Pemkab Gianyar Belajar ke Surabaya
Kabupaten Gianyar berencana menata taman secara besar-besaran tahun 2019.
Wujudkan Rencana Penataan Taman
SURABAYA, NusaBali
Jajaran intansi terkait dari Pemkab Gianyar belajar langsung ke Dinas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Kebersihan Pemkot Surabaya untuk penataan taman, Selasa (6/11). Sebagaimana diketahui, penataan taman Kota Surabaya merupakan taman terbaik di Indonesia. Ratusan taman, baik taman pasif maupun aktif tersebar di seluruh Kota Pahlawan ini. Kabid Pertamanan Dinas PUPR Gianyar I Wayan Jati kepada jajaran Dinas RTH dan Kebersihan Surabaya mengatakan, selain dikenal sebagai daerah budaya dan parwisata, saat ini keberadaan keindahan dan taman kota juga menjadi perhatian serius Pemkab Gianyar. Dimana hal itu sesuai dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Gianyar, Made Agus Mahayastra-AA Gde Mayun (Aman), terkait pengelolaan tata kelola taman. Terlebih untuk 2019 nanti, program ini akan disokong anggaran cukup besar untuk melaksanakannya.
"Namun kenyataannya ada beberapa kendala kami hadapi. Seperti median taman yang kurang luas. Kemudian koordinasi terkait pohon perindang yang mengganggu fasilitas umum, seperti trotoar dan rumah warga. Untuk itu, kami butuh masukan mengenai trik yang dilakukan disini," ucap Jati didampingi Kabid Layanan Komunikasi dan Informatika Dinas Kominfo AA Gde Geria selaku pimpinan rombongan, di antaranya awak media di Gianyar.
Jati menambahkan, dengan adanya sharing pengalaman dan cara penataan hingga pengelolaan, pihaknya akan mencoba mengadopsi cara tersebut untuk diterapkan di Gianyar. Walaupun seperti katanya, hal itu tentu akan dilakukan secara bertahap. Lantaran seperti urusan pohon perindang sendiri yang mengganggu fasilitas umum tetap harus berkoordinasi dengan pemilik jalan nasional maupun provinsi.
Mendengar paparan tersebut Kabid RTH dan PJU (Penerangan Jalan Umum) Pemkot Surabaya Hendri Sugianto didampingi dua koordinatornya menerangkan, secara umum RTH di Surabaya dikelola beberapa dinas, seperti Dinas RTH dan lainnya. Untuk taman sendiri di Surabaya terbagi dua jenis yakni taman pasif dan taman aktif yang jumlahnya ada ratusan. Dengan jumlahnya yang ratusan dan tersebar hingga ke kecamatan, maka dalam pengelolaannya dibagi menjadi lima rayon, yang tiap rayon diperkuat pasukan antara 80-90 orang.
Lebih lanjut, dia menerangkan, kunci sukses dalam menata taman tersebut, sebenarnya ada pada monitoring dan juga disiplin menanam. Karena seperti katanya, sesuai arahan Walikota Surabaya, baik itu musim kemarau maupun musim hujan, tak boleh ada tanaman yang mati. Terpenting yakni perawatan rutin dan aktif monitoring sebagai antisipasi adanya penyakit dan hama. "Dalam menanam itu juga harus tulus, disamping mereka yang bertugas juga harus jago menanam. Karena pohon itu punya naluri. Kalau naman tak tulus, pasti tanamannya juga tak akan subur. Selain itu untuk penyiraman itu dilakukan minimal 2-3 kali sehari," ucapnya.
Sedangkan mengenai pohon perindang yang menutupi fasilitas umum, kata dia, memang ada perawatan dan perantingan (pemangkasan) rutin. "Karena kalau tidak begitu, saat musim hujan tiap hari pasti ada komplain karena nimpa motor, mobil, atau orang. Perantingan juga kami lakukan malam hari, dan tak sembarangan. Selain karena banyak utilitas (kabel hingga lampu), juga supaya tidak merusak tanaman dibawahnya. Makanya pemotongan dilakukan ukuran 1 meter," imbuhnya.
Yang jelas seperti katanya, dalam membuat taman itu juga butuh waktu yang lama dan panjang. Selain merubah maindset masyarakat. Sehingga tanaman itu juga turut diawasi masyarakat. Bahkan mereka akan melapor kalau ada satu pohon yang sakit atau tumbang. "Karena setelah sekian tahun, masyarakat akan tahu manfaatnya. Jadi sudah biasa, di awal awal tanaman hilang itu biasa, ya jalani saja, tanam lagi, hilang lagi, ya taman lagi. Lama-lama pasti masyarakat akan merasa memiliki," ungkapnya.
