202. Selanjutnya pada 2017 terus meningkat menjadi 661," kata dia lagi. Untuk mendorong dilakukannya inovasi, pihaknya memiliki berbagai program untuk pembudayaan kewirausahaan dan peningkatan inovasi, baik di perguruan tinggi maupun di masyarakat yaitu melalui program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT).
PPBT adalah program dana pembinaan yang diberikan kepada usaha PPBT melalui lembaga inkubator bisnis untuk menjalankan proses inkubasi terhadap perusahaan pemula sehingga siap untuk menjadi PPBT yang menguntungkan dan berlanjut. Sedangkan CPPBT adalah program pendanaan yang diberikan melalui skema insentif yang ditujukan kepada dosen, mahasiswa, atau dosen dan mahasiswa melalui lembaga pengelola hasil riset dan pengembangan yang produknya sudah siap dikomersialisasikan.
Sementara terkait I3E, event ini bertujuan untuk mempromosikan produk-produk inovasi teknologi hasil karya anak bangsa kepada masyarakat luas. I3E tahun ini diselenggarakan di Jogjakarta pada tanggal 25-28 Oktober 2018 dan diikuti 251 perusahaan pemula. Menteri Nasir memaparkan bahwa inovasi sangat penting untuk meningkatkan nilai tambah sebuah produk sehingga dapat memiliki nilai jauh lebih tinggi. *ant
Komentar