Kowani Support BKOW Bali Gelar Diklat Caleg Perempuan
Kongres Wanita Indonesia (Kowani) mengapresiasi dan mendukung program Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali yang menggelar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bagi caleg perempuan.
DENPASAR, NusaBali
Hal ini disampaikan Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo saat menerima kunjungan sejumlah caleg perempuan dari Bali ke Sekretariat Kowani Jakarta, beberapa waktu lalu. “Program yang dilakukan BKOW Bali melakukan pendidikan dan pelatihan khusus bagi caleg perempuan secara gratis ini sejalan dengan visi dan misi Kowani untuk kemajuan kaum perempuan. Ini sebagai bentuk dukungan dari organisasi dalam meningkatkan kualitas para caleg itu sendiri sebelum berjuang dalam Pileg 2019,” ujar Giwo Rubianto.
Menurutnya, pelatihan ini sangat penting dilakukan, tidak semata-mata agar kuota perempuan di legislatif meningkat, namun juga kualitas dari anggota dewan perempuan yang terpilih nantinya betul-betul berkualitas dan siap mengemban amanah rakyat.
“Menurut kami, BKOW Bali ini merupakan role model bagi organisiasi perempuan lainnya di Indonesia, karena belum ada organiasi yang benar-benar serius dalam melakukan pendidikan dan pelatihan bagi caleg perempuan di Indonesia, semoga organisasi lain mengikutinya,” katanya.
Untuk diketahui, Kowani merupakan federasi dari organisasi kemasyarakatan wanita Indonesia yang didirikan pada tahun 1928. Total hingga kini, sudah ada 84 organisasi wanita di Indonesia menjadi anggota Kowani.
Ketua BKOW Bali, AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda mengatakan, kunjungannya ke Kowani ini merupakan agenda lanjutan dari program diklat yang sudah digelar selama 7 hari, 17-23 Oktober 2018. “Selain ke Kowani, tanggal 26-28 Oktober, kemarin, kami melakukan kunjungan kerja ke lembaga-lembaga yang nantinya terkait dengan kehidupan mereka (caleg) jika kelak terpilih,” ujarnya. “Untuk legislatif kami pilih lembaga DPR RI bidang sekretariat jenderal dan badan keahlian perancang Undang-Undang untuk makin menambah wawasan setelah para peserta mendapatkan diklat khusus legislative drafting,” imbuhnya.
Sementara untuk yudikatif, dipilih berkunjung ke lembaga Mahkamah Konstitusi (MK). “Di sini para caleg mendapat pencerahan hak kostitusional sebagai warga negara. Salah satunya perempuan tak salah kalau dirinya terjun ke politik praktis dan mempunyai hak juga untuk dipilih,” jelasnya. “Kunjungan lainnya ke KPK. Di lembaga ini, peserta mendapata wawasan berpolitik cerdas dan berintergrasi. Jadi secara keseluruhan, para caleg peremuan ini banyak sekali mendapatkan wawasan. Mudah-mudahan akan lebih matang dalam melaksanakan program kampanye sampai 17 April 2018 nanti,” lanjut Tini Gorda.
Terkait kunjungannya ke Kowani, kata Tini Gorda, karena program dari BKOW Bali ada benang merahnya dengan KOWANI “Kami butuh penguatan. Untuk diketahui ada 84 induk organasisi wanita di Indonesia yang menjadi anggota Kowani. Kalau semuanya kompak, saya pikir tak susah para caleg perempuan ini dalam meraup suara, sehingga kuota 30 persen perempuan di legislatif terpenuhi,” katanya yang kembali menegaskan dalam konteks pendidikan politik yang diikuti para caleg lintas partai ini bukan sebagai upaya untuk membawa BKOW Bali masuk dalam politik praktis. *isu
Hal ini disampaikan Ketua Umum Kowani Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo saat menerima kunjungan sejumlah caleg perempuan dari Bali ke Sekretariat Kowani Jakarta, beberapa waktu lalu. “Program yang dilakukan BKOW Bali melakukan pendidikan dan pelatihan khusus bagi caleg perempuan secara gratis ini sejalan dengan visi dan misi Kowani untuk kemajuan kaum perempuan. Ini sebagai bentuk dukungan dari organisasi dalam meningkatkan kualitas para caleg itu sendiri sebelum berjuang dalam Pileg 2019,” ujar Giwo Rubianto.
Menurutnya, pelatihan ini sangat penting dilakukan, tidak semata-mata agar kuota perempuan di legislatif meningkat, namun juga kualitas dari anggota dewan perempuan yang terpilih nantinya betul-betul berkualitas dan siap mengemban amanah rakyat.
“Menurut kami, BKOW Bali ini merupakan role model bagi organisiasi perempuan lainnya di Indonesia, karena belum ada organiasi yang benar-benar serius dalam melakukan pendidikan dan pelatihan bagi caleg perempuan di Indonesia, semoga organisasi lain mengikutinya,” katanya.
Untuk diketahui, Kowani merupakan federasi dari organisasi kemasyarakatan wanita Indonesia yang didirikan pada tahun 1928. Total hingga kini, sudah ada 84 organisasi wanita di Indonesia menjadi anggota Kowani.
Ketua BKOW Bali, AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda mengatakan, kunjungannya ke Kowani ini merupakan agenda lanjutan dari program diklat yang sudah digelar selama 7 hari, 17-23 Oktober 2018. “Selain ke Kowani, tanggal 26-28 Oktober, kemarin, kami melakukan kunjungan kerja ke lembaga-lembaga yang nantinya terkait dengan kehidupan mereka (caleg) jika kelak terpilih,” ujarnya. “Untuk legislatif kami pilih lembaga DPR RI bidang sekretariat jenderal dan badan keahlian perancang Undang-Undang untuk makin menambah wawasan setelah para peserta mendapatkan diklat khusus legislative drafting,” imbuhnya.
Sementara untuk yudikatif, dipilih berkunjung ke lembaga Mahkamah Konstitusi (MK). “Di sini para caleg mendapat pencerahan hak kostitusional sebagai warga negara. Salah satunya perempuan tak salah kalau dirinya terjun ke politik praktis dan mempunyai hak juga untuk dipilih,” jelasnya. “Kunjungan lainnya ke KPK. Di lembaga ini, peserta mendapata wawasan berpolitik cerdas dan berintergrasi. Jadi secara keseluruhan, para caleg peremuan ini banyak sekali mendapatkan wawasan. Mudah-mudahan akan lebih matang dalam melaksanakan program kampanye sampai 17 April 2018 nanti,” lanjut Tini Gorda.
Terkait kunjungannya ke Kowani, kata Tini Gorda, karena program dari BKOW Bali ada benang merahnya dengan KOWANI “Kami butuh penguatan. Untuk diketahui ada 84 induk organasisi wanita di Indonesia yang menjadi anggota Kowani. Kalau semuanya kompak, saya pikir tak susah para caleg perempuan ini dalam meraup suara, sehingga kuota 30 persen perempuan di legislatif terpenuhi,” katanya yang kembali menegaskan dalam konteks pendidikan politik yang diikuti para caleg lintas partai ini bukan sebagai upaya untuk membawa BKOW Bali masuk dalam politik praktis. *isu
1
Komentar