Normalisasi Loloan Pengrarungan Ditarget 2019
Pusat dan Desa Adat Jajaki Kerjasama Ekowisata
DENPASAR, NusaBali
Penyelesaian normalisasi terhadap Kawasan Loloan Pengrarungan (pertemuan sungai-laut) di Kawasan Hutan Taman Raya (Tahura) Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan yang disampaikan saat kunker Komisi IV DPR RI membidang kehutanan, perikanan dan kelautan pada, Sabtu (6/10) lalu, ada titik temu. Normalisasi diakomodir oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain normalisasi Loloan Pengrarungan yang merupakan lokasi masyarakat Desa Adat Pemogan melaksanakan upacara melasti diakomodir, pusat dan masyarakat juga sepakati kerjasama pengembangan agrowisata di kawasan Tahura Desa Pemogan.
Kesepakatan antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan masyarakat Desa Pemogan ini diungkapkan anggota Komisi IV DPR RI Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi. Kesepakatan tersebut ditandatangani, Jumat (2/11).
“Hari ini kesepakatan tersebut ditindaklanjuti ke pusat, dengan harapan normalisasi Kawasan Loloan Pengrarungan di Tahura Ngurah Rai secepatnya terealisasi,” ujar Gus Adhi kepada NusaBali di Denpasar, Sabtu (3/11) siang.
Gus Adhi mengatakan stakeholder yang telah menandatangani kesepakatan adalah Direktur PIKA (Pengelolaan Informasi Konservasi Alam) Kementerian LH Listya Kusumawardhani, Kepala UPTD Tahura Ngurah Rai, Kepala Desa Pemogan I Nyoman Gede Wiryanata, Bendesa Adat Pemogan I Gusti Ketut Wirya dan Ketua Kelompok Nelayan Simbar Segara, I Ketut Darsana.
“Kita berharap dari kesepakatan ini bisa secepatnya merealisasikan normalisasi Loloan Pengrarungan secepatnya. Karena normalisasi ini penting mengingat kawasan tersebut adalah kawasan suci yang dimanfaatkan untuk kegiatan adat. Kami akan mengawal proses ini,” kata politisi Partai Golkar asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung ini.
Gus Adhi juga tegaskan selain normalisasi kerjasama pengembangan agrowisata di kawasan Loloan Tahura juga sudah disepakati diusulkan ke UPT Tahura Ngurah Rai yang ditembuskan ke Kementerian Lingkungan Hidup. Rencananya akan dibuatkan penangkaran Jalak Bali dan pelepasliaran di kawasan tersebut.
“Nanti kawasan ini bisa dimanfaatkan untuk berwisata, dan menjadi sebuah destinasi di Desa Pemogan yang imbasnya untuk memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat,” tegas putra politisi senior Golkar Bali almarhum I Gusti Ketut Adhiputra.
Sementara Kepala Desa Pemogan, Wiryanata secara terpisah mengatakan masyarakat Desa Pemogan yang sudah berkomitmen menjaga dan melestarikan kawasan akan turun di Tahura Ngurah Rai (Loloan Pengrarungan) sudah siap memenuhi seluruh persyaratan yang diminta oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Untuk membuktikan komitmen tersebut masyarakat akan melaksanakan kerja bakti, Minggu (4/11) pagi ini.
“Komitmen dengan pusat akan ditindaklanjuti secara awal dengan turun kerja bakti di kawasan. Artinya untuk normalisasi Loloan Pengrarungan sudah ada solusinya,” ujar Wiryanata.
Wiryanata berharap normalisasi Loloan Pengrarungan bisa direalisasikan sebelum Maret 2019 mendatang. Sebab pada Maret 2019 masyarakat sudah akan melaksanakan acara melasti sebagai rangkaian Hari Raya Nyepi. “Makin cepat makin bagus,” ujar Wiryanata.
