Kebakaran Hutan Disangka Gunung Agung Erupsi
Hutan di lereng Gunung Agung masuk kawasan Hutan Munduk Pikat, Banjar Belong, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, terbakar, Selasa (30/10).
AMLAPURA, NusaBali
Kepulan asap yang cukup tebal hingga melewati ketinggian Gunung Agung. Warga menyangka kepulan asap kebakaran itu akibat Gunung Agung erupsi.
Jika dilihat dari arah timur dan selatan, persis asap bergerak pelan ke atas dari puncak kawah Gunung Agung, sepintas terlihat sedang erupsi mengepulkan material abu. Dari Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, terlihat Gunung Agung mengepulkan asap tebal mirip erupsi. Setelah diperhatikan ternyata gerakan asap terpencar dan sesekali muncul asap dari samping gunung.
Sejumlah siswa SMPN 3 Bebandem di Banjar Butus sempat mengamati Gunung Agung diselimuti asap putih keabun-abuan itu. “Ternyata terjadi kebakaran hutan, bukanlah Gunung Agung erupsi,” jelas guru SMPN 3 Bebandem, Ida Wayan Gotama Adiputra. Berbeda dengan pantauan dari arah utara, terlihat jelas hutan Gunung Agung terbakar, asapnya membumbung tinggi hingga melebihi ketinggian Gunung Agung. Nampak KPRH (Kepala Resort Pemangku Hutan) Desa Ban, Kecamatan Kubu, Gede Arta Susila, memantau kebakaran hutan bersama warga setempat.
Kebakaran diperkirakan di ketinggian 700 meter dari permukaan laut dan lokasinya sulit dijangkau. Gede Arta Susila memilih hanya memantau dari jaba Pura Puseh Desa Pakraman Belong. “Medannya sulit, anginnya kencang, sehingga belum bisa melakukan pemadaman,” jelasnya. Ia memperkirakan penyebab kebakaran akibat gesekan kayu pinus ditiup angin kencang, sehingga menimbulkan percikan api. Kemudian membakar semak-semak yang ada di bawahnya.
Kobaran api diduga dengan cepat menjalar karena ditiup angin kencang. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa, mengaku belum berani naik untuk mendekati pusat kebakaran karena medannya sulit dan tidak ada jalur menuju lokasi. Buat sementara masih memantau kebakaran dari bawah. *k16
Jika dilihat dari arah timur dan selatan, persis asap bergerak pelan ke atas dari puncak kawah Gunung Agung, sepintas terlihat sedang erupsi mengepulkan material abu. Dari Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, terlihat Gunung Agung mengepulkan asap tebal mirip erupsi. Setelah diperhatikan ternyata gerakan asap terpencar dan sesekali muncul asap dari samping gunung.
Sejumlah siswa SMPN 3 Bebandem di Banjar Butus sempat mengamati Gunung Agung diselimuti asap putih keabun-abuan itu. “Ternyata terjadi kebakaran hutan, bukanlah Gunung Agung erupsi,” jelas guru SMPN 3 Bebandem, Ida Wayan Gotama Adiputra. Berbeda dengan pantauan dari arah utara, terlihat jelas hutan Gunung Agung terbakar, asapnya membumbung tinggi hingga melebihi ketinggian Gunung Agung. Nampak KPRH (Kepala Resort Pemangku Hutan) Desa Ban, Kecamatan Kubu, Gede Arta Susila, memantau kebakaran hutan bersama warga setempat.
Kebakaran diperkirakan di ketinggian 700 meter dari permukaan laut dan lokasinya sulit dijangkau. Gede Arta Susila memilih hanya memantau dari jaba Pura Puseh Desa Pakraman Belong. “Medannya sulit, anginnya kencang, sehingga belum bisa melakukan pemadaman,” jelasnya. Ia memperkirakan penyebab kebakaran akibat gesekan kayu pinus ditiup angin kencang, sehingga menimbulkan percikan api. Kemudian membakar semak-semak yang ada di bawahnya.
Kobaran api diduga dengan cepat menjalar karena ditiup angin kencang. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem, I Nyoman Sutirtayasa, mengaku belum berani naik untuk mendekati pusat kebakaran karena medannya sulit dan tidak ada jalur menuju lokasi. Buat sementara masih memantau kebakaran dari bawah. *k16
Komentar