Pengangguran Tingkat Pendidikan Meningkat
Jumlah pengangguran terbuka di Buleleng sejak lima tahun terakhir mengalami peningkatan cukup drastis.
Keterampilan Kurang Spesifik
SINGARAJA, NusaBali
Bahkan sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), penyumbang jumlah pengangguran di Buleleng adalah mereka dari tingkat pendidikan. Hal itu disebut karena keterampilan yang dimiliki kurang spesifik untuk bersaing di pasar kerja.
Menurut data terakhir BPS, pengangguran terbuka di tahun 2017 lalu mencapai angkat 8.833 orang, melonjak tajam jika di bandingkan dengan pengangguran terbuk di tahun 2013 silam yang hanya 7.577 orang. Sedangkan pengangguran di tingkat pendidikan tajam terlihat di lulusan SMA dari 2.942 di tahun 2013 menjadi 3.762 orang di tahun 2017. Begitu juga tamatan SMK dari 560 orang di tahun 2013 menjadi 2.042 orang di tahun 2017.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Buleleng, Dewa Putu Susrama, dihubungi Jumat (2/11) kemarin menjelaskan jika pengangguran di tingkat pendidikan banyak dialami oleh siswa yang baru lulus sekolah. Hal itu diakibatkan pemahaman dan penguasaan keterampilan yang mereka miliki masih sangat terbatas. “Banyak pengangguran setelah lulus sekolah, fenomenanya banyak anak-anak dalam menentukan sekolah ikut-ikutan temannya, sehingga setelah lulus tak melanjutkan jadi pengangguran terbuka,” jelasnya.
Sedangkan untuk lulusan SMK, juga berpotensi menjadi pengangguran walaupun mereka setelah tamat sudah memiliki keterampilan khusus. Hanya saja terkadang kebutuhan industri tak dapat dipenuhi oleh minimnya keterampilan yang dimiliki. Perkembangan dan update di dunia kerja pun selama ini masih menjadi kendala untuk dikejar tamatan SMK. Peningkatan jumlah pengguran juga disebut Susrama disebabkan oleh peningkatan jumlah lulusan setiap tahunnya.
Namun sejauh ini Disnaker disebutnya sudah mencarikan jalan keluar. Salah satunya bekerjasama dengan berbagai perusahaan yang ada dalam hal penyerapan tenaga kerja. Sehingga selama lima tahun terakhir, produktivitas tenaga kerja juga meningkat. Ribuan penggangguran di Buleleng pun banyak terserap dalam sektor keuangan, pengangkutan, pertambangan dan listrik air bersih dan gas.
Upaya lainnya yang saat ini sedang digodok Disnaker adalah meningkatkan paket pelatihan untuk anak-anak yang baru lulus sekolah. Sehingga keterampilan yang mereka dapatkan disekolah dapat diperkaya dan dimantapkan lagi di pelatihan. Tahun 2019 pun Disnaker mendapatkan jatah 90 paket pelatihan di 7 bidang keterampilan dari pemerintah pusat dan juga APBD. *k23
SINGARAJA, NusaBali
Bahkan sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), penyumbang jumlah pengangguran di Buleleng adalah mereka dari tingkat pendidikan. Hal itu disebut karena keterampilan yang dimiliki kurang spesifik untuk bersaing di pasar kerja.
Menurut data terakhir BPS, pengangguran terbuka di tahun 2017 lalu mencapai angkat 8.833 orang, melonjak tajam jika di bandingkan dengan pengangguran terbuk di tahun 2013 silam yang hanya 7.577 orang. Sedangkan pengangguran di tingkat pendidikan tajam terlihat di lulusan SMA dari 2.942 di tahun 2013 menjadi 3.762 orang di tahun 2017. Begitu juga tamatan SMK dari 560 orang di tahun 2013 menjadi 2.042 orang di tahun 2017.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Buleleng, Dewa Putu Susrama, dihubungi Jumat (2/11) kemarin menjelaskan jika pengangguran di tingkat pendidikan banyak dialami oleh siswa yang baru lulus sekolah. Hal itu diakibatkan pemahaman dan penguasaan keterampilan yang mereka miliki masih sangat terbatas. “Banyak pengangguran setelah lulus sekolah, fenomenanya banyak anak-anak dalam menentukan sekolah ikut-ikutan temannya, sehingga setelah lulus tak melanjutkan jadi pengangguran terbuka,” jelasnya.
Sedangkan untuk lulusan SMK, juga berpotensi menjadi pengangguran walaupun mereka setelah tamat sudah memiliki keterampilan khusus. Hanya saja terkadang kebutuhan industri tak dapat dipenuhi oleh minimnya keterampilan yang dimiliki. Perkembangan dan update di dunia kerja pun selama ini masih menjadi kendala untuk dikejar tamatan SMK. Peningkatan jumlah pengguran juga disebut Susrama disebabkan oleh peningkatan jumlah lulusan setiap tahunnya.
Namun sejauh ini Disnaker disebutnya sudah mencarikan jalan keluar. Salah satunya bekerjasama dengan berbagai perusahaan yang ada dalam hal penyerapan tenaga kerja. Sehingga selama lima tahun terakhir, produktivitas tenaga kerja juga meningkat. Ribuan penggangguran di Buleleng pun banyak terserap dalam sektor keuangan, pengangkutan, pertambangan dan listrik air bersih dan gas.
Upaya lainnya yang saat ini sedang digodok Disnaker adalah meningkatkan paket pelatihan untuk anak-anak yang baru lulus sekolah. Sehingga keterampilan yang mereka dapatkan disekolah dapat diperkaya dan dimantapkan lagi di pelatihan. Tahun 2019 pun Disnaker mendapatkan jatah 90 paket pelatihan di 7 bidang keterampilan dari pemerintah pusat dan juga APBD. *k23
1
Komentar