Penataan Trotoar dan Drainase, 58 Pohon Perindang Ditebang
Pohon perindang di seputaran Jalan Raya Kapal, Kecamatan Mengwi, yang notabene jalur utama Denpasar – Gilimanuk, ditebang untuk kepentingan penataan trotoar dan drainase.
MANGUPURA, NusaBali
Bukan cuma satu atau dua pohon, melainkan 58 pohon yang ditebang. Rata-rata pohon tersebut telah berusia tua. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan membenarkan penebangan pohon perindang tersebut. “Iya, kami ada pemotongan pohon perindang di Jalan Raya Kapal. Tujuan pemotongan karena dipakai drainase oleh Satker Bali,” ujarnya, Selasa (6/11).
Merthawan menjelaskan, penebangan pohong perindang ini karena keberadaan pohon justru merusak trotoar, bahkan jalan air terhambat akibat akar pohon tersebut. “Trotoar rusak dan jalan air terhambat karena akar pohon liar. Itu sebabnya pohon ditebang,” jelasnya.
Walau begitu, lanjut birokrat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, itu pohon perindang yang ditebang bakal diganti dengan pohon perindang baru bila penataan sudah selesai dilakukan. Penggantian bukan dilakukan oleh Dinas LHK Badung melainkan oleh Satker. “Agar selalu asri, rencananya Satker akan mengganti dengan pohon tabebuya,” ucap Merthawan. Menurutnya penebangan pohon hanya dilakukan di Jalan Raya Kapal.
Untuk jumlah pohon yang ditebang sebanyak 58 batang. Dan rata-rata pohon sudah berusia tua. “Pohon perindang yang dipotong jenis angsana. Jumlahnya 58 pohon, dengan usia rata-rata 25 tahun. Adapun tinggi 15 meter dan diameter 1 meter,” tandasnya. *asa
Bukan cuma satu atau dua pohon, melainkan 58 pohon yang ditebang. Rata-rata pohon tersebut telah berusia tua. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan membenarkan penebangan pohon perindang tersebut. “Iya, kami ada pemotongan pohon perindang di Jalan Raya Kapal. Tujuan pemotongan karena dipakai drainase oleh Satker Bali,” ujarnya, Selasa (6/11).
Merthawan menjelaskan, penebangan pohong perindang ini karena keberadaan pohon justru merusak trotoar, bahkan jalan air terhambat akibat akar pohon tersebut. “Trotoar rusak dan jalan air terhambat karena akar pohon liar. Itu sebabnya pohon ditebang,” jelasnya.
Walau begitu, lanjut birokrat asal Sempidi, Kecamatan Mengwi, itu pohon perindang yang ditebang bakal diganti dengan pohon perindang baru bila penataan sudah selesai dilakukan. Penggantian bukan dilakukan oleh Dinas LHK Badung melainkan oleh Satker. “Agar selalu asri, rencananya Satker akan mengganti dengan pohon tabebuya,” ucap Merthawan. Menurutnya penebangan pohon hanya dilakukan di Jalan Raya Kapal.
Untuk jumlah pohon yang ditebang sebanyak 58 batang. Dan rata-rata pohon sudah berusia tua. “Pohon perindang yang dipotong jenis angsana. Jumlahnya 58 pohon, dengan usia rata-rata 25 tahun. Adapun tinggi 15 meter dan diameter 1 meter,” tandasnya. *asa
Komentar