Bali Terjunkan 150 Atlet
Kali ini Ade dan Deya absen. Mereka memilih ikut Kejuaraan di BWF. Karena poin dan ranking di nasional, di BWF harus dijaga baik.
Sirnas Bulutangkis di GOR Lila Bhuana
DENPASAR, NusaBali
Bali menerjunkan 150 peserta dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Bulutangkis di GOR Lila Bhuana, Denpasar, mulai Senin (5/11) hingga Sabtu (10/11). Jumlah atlet tuan rumah itu menjadi yang terbanyak dari total 525 peserta. Selain di GOR Lila Bhuana yang jadi tempat utama, turnamen juga dilangsungkan di GOR Ngurah Rai Denpasar sebagai tempat penunjang.
"Proses pendaftaran tidak melalui Pengprov PBVSI, tapi melalui klub bulutangkis-bulutangkis itu sendiri. Jadi banyak pebulutangkis andalan Bali akan membela klubnya yang ada di luar Bali. Karena selama ini mereka memang bernaung disana," ujar Sekretaris Umum PBSI Bali, Made Darmiyasa, Senin (5/11).
Menurut Darmiyasa, Sirnas kali ini dibagi tiga Kelompok Umur (KU), yaitu Kategori Remaja, Taruna dan Kategori Dewasa. Sedangkan dua pebulutangkis putri andalan Bali, Made Pranita Sulistya Devi atau Ade dan Made Deya Surya Saraswati absen pada Sirnas tahun ini.
Ade dan Deya memilih menambah poin dan ranking Badminton World Federation (WBF), dengan ambil bagian pada Penang Challenge di Malaysia. Menurut Wakil Ketua II Pengprov PBSI Bali, Wayan Winurjaya, pelaksanaan Sirnas dan kejuaraan di Malaysia bersamaan. "Ade dan Deya pilih ikut Kejuaraan di BWF. Karena poin dan ranking di nasional, juga di BWF harus dijaga dengan baik," kata Winurjaya.
Winurjaya yang juga manajer Ade sekaligus orangtua mengatakan, kedua pebulutangkis putri, yang kini berlatih di PB Exist Jakarta itu, melihat PB PBSI dan Pelatnas bulutangkis lebih memantau pebulutangkis khususnya dewasa, bukan seperti di Sirnas, melainkan di even internasional.
Sedangkan Sirnas juga kembali digulirkan pada Sirnas Premiere di Surabaya mulai 18 November. Selama ini Ade dan Deya juga lebih sering turun di event internasional. Karena itu, Ade dan Deya memiliki kessmpatan turun di Sirnas Surabaya. “Sebelum masuk kategori dewasa, Ade dan Deya lebih banyak turun di even internasional," terang Winurjaya.
Pada Sirnas Surabaya nanti, event pemantauan untuk pebulutangkis pelatnas. Winurjaya berharap keduanya mampu memberikan yang terbaik untuk mangatasi pebulutangkis pelatnas nantinya. Sebab Sirnas Surabaya menjadi ajang pintu masuk Pelatnas. *dek
DENPASAR, NusaBali
Bali menerjunkan 150 peserta dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Bulutangkis di GOR Lila Bhuana, Denpasar, mulai Senin (5/11) hingga Sabtu (10/11). Jumlah atlet tuan rumah itu menjadi yang terbanyak dari total 525 peserta. Selain di GOR Lila Bhuana yang jadi tempat utama, turnamen juga dilangsungkan di GOR Ngurah Rai Denpasar sebagai tempat penunjang.
"Proses pendaftaran tidak melalui Pengprov PBVSI, tapi melalui klub bulutangkis-bulutangkis itu sendiri. Jadi banyak pebulutangkis andalan Bali akan membela klubnya yang ada di luar Bali. Karena selama ini mereka memang bernaung disana," ujar Sekretaris Umum PBSI Bali, Made Darmiyasa, Senin (5/11).
Menurut Darmiyasa, Sirnas kali ini dibagi tiga Kelompok Umur (KU), yaitu Kategori Remaja, Taruna dan Kategori Dewasa. Sedangkan dua pebulutangkis putri andalan Bali, Made Pranita Sulistya Devi atau Ade dan Made Deya Surya Saraswati absen pada Sirnas tahun ini.
Ade dan Deya memilih menambah poin dan ranking Badminton World Federation (WBF), dengan ambil bagian pada Penang Challenge di Malaysia. Menurut Wakil Ketua II Pengprov PBSI Bali, Wayan Winurjaya, pelaksanaan Sirnas dan kejuaraan di Malaysia bersamaan. "Ade dan Deya pilih ikut Kejuaraan di BWF. Karena poin dan ranking di nasional, juga di BWF harus dijaga dengan baik," kata Winurjaya.
Winurjaya yang juga manajer Ade sekaligus orangtua mengatakan, kedua pebulutangkis putri, yang kini berlatih di PB Exist Jakarta itu, melihat PB PBSI dan Pelatnas bulutangkis lebih memantau pebulutangkis khususnya dewasa, bukan seperti di Sirnas, melainkan di even internasional.
Sedangkan Sirnas juga kembali digulirkan pada Sirnas Premiere di Surabaya mulai 18 November. Selama ini Ade dan Deya juga lebih sering turun di event internasional. Karena itu, Ade dan Deya memiliki kessmpatan turun di Sirnas Surabaya. “Sebelum masuk kategori dewasa, Ade dan Deya lebih banyak turun di even internasional," terang Winurjaya.
Pada Sirnas Surabaya nanti, event pemantauan untuk pebulutangkis pelatnas. Winurjaya berharap keduanya mampu memberikan yang terbaik untuk mangatasi pebulutangkis pelatnas nantinya. Sebab Sirnas Surabaya menjadi ajang pintu masuk Pelatnas. *dek
Komentar