Pengayah Jatuh dari Ketinggian Tiga Meter
I Ketut Redana, 40, warga Banjar Tangkas, Desa Gelgel, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, terjatuh saat ngayah memasang ider-ider di Wantilan Pura Dasar Buana, Desa Pakraman Gelgel, Klungkung, Jumat (2/11) pagi.
SEMARAPURA, NusaBali
Redana pun jatuh ke tanah dari ketinggian sekitar 3 meter, atas kondisi ini Redana mengalami luka serius di bagian kepala. Melihat kejadian tersebut, krama pengayah lainnya pun memberikan pertolongan dengan melarikan Redana ke RSUD Klungkung, untuk mendapatkan penanganan medis. Karena lukanya cukup parah dan belum sadarkan diri, akhirnya Redana harus dirujuk ke RS Sanglah Denpasar.
Informasi yang dihimpun, korban Redana sendiri saat kejadian tersebut sedang ngayah di Pura Dasar Buana, Gelgel, Klungkung, serangkaian pujawali Karya Pancawali Krama 31 Desember 2018. Ketika Redana memasang ider-ider di Wantilan Pura dasar Buana, sekitar pukul 09.00 WITA, tiba-tiba gerejag yang dinaiki korban jatuh, seketika itu korban terhempas dari ketinggian 3 meter.
Akibat kejadian itu kepala Redana terbentur pada batu kerikil di bawah bangunan Wantilan Pura Dasar Buana. Pria yang memiliki 4 orang anak dengan istrinya Kadek Sariani, 39, ini pun kemudian dilarikan ke IGD RSUD Klungkung. Korban pun tidak kunjung sadarkan diri selama hampir 2 jam. Karena tidak ada tanda-tanda sadarkan diri, istri korban Kade Sariani tampak histeris menangisi suaminya.
Sementara itu istrinya, Kadek Sariani yang juga seorang guru SD di Desa Tangkas, KLungkung ini, terpukul akan musibah yang dialami suaminya. Sejatinya suaminya sudah dapat luputan dari banyarnya (selaku saye arah) sebagai pengayah di Pura Dasar Buana, namun saat itu dirinya meminta sang suami ikut ngaturan ayah. “Karena ada waktu luang saya minta suami untuk ngayah, padahal dia sudah dapat luputan selaku saye arah di Banjar Tangkas,” ujarnya.
Kondisi korban Redana di UGD RSU Klungkung tidak kunjung sadarkan diri, sehingga korban dirujuk ke RS Sanglah. Bendesa Pekraman Gelgel Putu Gde Arimbawa merasa rasa sedih dengan musibah yang dialami warganya. Walaupun secara perawatan sudah terlayani BPJS pihaknya tetap memantau dan mengamati sejauh mana perkembangan kondisinya Ketut Redana ini. “Kita tetap berharap yang bersangkutan bisa sembuh,” harap Bendesa Arimbawa. Pihak keluarga tampak sibuk membuat banten pengulap agar kondisi Ketut Redana bisa tertolong dan sehat kembali nantinya. *wan
Redana pun jatuh ke tanah dari ketinggian sekitar 3 meter, atas kondisi ini Redana mengalami luka serius di bagian kepala. Melihat kejadian tersebut, krama pengayah lainnya pun memberikan pertolongan dengan melarikan Redana ke RSUD Klungkung, untuk mendapatkan penanganan medis. Karena lukanya cukup parah dan belum sadarkan diri, akhirnya Redana harus dirujuk ke RS Sanglah Denpasar.
Informasi yang dihimpun, korban Redana sendiri saat kejadian tersebut sedang ngayah di Pura Dasar Buana, Gelgel, Klungkung, serangkaian pujawali Karya Pancawali Krama 31 Desember 2018. Ketika Redana memasang ider-ider di Wantilan Pura dasar Buana, sekitar pukul 09.00 WITA, tiba-tiba gerejag yang dinaiki korban jatuh, seketika itu korban terhempas dari ketinggian 3 meter.
Akibat kejadian itu kepala Redana terbentur pada batu kerikil di bawah bangunan Wantilan Pura Dasar Buana. Pria yang memiliki 4 orang anak dengan istrinya Kadek Sariani, 39, ini pun kemudian dilarikan ke IGD RSUD Klungkung. Korban pun tidak kunjung sadarkan diri selama hampir 2 jam. Karena tidak ada tanda-tanda sadarkan diri, istri korban Kade Sariani tampak histeris menangisi suaminya.
Sementara itu istrinya, Kadek Sariani yang juga seorang guru SD di Desa Tangkas, KLungkung ini, terpukul akan musibah yang dialami suaminya. Sejatinya suaminya sudah dapat luputan dari banyarnya (selaku saye arah) sebagai pengayah di Pura Dasar Buana, namun saat itu dirinya meminta sang suami ikut ngaturan ayah. “Karena ada waktu luang saya minta suami untuk ngayah, padahal dia sudah dapat luputan selaku saye arah di Banjar Tangkas,” ujarnya.
Kondisi korban Redana di UGD RSU Klungkung tidak kunjung sadarkan diri, sehingga korban dirujuk ke RS Sanglah. Bendesa Pekraman Gelgel Putu Gde Arimbawa merasa rasa sedih dengan musibah yang dialami warganya. Walaupun secara perawatan sudah terlayani BPJS pihaknya tetap memantau dan mengamati sejauh mana perkembangan kondisinya Ketut Redana ini. “Kita tetap berharap yang bersangkutan bisa sembuh,” harap Bendesa Arimbawa. Pihak keluarga tampak sibuk membuat banten pengulap agar kondisi Ketut Redana bisa tertolong dan sehat kembali nantinya. *wan
1
Komentar