IGA Metta Kurnia Terakhir Pulang ke Bali Sebulan Sebelum Musibah
Satu Korban Pesawat Lion Air Berasal dari Buleleng
SINGARAJA, NuBali
Salah satu dari 189 penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh dalam penerbangan Jakarta-Pangkalpinang, Senin (29/10) pagi, berasal dari Buleleng. Dia adalah I Gusti Ayu Ngurah Metta Kurnia SE MM, 44, asal Banjar Munduk, Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng. Perepuan yang menjabat sebagai Kasubbag Umum dan Kepatuhan Internal Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) ini diketahui terakhir kali pulang ke Buleleng saat pengabenan ibunya, 19 September 2018 lalu.
IGA Ngurah Metta Kurnia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara keluarga pasangan almarhum I Gusti Ketut Sualem (tokoh Golkar) dan almarhum I Gusti Ayu Padmi (mantan guru SMAN 1 Singaraja). Perempuan kelahiran 21 Juli 1974 ini adalah alumnus SMAN 1 Singaraja tahun 1993. Setamat SMA, dia melanjutkan ke Sekolah Tinggi Akutasi Negara (STAN).
Setamat STAN tahun 1995, IGA Metta Kurnia langsung diangkat menjadi staf KPP Pratama Pangkal Pinang. Karena bertugas di luar daerah membuatnya IGA Metta menikah dengan pria asal Semarang, Jawa Tengah, Heru. Meski demikian, IGA Metta masih rajin pulang mengunjungi keluarganya di Buleleng.
Pihak keluarga di Buleleng shock mendengar kabar musibah jatuhnya pesawat Lion Air yang ditumpangi IGA Metta, termasuk kakak kandungnya, I Gusti Ayu Maya Kurnia, 49. Ditemui NusaBali di tempat kerjanya sebagai penyuluh di Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Senin kemarin, IGA Maya Kurnia enggan banyak bicara terkait musibah yang menimpa adiknya. Maya Kurnia bahkan terburu-buru pergi dari kantornya, dengan alasan akan menjemput anaknya ke sekolah.
Dari pertemuan singkat dengan NusaBali kemarin siang, Maya Kurnia membenarkan bahwa nama IGA Metta Kurnia yang diumumkan sebagai penumpang Lion Air yang jatuh adalah adik kandungnya. “Ya, memang benar itu adik saya. Saat ini saya belum tahu kejelasannya. Informasi masih simpang siur, ini saya masih menunggu informasi dari ipar,” ujar Maya Kurnia.
Sementara itu, dari penelusuran NusaBali ke Banjar Munduk, Desa/Kecamatan Banjar, rumah bajang yang dulu ditempati kedua orangtua dan dua kakak IGA Metta Kurnia terlihat sepi. Kedua kakaknya itu adalah I Gusti Bagus Kaler dan IGA Maya Kurnia. Saat ini, IGB Kaler tinggal menetap di Singapura.
NusaBali banyak mendapat informasi dari paman IGA Maya Kurnia, yakni I Gusti Ketut Suweda, 75, yang kemarin ditemui di rumah pasangan almarhum IGK Sualem dan IGK Padmi. Menurut IGK Suweta, IGA Metta Kurnia selama ini rajin pulang kapung. Keponakannya yang bekerja di Pangkal Pinang ini terakhir kali pulang saat upacara pangabenan ibundanya, IGK Padmi---yang meninggal tahun 2016---pada Soma Pon Gumbreg, Senin, 19 September 2018 lalu.
“Saat pangabenan ibunya bulan lalu, keponakan saya ini pulang bersama keluarga kecilnya. Dia berada di bali selama tiga hari. Selesai upacara pengabenan, dia langsung balik,” ungkap IGK Suweda.
Suweda mengatakan, meski tinggal jauh dari orangtua, IGA Metta Kurnia selama ini rajin mengunjungi ibunya di Buleleng sebelum meninggal. Bahkan, IGA Metta Kurni sempat pulang merawat ibunya saat sakit-sakitan selama lima hari. Suweda sendiri berharap keponakannya yang naik pesawat Lion Air jatuh ini ditemukan dalam keadaan selamat.
Menurut Suweda, IGA Metta Kurnia selama ini dikenal sebagai sosok yang baik dan pintar. “Dia anak pintar, sehingga sekolah (STAN, Red) dibiayai pemerintah. Anaknya baik dan sopan,” jelas Suweda yang merupakan sepupu dari almarhum IGK Sualem (ayah dari IGA Metta Kurnia).
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Singaraja, Putu Eka Wilantara, mengatakan IGA Metta Kurnia merupakan lulusan di sekolahnya tahun 1993. Ketika sekolah di SMAN 1 Singaraja, IGA Metta Kurnia tercatat sebagai siswi jurusan IPA. Dia dikenal jago Matematika, hingga beberapa kali mewakili sekolahnya untuk lomba.
