Warga Keluhkan Proyek Drainase di Jalan Menuju Rumah Sakit
Sejumlah warga kembali mengeluhkan proyek pembangunan saluran drainase sekaligus trotoar di Jalan Wijaya Kusuma, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Pasalnya, selain material berserakan di jalan, warga sekitar maupun yang melintas di jalan menuju Rumah Sakit Umum Negara, itu merasa terganggu dengan debu yang beterbangan hingga ke rumah sekaligus tempat usaha warga.
Berdasar pemantauan pada Minggu (28/10), sejumlah material proyek pembangunan drainase milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP), itu tampak berserakan di kedua sisi badan jalan. Tidak hanya material bangunan, alat mesin aduk semen atau molen juga ditempatkan di sisi badan jalan, sehingga menambah sempit ruas jalan. Padahal Jalan Wijaya Kusuma ini merupakan jalur padat lalu lintas.
“Dari awal tidak ada perubahan. Dulu sempat disidak Pak Wakil Bupati, agar memperhatikan kenyamanan pengguna jalan. Tetapi tetap saja begini, material berserakan di mana-mana,” ujar salah seorang warga setempat yang enggan namanya dikorankan.
Salah seorang warga yang membuka usaha tempat makan ini mengaku semakin terganggu dengan sisa tanah bekas pembongkaran saluran drainase sebelumnya, yang juga berserakan di jalan. Apalagi saat musim kemarau ini, material bangunan ataupun sisa tanah, itu sangat mudah terbawa angin maupun kendaraan lewat, sehingga orang menjadi enggan datang ke usaha tempat makannya. “Proyek ini juga lama sekali, beberapa bulan belum selesai,” ujarnya.
Sesuai data di papan informasi proyek yang ada di lokasi, proyek senilai Rp 1,8 miliar berdasar kontrak tertanggal 2 Juli 2018, rekanan diberikan waktu cukup selama 120 hari atau 4 bulan. Sesuai waktu pelaksanaan tersebut, artinya proyek yang tampak masih dalam proses pengerjaan itu dideadline sekitar awal November.
Kadis PUPRPKP Jembrana I Wayan Darwin, Minggu kemarin, mengatakan proyek pembangunan saluran drainase sekaligus trotoar di Jalan Wijaya Kusuma, itu memang dideadline November nanti. Terkait sejumlah material bangunan maupun sejumlah peralatan tersebut, rekanan sudah diingatkan agar menaruh lebih ke pinggir. Sementara untuk gangguan debu dari sisa tanah di lokasi tersebut, sudah diminimalisir dengan cara disiram.
“Dari kemarin sudah mulai kami siram, biar tidak terlalu mengganggu. Kami harap masyarakat dapat memaklumi keadaan itu, tetapi nanti kalau sudah selesai, pasti semua dibersihkan,” ujar Darwin. *ode
Berdasar pemantauan pada Minggu (28/10), sejumlah material proyek pembangunan drainase milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP), itu tampak berserakan di kedua sisi badan jalan. Tidak hanya material bangunan, alat mesin aduk semen atau molen juga ditempatkan di sisi badan jalan, sehingga menambah sempit ruas jalan. Padahal Jalan Wijaya Kusuma ini merupakan jalur padat lalu lintas.
“Dari awal tidak ada perubahan. Dulu sempat disidak Pak Wakil Bupati, agar memperhatikan kenyamanan pengguna jalan. Tetapi tetap saja begini, material berserakan di mana-mana,” ujar salah seorang warga setempat yang enggan namanya dikorankan.
Salah seorang warga yang membuka usaha tempat makan ini mengaku semakin terganggu dengan sisa tanah bekas pembongkaran saluran drainase sebelumnya, yang juga berserakan di jalan. Apalagi saat musim kemarau ini, material bangunan ataupun sisa tanah, itu sangat mudah terbawa angin maupun kendaraan lewat, sehingga orang menjadi enggan datang ke usaha tempat makannya. “Proyek ini juga lama sekali, beberapa bulan belum selesai,” ujarnya.
Sesuai data di papan informasi proyek yang ada di lokasi, proyek senilai Rp 1,8 miliar berdasar kontrak tertanggal 2 Juli 2018, rekanan diberikan waktu cukup selama 120 hari atau 4 bulan. Sesuai waktu pelaksanaan tersebut, artinya proyek yang tampak masih dalam proses pengerjaan itu dideadline sekitar awal November.
Kadis PUPRPKP Jembrana I Wayan Darwin, Minggu kemarin, mengatakan proyek pembangunan saluran drainase sekaligus trotoar di Jalan Wijaya Kusuma, itu memang dideadline November nanti. Terkait sejumlah material bangunan maupun sejumlah peralatan tersebut, rekanan sudah diingatkan agar menaruh lebih ke pinggir. Sementara untuk gangguan debu dari sisa tanah di lokasi tersebut, sudah diminimalisir dengan cara disiram.
“Dari kemarin sudah mulai kami siram, biar tidak terlalu mengganggu. Kami harap masyarakat dapat memaklumi keadaan itu, tetapi nanti kalau sudah selesai, pasti semua dibersihkan,” ujar Darwin. *ode
Komentar