Ratusan Seniman Jembrana Disiapkan Mengisi ‘Pesona Budaya Bali’ di TMII
Pemkab Jembrana mendapat kesempatan mengisi event ‘Pesona Budaya Bali’ 2018, di anjungan daerah Bali Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, yang akan diselenggarakan pada 2-3 November mendatang.
NEGARA, NusaBali
Untuk itu, Pemkab Jembrana menyiapkan tujuh atraksi seni budaya, dengan melibatkan sebanyak 115 seniman lokal. Bupati Jembrana I Putu Artha pada jumpa pers terkait kesiapan mengisi ‘Pesona Budaya Bali’ tersebut, Rabu (31/10), mengatakan, ‘Pesona Budaya Bali’ di TMII, Jakarta itu merupakan event tahunan, yang menjadi ruang promosi terhadap berbagai pesona Bali. Tahun ini Pemprov Bali menunjuk Jembrana. “Itu menjadi kesempatan promosi Jembrana. Dalam acara nanti juga diundang dari kedutaan besar (Kedubes) negara sahabat di Indonesia,” ujar Bupati Artha, didampingi Wabup I Made Kembang Hartawan, Sekda Jembrana I Made Sudiada, dan Asisten III Nengah Ledang.
Secara teknis, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Jembrana Nengah Alit, mengatakan event ‘Pesona Budaya Bali’ nanti dilaksanakan kegiatan selama dua hari pada 2–3 November. Dalam acara itu, selain pertunjukan atraksi seni budaya, juga diisi kegiatan pameran menyangkut kerajinan tangan, potensi wisata, hingga kuliner khas Jembrana. “Total akan kami kirimkan sebanyak 338 peserta, yang terdiri dari para seniman, perajin, serta panitia dari Pemkab Jembrana. Khusus senimannya, ada sebanyak 115 orang,” ujar Alit yang hadir di pers tersebut.
Untuk atraksi seni budaya, sambung Alit, telah dipersiapkan penampilan Jegog, sejumlah tarian, serta instrumen dengan kolaborasi puisi. Yang paling utama, juga ditonjolkan Jegog sebagai seni musik khas Jembrana, yang juga telah diakui menjadi warisan budaya tak benda Indonesia pada 10 Oktober lalu. Secara estetik, pementasan Jegog ini menggambarkan perkembangan kesenian Jegog dan merupakan kumpulan karya-karya terbaik para seniman lokal Jembrana dari berbagai generasi. Untuk mengenalkan fauna Jembrana, Jalak Putih, ditampilkan melalui Tari Kuwihning Paksi. Kemudian untuk memperkenalkan alam Jembrana, ditampilkan garapan tabuh Jimbarwana.
Selain itu, kata Alit, juga ada pementasan tari tematik Petung Agung, yang menggambarkan semangat masyarakat Jembrana dalam gotong royong mencari bambu untuk membuat gamelan Jegog, tanpa menyampingkan aturan alam yang diyakini oleh masyarakat Bali. Ada juga sejumlah tarian lainnya, seperti tari Cepaka Putih, tari Makepung, Jejangeran, tari kreasi Tua-tua Keladi. “Dari sejumlah penampilan nanti, itu menggambarkan konsep keharmonisan di Bali yang dikenal dengan Tri Hita Karana,” ujarnya. *ode
Secara teknis, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Jembrana Nengah Alit, mengatakan event ‘Pesona Budaya Bali’ nanti dilaksanakan kegiatan selama dua hari pada 2–3 November. Dalam acara itu, selain pertunjukan atraksi seni budaya, juga diisi kegiatan pameran menyangkut kerajinan tangan, potensi wisata, hingga kuliner khas Jembrana. “Total akan kami kirimkan sebanyak 338 peserta, yang terdiri dari para seniman, perajin, serta panitia dari Pemkab Jembrana. Khusus senimannya, ada sebanyak 115 orang,” ujar Alit yang hadir di pers tersebut.
Untuk atraksi seni budaya, sambung Alit, telah dipersiapkan penampilan Jegog, sejumlah tarian, serta instrumen dengan kolaborasi puisi. Yang paling utama, juga ditonjolkan Jegog sebagai seni musik khas Jembrana, yang juga telah diakui menjadi warisan budaya tak benda Indonesia pada 10 Oktober lalu. Secara estetik, pementasan Jegog ini menggambarkan perkembangan kesenian Jegog dan merupakan kumpulan karya-karya terbaik para seniman lokal Jembrana dari berbagai generasi. Untuk mengenalkan fauna Jembrana, Jalak Putih, ditampilkan melalui Tari Kuwihning Paksi. Kemudian untuk memperkenalkan alam Jembrana, ditampilkan garapan tabuh Jimbarwana.
Selain itu, kata Alit, juga ada pementasan tari tematik Petung Agung, yang menggambarkan semangat masyarakat Jembrana dalam gotong royong mencari bambu untuk membuat gamelan Jegog, tanpa menyampingkan aturan alam yang diyakini oleh masyarakat Bali. Ada juga sejumlah tarian lainnya, seperti tari Cepaka Putih, tari Makepung, Jejangeran, tari kreasi Tua-tua Keladi. “Dari sejumlah penampilan nanti, itu menggambarkan konsep keharmonisan di Bali yang dikenal dengan Tri Hita Karana,” ujarnya. *ode
1
Komentar