Kata Wiryanata luas kawasan yang akan dinormalisasi sekitar 700 meter dengan lebar 10 meter (0,7 hektar). Normalisasi dilakukan karena Loloan Pengrarungan terputus atau terhalang oleh pohon mangrove, tumpukan sampah yang menyebabkan Desa Pemogan terkena banjir tahunan. “Kalau aliran sungai ini bagus, maka banjir yang merendam desa kami setiap tahun bisa dihindari,” pungkas Wiryanata. *nat
Penyelesaian normalisasi terhadap Kawasan Loloan Pengrarungan (pertemuan sungai-laut) di Kawasan Hutan Taman Raya (Tahura) Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan yang disampaikan saat kunker Komisi IV DPR RI membidang kehutanan, perikanan dan kelautan pada, Sabtu (6/10) lalu, ada titik temu. Normalisasi diakomodir oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selain normalisasi Loloan Pengrarungan yang merupakan lokasi masyarakat Desa Adat Pemogan melaksanakan upacara melasti diakomodir, pusat dan masyarakat juga sepakati kerjasama pengembangan agrowisata di kawasan Tahura Desa Pemogan.
Kesepakatan antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan masyarakat Desa Pemogan ini diungkapkan anggota Komisi IV DPR RI Dapil Bali, Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi. Kesepakatan tersebut ditandatangani, Jumat (2/11).
“Hari ini kesepakatan tersebut ditindaklanjuti ke pusat, dengan harapan normalisasi Kawasan Loloan Pengrarungan di Tahura Ngurah Rai secepatnya terealisasi,” ujar Gus Adhi kepada NusaBali di Denpasar, Sabtu (3/11) siang.
Gus Adhi mengatakan stakeholder yang telah menandatangani kesepakatan adalah Direktur PIKA (Pengelolaan Informasi Konservasi Alam) Kementerian LH Listya Kusumawardhani, Kepala UPTD Tahura Ngurah Rai, Kepala Desa Pemogan I Nyoman Gede Wiryanata, Bendesa Adat Pemogan I Gusti Ketut Wirya dan Ketua Kelompok Nelayan Simbar Segara, I Ketut Darsana.
“Kita berharap dari kesepakatan ini bisa secepatnya merealisasikan normalisasi Loloan Pengrarungan secepatnya. Karena normalisasi ini penting mengingat kawasan tersebut adalah kawasan suci yang dimanfaatkan untuk kegiatan adat. Kami akan mengawal proses ini,” kata politisi Partai Golkar asal Kelurahan Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung ini.
Gus Adhi juga tegaskan selain normalisasi kerjasama pengembangan agrowisata di kawasan Loloan Tahura juga sudah disepakati diusulkan ke UPT Tahura Ngurah Rai yang ditembuskan ke Kementerian Lingkungan Hidup. Rencananya akan dibuatkan penangkaran Jalak Bali dan pelepasliaran di kawasan tersebut.
“Nanti kawasan ini bisa dimanfaatkan untuk berwisata, dan menjadi sebuah destinasi di Desa Pemogan yang imbasnya untuk memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat,” tegas putra politisi senior Golkar Bali almarhum I Gusti Ketut Adhiputra.
Sementara Kepala Desa Pemogan, Wiryanata secara terpisah mengatakan masyarakat Desa Pemogan yang sudah berkomitmen menjaga dan melestarikan kawasan akan turun di Tahura Ngurah Rai (Loloan Pengrarungan) sudah siap memenuhi seluruh persyaratan yang diminta oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Untuk membuktikan komitmen tersebut masyarakat akan melaksanakan kerja bakti, Minggu (4/11) pagi ini.
“Komitmen dengan pusat akan ditindaklanjuti secara awal dengan turun kerja bakti di kawasan. Artinya untuk normalisasi Loloan Pengrarungan sudah ada solusinya,” ujar Wiryanata.
Wiryanata berharap normalisasi Loloan Pengrarungan bisa direalisasikan sebelum Maret 2019 mendatang. Sebab pada Maret 2019 masyarakat sudah akan melaksanakan acara melasti sebagai rangkaian Hari Raya Nyepi. “Makin cepat makin bagus,” ujar Wiryanata.
Kata Wiryanata luas kawasan yang akan dinormalisasi sekitar 700 meter dengan lebar 10 meter (0,7 hektar). Normalisasi dilakukan karena Loloan Pengrarungan terputus atau terhalang oleh pohon mangrove, tumpukan sampah yang menyebabkan Desa Pemogan terkena banjir tahunan. “Kalau aliran sungai ini bagus, maka banjir yang merendam desa kami setiap tahun bisa dihindari,” pungkas Wiryanata. *nat
1
Komentar