Kunjungan Wisman Tiongkok Tak Berpengaruh ke Karangasem
Munculnya mafia praktek jual murah paket wisata untuk wisatawan Tiongkok tak berpengaruh terhadap industri pariwisata di Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Sebab wisatawan Tiongkok yang datang hanya berwisata dan jarang sampai menginap. Di samping itu, ada atau tidak wisatawan Tiongkok ke Karangasem tidak banyak memberikan kontribusi. Kunjungan wisatawan Tiongkok ke Karangasem biasanya ramai jelang Tahun Baru Imlek, sebatas mengunjungi objek wisata, tanpa disertai berbelanja.
Ketua PHRI Karangasem, I Wayan Tama, mengungkapkan dari 59 objek wisata, yang dikunjungi wisatawan Tiongkok hanya Objek Wisata Bahari Teluk Labuhan Amuk, Banjar Labuhan, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Objek Wisata Pura Besakih, dan Objek Wisata Padangbai. Wisatawan Tiongkok lebih dominan menikmati wisata bahari menyelam, selanjutnya makan siang dan kembali ke Denpasar. "Makanya sulit kami deteksi seberapa banyak wisatawan yang ke Karangasem, karena jarang kami pantau sampai menginap," jelas Wayan Tama, tokoh pariwisata dari Banjar Karanganyar, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis.
Meski hunian kamar hotel selama Juli-September di Karangasem mencapai 70 persen dan Oktober kembali turun jadi 40 persen, didominasi wisatawan dari Eropa dan Benoa Amerika. Justru lebih banyak yang datang dan menginap wisatawan Jepang. Wisatawan Jepang menyukai wisata bahari dan suka berbelanja.
Pelaku pariwisata, I Nengah Sumardika, mengakui keberadaan wisatawan Tiongkok nyaris tak terdengar di Karangasem. "Kami di Objek Wisata Candidasa jarang melihat adanya wisatawan Tiongkok, sampai menginap," jelasnya. Manager Hotel Ashyana Candidasa, I Wayan Kariasa, juga mengatakan tidak ada pengaruhnya terhadap gonjang ganjing paket wisata Tiongkok untuk di Karangasem. "Di sini tidak pernah ada wisatawan Tiongkok menginap, tidak ada art shop milik warga Tiongkok, wisatawan Tiongkok hanya lewat saja," kata Wayan Kariasa. *k16
Sebab wisatawan Tiongkok yang datang hanya berwisata dan jarang sampai menginap. Di samping itu, ada atau tidak wisatawan Tiongkok ke Karangasem tidak banyak memberikan kontribusi. Kunjungan wisatawan Tiongkok ke Karangasem biasanya ramai jelang Tahun Baru Imlek, sebatas mengunjungi objek wisata, tanpa disertai berbelanja.
Ketua PHRI Karangasem, I Wayan Tama, mengungkapkan dari 59 objek wisata, yang dikunjungi wisatawan Tiongkok hanya Objek Wisata Bahari Teluk Labuhan Amuk, Banjar Labuhan, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Objek Wisata Pura Besakih, dan Objek Wisata Padangbai. Wisatawan Tiongkok lebih dominan menikmati wisata bahari menyelam, selanjutnya makan siang dan kembali ke Denpasar. "Makanya sulit kami deteksi seberapa banyak wisatawan yang ke Karangasem, karena jarang kami pantau sampai menginap," jelas Wayan Tama, tokoh pariwisata dari Banjar Karanganyar, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis.
Meski hunian kamar hotel selama Juli-September di Karangasem mencapai 70 persen dan Oktober kembali turun jadi 40 persen, didominasi wisatawan dari Eropa dan Benoa Amerika. Justru lebih banyak yang datang dan menginap wisatawan Jepang. Wisatawan Jepang menyukai wisata bahari dan suka berbelanja.
Pelaku pariwisata, I Nengah Sumardika, mengakui keberadaan wisatawan Tiongkok nyaris tak terdengar di Karangasem. "Kami di Objek Wisata Candidasa jarang melihat adanya wisatawan Tiongkok, sampai menginap," jelasnya. Manager Hotel Ashyana Candidasa, I Wayan Kariasa, juga mengatakan tidak ada pengaruhnya terhadap gonjang ganjing paket wisata Tiongkok untuk di Karangasem. "Di sini tidak pernah ada wisatawan Tiongkok menginap, tidak ada art shop milik warga Tiongkok, wisatawan Tiongkok hanya lewat saja," kata Wayan Kariasa. *k16
Komentar