Bakar Sampah, Seisi Kebun Nyaris Ludes
Tanaman produktif seperti kelapa, kakao, vanili di atas lahan seluas 5 are dari total 50 are, ludes terbakar.
NEGARA, NusaBali
Peristiwa kebakaran kembali terjadi di sebuah lahan kebun warga di Banjar Anyar Kaja, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Senin (29/10) siang. Kebakaran yang diduga terjadi akibat sisa pembakaran sampah, itu nyaris meludeskan seisi kebun seluas 50 are yang ditanami sejumlah tanaman produktif, seperti kelapa, kakao, pisang, dan vanili.
Berdasar informasi, kebakaran di lahan kebun itu pertama diketahui sang pemilik kebun, I Gede Suarsana, pada sekitar pukul 12.00 Wita. Saat itu, Suarsana yang kebetulan sedang berada di rumahnya, yang berada sekitar 100 meter di sebelah Timur kebunnya, kaget melihat kepulan asap dari arah kebunnya. Setelah dicek ke kebunnya, ternyata api telah merembet ke semak-semak, dedaunan kering, termasuk sejumlah tanaman produktif di kebunnya tersebut.
“Begitu tahu kebakaran, saya langsung pulang ke rumah mengambil alat penyemprotan pestisida. Alat tersebut saya isi air dari rumah untuk menyemprot agar api tidak meluas,” ujar Suarsana.
Saat berusaha menjinakkan api dengan menggunakan alat penyemprotan pestisida itu, dia mengaku sangat kewalahan. Pasalnya, api dengan cepat merembet ke semak-semak maupun dedaunan kering yang bertebaran di kebunnya. Akhirnya karena merasa tidak mampu memadamkan api, dia memberitahu sejumlah tetangga termasuk kerabat sekitar rumahnya, sehingga kejadian itu dilaporkan ke pihak Seksi Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Jembrana.
Menerima laporan kebakaran pada sekitar pukul 12.30 Wita itu, tim Seksi Damkar Satpol PP Jembrana langsung menerjunkan tiga armada mobil damkar ke lokasi. Setelah dilakukan penanganan selama sekitar satu jam dengan menghabiskan tiga tangki air, api yang sempat merembet seluas 5 are dari total kebun seluas 50 are, itu berhasil dipadamkan. Sejumlah tanaman produktif di areal seluas 5 are, itu tidak luput diamuk api, dan diperkirakan terjadi kerugian sekitar Rp 7,5 juta.
Sebelum diketahui terjadi kebakaran pada siang itu, Suarsana yang bermatapencaharian sebagai petani ini, mengakui dia sempat membakar sampah di kebunnya itu, pada pagi sekitar pukul 06.30 Wita. Pembakaran sampah berupa sejumlah dedaunan kering, itu dia tinggalkan sekitar pukul 09.00 Wita, dengan hanya menyisakan kepulan asap.
“Apinya sudah habis, tapi masih ada asap. Rasanya sudah aman, makanya saya tinggalkan untuk memindahkan sapi di rumah. Tiba-tiba siang harinya lihat sudah terjadi kebakaran,” ungkapnya.
Sementara Kasi Damkar Bidang Perlindungan Masyarakat (Linmas) pada Satpol PP Jembrana Kade Bagus Darmawan, Senin kemarin, membenarkan adanya peristiwa kebakaran di lahan kebun siang itu, diduga karena kelalaian pemilik kebun yang meninggalkan pembakaran sampah di kebunnya. Dia mengimbau kepada warga, terlebih saat musim kemarau saat ini, agar tidak melakukan pembakaran sampah. Kalaupun melakukan pembakaran sampah, pastikan api sudah benar-benar padam, dan pastikan sudah tidak ada kepulan asap.
“Kadang orang bakar sampah, lihat kobaran api sudah habis, pikirannya api sudah padam. Padahal untuk memastikan api benar-benar padam, pastikan sudah tidak ada asap,” ujarnya. *ode
Peristiwa kebakaran kembali terjadi di sebuah lahan kebun warga di Banjar Anyar Kaja, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Senin (29/10) siang. Kebakaran yang diduga terjadi akibat sisa pembakaran sampah, itu nyaris meludeskan seisi kebun seluas 50 are yang ditanami sejumlah tanaman produktif, seperti kelapa, kakao, pisang, dan vanili.
Berdasar informasi, kebakaran di lahan kebun itu pertama diketahui sang pemilik kebun, I Gede Suarsana, pada sekitar pukul 12.00 Wita. Saat itu, Suarsana yang kebetulan sedang berada di rumahnya, yang berada sekitar 100 meter di sebelah Timur kebunnya, kaget melihat kepulan asap dari arah kebunnya. Setelah dicek ke kebunnya, ternyata api telah merembet ke semak-semak, dedaunan kering, termasuk sejumlah tanaman produktif di kebunnya tersebut.
“Begitu tahu kebakaran, saya langsung pulang ke rumah mengambil alat penyemprotan pestisida. Alat tersebut saya isi air dari rumah untuk menyemprot agar api tidak meluas,” ujar Suarsana.
Saat berusaha menjinakkan api dengan menggunakan alat penyemprotan pestisida itu, dia mengaku sangat kewalahan. Pasalnya, api dengan cepat merembet ke semak-semak maupun dedaunan kering yang bertebaran di kebunnya. Akhirnya karena merasa tidak mampu memadamkan api, dia memberitahu sejumlah tetangga termasuk kerabat sekitar rumahnya, sehingga kejadian itu dilaporkan ke pihak Seksi Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Jembrana.
Menerima laporan kebakaran pada sekitar pukul 12.30 Wita itu, tim Seksi Damkar Satpol PP Jembrana langsung menerjunkan tiga armada mobil damkar ke lokasi. Setelah dilakukan penanganan selama sekitar satu jam dengan menghabiskan tiga tangki air, api yang sempat merembet seluas 5 are dari total kebun seluas 50 are, itu berhasil dipadamkan. Sejumlah tanaman produktif di areal seluas 5 are, itu tidak luput diamuk api, dan diperkirakan terjadi kerugian sekitar Rp 7,5 juta.
Sebelum diketahui terjadi kebakaran pada siang itu, Suarsana yang bermatapencaharian sebagai petani ini, mengakui dia sempat membakar sampah di kebunnya itu, pada pagi sekitar pukul 06.30 Wita. Pembakaran sampah berupa sejumlah dedaunan kering, itu dia tinggalkan sekitar pukul 09.00 Wita, dengan hanya menyisakan kepulan asap.
“Apinya sudah habis, tapi masih ada asap. Rasanya sudah aman, makanya saya tinggalkan untuk memindahkan sapi di rumah. Tiba-tiba siang harinya lihat sudah terjadi kebakaran,” ungkapnya.
Sementara Kasi Damkar Bidang Perlindungan Masyarakat (Linmas) pada Satpol PP Jembrana Kade Bagus Darmawan, Senin kemarin, membenarkan adanya peristiwa kebakaran di lahan kebun siang itu, diduga karena kelalaian pemilik kebun yang meninggalkan pembakaran sampah di kebunnya. Dia mengimbau kepada warga, terlebih saat musim kemarau saat ini, agar tidak melakukan pembakaran sampah. Kalaupun melakukan pembakaran sampah, pastikan api sudah benar-benar padam, dan pastikan sudah tidak ada kepulan asap.
“Kadang orang bakar sampah, lihat kobaran api sudah habis, pikirannya api sudah padam. Padahal untuk memastikan api benar-benar padam, pastikan sudah tidak ada asap,” ujarnya. *ode
1
Komentar