“Dari data yang kami miliki, dia (IGA Metta Kurnia) memang alumni SMAN 1 Singaraja tahun 1993. Menurut keterangan guru yang sempat mengajarmya, orangnya memang pintar dan sering ikut lomba. Dia juga diterima di STAN setelah tamat dari sini,” ujar Putu Eka Wilantara saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di SMAN 1 Singaraja, Senin kemarin. *k23
Salah satu dari 189 penumpang pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh dalam penerbangan Jakarta-Pangkalpinang, Senin (29/10) pagi, berasal dari Buleleng. Dia adalah I Gusti Ayu Ngurah Metta Kurnia SE MM, 44, asal Banjar Munduk, Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng. Perepuan yang menjabat sebagai Kasubbag Umum dan Kepatuhan Internal Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel) ini diketahui terakhir kali pulang ke Buleleng saat pengabenan ibunya, 19 September 2018 lalu.
IGA Ngurah Metta Kurnia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara keluarga pasangan almarhum I Gusti Ketut Sualem (tokoh Golkar) dan almarhum I Gusti Ayu Padmi (mantan guru SMAN 1 Singaraja). Perempuan kelahiran 21 Juli 1974 ini adalah alumnus SMAN 1 Singaraja tahun 1993. Setamat SMA, dia melanjutkan ke Sekolah Tinggi Akutasi Negara (STAN).
Setamat STAN tahun 1995, IGA Metta Kurnia langsung diangkat menjadi staf KPP Pratama Pangkal Pinang. Karena bertugas di luar daerah membuatnya IGA Metta menikah dengan pria asal Semarang, Jawa Tengah, Heru. Meski demikian, IGA Metta masih rajin pulang mengunjungi keluarganya di Buleleng.
Pihak keluarga di Buleleng shock mendengar kabar musibah jatuhnya pesawat Lion Air yang ditumpangi IGA Metta, termasuk kakak kandungnya, I Gusti Ayu Maya Kurnia, 49. Ditemui NusaBali di tempat kerjanya sebagai penyuluh di Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Senin kemarin, IGA Maya Kurnia enggan banyak bicara terkait musibah yang menimpa adiknya. Maya Kurnia bahkan terburu-buru pergi dari kantornya, dengan alasan akan menjemput anaknya ke sekolah.
Dari pertemuan singkat dengan NusaBali kemarin siang, Maya Kurnia membenarkan bahwa nama IGA Metta Kurnia yang diumumkan sebagai penumpang Lion Air yang jatuh adalah adik kandungnya. “Ya, memang benar itu adik saya. Saat ini saya belum tahu kejelasannya. Informasi masih simpang siur, ini saya masih menunggu informasi dari ipar,” ujar Maya Kurnia.
Sementara itu, dari penelusuran NusaBali ke Banjar Munduk, Desa/Kecamatan Banjar, rumah bajang yang dulu ditempati kedua orangtua dan dua kakak IGA Metta Kurnia terlihat sepi. Kedua kakaknya itu adalah I Gusti Bagus Kaler dan IGA Maya Kurnia. Saat ini, IGB Kaler tinggal menetap di Singapura.
NusaBali banyak mendapat informasi dari paman IGA Maya Kurnia, yakni I Gusti Ketut Suweda, 75, yang kemarin ditemui di rumah pasangan almarhum IGK Sualem dan IGK Padmi. Menurut IGK Suweta, IGA Metta Kurnia selama ini rajin pulang kapung. Keponakannya yang bekerja di Pangkal Pinang ini terakhir kali pulang saat upacara pangabenan ibundanya, IGK Padmi---yang meninggal tahun 2016---pada Soma Pon Gumbreg, Senin, 19 September 2018 lalu.
“Saat pangabenan ibunya bulan lalu, keponakan saya ini pulang bersama keluarga kecilnya. Dia berada di bali selama tiga hari. Selesai upacara pengabenan, dia langsung balik,” ungkap IGK Suweda.
Suweda mengatakan, meski tinggal jauh dari orangtua, IGA Metta Kurnia selama ini rajin mengunjungi ibunya di Buleleng sebelum meninggal. Bahkan, IGA Metta Kurni sempat pulang merawat ibunya saat sakit-sakitan selama lima hari. Suweda sendiri berharap keponakannya yang naik pesawat Lion Air jatuh ini ditemukan dalam keadaan selamat.
Menurut Suweda, IGA Metta Kurnia selama ini dikenal sebagai sosok yang baik dan pintar. “Dia anak pintar, sehingga sekolah (STAN, Red) dibiayai pemerintah. Anaknya baik dan sopan,” jelas Suweda yang merupakan sepupu dari almarhum IGK Sualem (ayah dari IGA Metta Kurnia).
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Singaraja, Putu Eka Wilantara, mengatakan IGA Metta Kurnia merupakan lulusan di sekolahnya tahun 1993. Ketika sekolah di SMAN 1 Singaraja, IGA Metta Kurnia tercatat sebagai siswi jurusan IPA. Dia dikenal jago Matematika, hingga beberapa kali mewakili sekolahnya untuk lomba.
“Dari data yang kami miliki, dia (IGA Metta Kurnia) memang alumni SMAN 1 Singaraja tahun 1993. Menurut keterangan guru yang sempat mengajarmya, orangnya memang pintar dan sering ikut lomba. Dia juga diterima di STAN setelah tamat dari sini,” ujar Putu Eka Wilantara saat dikonfirmasi NusaBali terpisah di SMAN 1 Singaraja, Senin kemarin. *k23
1
Komentar