Ikan Mati hingga Minta Dilamar
Firasat Pacar Pramugari Lion Air
JAKARTA, NusaBali
Suasana duka menyelimuti kediaman Endang Sri Bagusnita (20) di Perum Kedaung, Rt 01/06, Kuta Jaya, Pasar Kemis, Tangerang, Sabtu (3/11). Sanak saudara ataupun kerabat terus berdatangan setelah jasad dari Endang yang merupakan pramugari magang di maskapai Lion Air ini teridentifikasi oleh tim DVI Mabes Polri melalui sidik jari.
Jenazah gadis kelahiran 29 Juni 1998 itu dimakamkan di pemakaman umum Desa Ayam Putih, Bulus Pesantren, Kebumen, Minggu (4/11). Isak tangis keluarga, saudara dan tetangga mengiringi jenazah korban menuju pemakaman.
Isak tangis juga tak henti-hentinya terdengar dari Binsar, kekasih Endang. Dalam ceritanya, ia mengenang firasat buruk yang dirasakannya lima menit sebelum wanita yang dikasihinya ini akan melakukan penerbangan dengan rute Jakarta-Pangkalpinang.
"Pas lima menit sebelum dia mau terbang, dia sempat bilang kalau peliharaan ikan yang saya kadoin buat dia dua tahun lalu, tiba-tiba saja loncat dari akuarium dan mati," katanya.
Mendengar hal tersebut, Binsar yang semula tenang mulai gelisah. Tak lama kemudian nyatanya, kabar buruk akan adanya kecelakaan pada penerbangan Lion Air rute Jakarta-Pangkalpinang terjadi.
"Pas denger ada pesawat jatuh saya langsung mikir ke Endang, ternyata betul itu dia jadi korban," ujarnya seperti dilansir vivanews.
Tak hanya soal ikan yang mati, 40 hari sebelum kejadian tersebut, Binsar bercerita, Endang mendadak meminta ia untuk melamarnya. Namun, hal tersebut ditahan Binsar lantaran usia yang masih muda dan Binsar yang masih menempuh pendidikan di Yogyakarta.
"Empat puluh hari lalu mendadak minta dilamar, saya kaget gak biasanya, soalnya saya tahu banget Endang masih mau fokus sama karirnya jadi pramugari yang memang dia cita-citakan ini," ujar Binsar.
Endang merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Ia anak dari pasangan Satijo dan Yuliyanti yang dikenal sebagai orang yang mampu berorganisasi dengan baik.
Ayah korban, Satijo (45) menuturkan bahwa anak kesayangannya itu baru menjalani masa training selama 6 bulan di Lion Air. Namun pada Senin (29/10) lalu, Endang Bagusnita harus mengakhiri masa training pada penerbangannya yang ke-8 sebagai pramugari magang.
"Hari itu anak saya masih tugas untuk terbang dari Jakarta ke Pangkalpinang. Dia baru 6 bulan kerja, istilahnya masih training dan masih 8 kali terbang," ucap Satijo di pemakaman, Minggu (4/11).
Keluarga belum melakukan pembahasan apapun terkait santunan dari Lion Air terkait kecelakaan itu. "Kami masih berduka. Belum bahas masalah itu, dari pihak Lion Air juga belum menyampaikan. Minta doanya saja yang terbaik buat anak saya," imbuhnya.*
Suasana duka menyelimuti kediaman Endang Sri Bagusnita (20) di Perum Kedaung, Rt 01/06, Kuta Jaya, Pasar Kemis, Tangerang, Sabtu (3/11). Sanak saudara ataupun kerabat terus berdatangan setelah jasad dari Endang yang merupakan pramugari magang di maskapai Lion Air ini teridentifikasi oleh tim DVI Mabes Polri melalui sidik jari.
Jenazah gadis kelahiran 29 Juni 1998 itu dimakamkan di pemakaman umum Desa Ayam Putih, Bulus Pesantren, Kebumen, Minggu (4/11). Isak tangis keluarga, saudara dan tetangga mengiringi jenazah korban menuju pemakaman.
Isak tangis juga tak henti-hentinya terdengar dari Binsar, kekasih Endang. Dalam ceritanya, ia mengenang firasat buruk yang dirasakannya lima menit sebelum wanita yang dikasihinya ini akan melakukan penerbangan dengan rute Jakarta-Pangkalpinang.
"Pas lima menit sebelum dia mau terbang, dia sempat bilang kalau peliharaan ikan yang saya kadoin buat dia dua tahun lalu, tiba-tiba saja loncat dari akuarium dan mati," katanya.
Mendengar hal tersebut, Binsar yang semula tenang mulai gelisah. Tak lama kemudian nyatanya, kabar buruk akan adanya kecelakaan pada penerbangan Lion Air rute Jakarta-Pangkalpinang terjadi.
"Pas denger ada pesawat jatuh saya langsung mikir ke Endang, ternyata betul itu dia jadi korban," ujarnya seperti dilansir vivanews.
Tak hanya soal ikan yang mati, 40 hari sebelum kejadian tersebut, Binsar bercerita, Endang mendadak meminta ia untuk melamarnya. Namun, hal tersebut ditahan Binsar lantaran usia yang masih muda dan Binsar yang masih menempuh pendidikan di Yogyakarta.
"Empat puluh hari lalu mendadak minta dilamar, saya kaget gak biasanya, soalnya saya tahu banget Endang masih mau fokus sama karirnya jadi pramugari yang memang dia cita-citakan ini," ujar Binsar.
Endang merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Ia anak dari pasangan Satijo dan Yuliyanti yang dikenal sebagai orang yang mampu berorganisasi dengan baik.
Ayah korban, Satijo (45) menuturkan bahwa anak kesayangannya itu baru menjalani masa training selama 6 bulan di Lion Air. Namun pada Senin (29/10) lalu, Endang Bagusnita harus mengakhiri masa training pada penerbangannya yang ke-8 sebagai pramugari magang.
"Hari itu anak saya masih tugas untuk terbang dari Jakarta ke Pangkalpinang. Dia baru 6 bulan kerja, istilahnya masih training dan masih 8 kali terbang," ucap Satijo di pemakaman, Minggu (4/11).
Keluarga belum melakukan pembahasan apapun terkait santunan dari Lion Air terkait kecelakaan itu. "Kami masih berduka. Belum bahas masalah itu, dari pihak Lion Air juga belum menyampaikan. Minta doanya saja yang terbaik buat anak saya," imbuhnya.*
1
Komentar