Dalam kesempatan kemarin dirinya juga membeber mengenai kontrak satgas taman yang hanya tiga bulan. Hal ini dilakukan supaya ketika ada satgas yang tidak bekerja dengan becus, maka tidak menunggu lama untuk proses penggantian.
"Sedangkan untuk taman dari CSR perusahaan, itu tergantung komitmen kita menjaga taman CSR tersebut. Karena jika sudah dipercaya, maka (CSR) akan datang sendiri. Memang untuk awal mendapatkan CSR, mesti sana sini bawa surat. Maka dari itu, yakinkan yang kita terima itu dirawat betul," ujarnya. *nvi
SURABAYA, NusaBali
Jajaran intansi terkait dari Pemkab Gianyar belajar langsung ke Dinas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Kebersihan Pemkot Surabaya untuk penataan taman, Selasa (6/11). Sebagaimana diketahui, penataan taman Kota Surabaya merupakan taman terbaik di Indonesia. Ratusan taman, baik taman pasif maupun aktif tersebar di seluruh Kota Pahlawan ini. Kabid Pertamanan Dinas PUPR Gianyar I Wayan Jati kepada jajaran Dinas RTH dan Kebersihan Surabaya mengatakan, selain dikenal sebagai daerah budaya dan parwisata, saat ini keberadaan keindahan dan taman kota juga menjadi perhatian serius Pemkab Gianyar. Dimana hal itu sesuai dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Gianyar, Made Agus Mahayastra-AA Gde Mayun (Aman), terkait pengelolaan tata kelola taman. Terlebih untuk 2019 nanti, program ini akan disokong anggaran cukup besar untuk melaksanakannya.
"Namun kenyataannya ada beberapa kendala kami hadapi. Seperti median taman yang kurang luas. Kemudian koordinasi terkait pohon perindang yang mengganggu fasilitas umum, seperti trotoar dan rumah warga. Untuk itu, kami butuh masukan mengenai trik yang dilakukan disini," ucap Jati didampingi Kabid Layanan Komunikasi dan Informatika Dinas Kominfo AA Gde Geria selaku pimpinan rombongan, di antaranya awak media di Gianyar.
Jati menambahkan, dengan adanya sharing pengalaman dan cara penataan hingga pengelolaan, pihaknya akan mencoba mengadopsi cara tersebut untuk diterapkan di Gianyar. Walaupun seperti katanya, hal itu tentu akan dilakukan secara bertahap. Lantaran seperti urusan pohon perindang sendiri yang mengganggu fasilitas umum tetap harus berkoordinasi dengan pemilik jalan nasional maupun provinsi.
Mendengar paparan tersebut Kabid RTH dan PJU (Penerangan Jalan Umum) Pemkot Surabaya Hendri Sugianto didampingi dua koordinatornya menerangkan, secara umum RTH di Surabaya dikelola beberapa dinas, seperti Dinas RTH dan lainnya. Untuk taman sendiri di Surabaya terbagi dua jenis yakni taman pasif dan taman aktif yang jumlahnya ada ratusan. Dengan jumlahnya yang ratusan dan tersebar hingga ke kecamatan, maka dalam pengelolaannya dibagi menjadi lima rayon, yang tiap rayon diperkuat pasukan antara 80-90 orang.
Lebih lanjut, dia menerangkan, kunci sukses dalam menata taman tersebut, sebenarnya ada pada monitoring dan juga disiplin menanam. Karena seperti katanya, sesuai arahan Walikota Surabaya, baik itu musim kemarau maupun musim hujan, tak boleh ada tanaman yang mati. Terpenting yakni perawatan rutin dan aktif monitoring sebagai antisipasi adanya penyakit dan hama. "Dalam menanam itu juga harus tulus, disamping mereka yang bertugas juga harus jago menanam. Karena pohon itu punya naluri. Kalau naman tak tulus, pasti tanamannya juga tak akan subur. Selain itu untuk penyiraman itu dilakukan minimal 2-3 kali sehari," ucapnya.
Sedangkan mengenai pohon perindang yang menutupi fasilitas umum, kata dia, memang ada perawatan dan perantingan (pemangkasan) rutin. "Karena kalau tidak begitu, saat musim hujan tiap hari pasti ada komplain karena nimpa motor, mobil, atau orang. Perantingan juga kami lakukan malam hari, dan tak sembarangan. Selain karena banyak utilitas (kabel hingga lampu), juga supaya tidak merusak tanaman dibawahnya. Makanya pemotongan dilakukan ukuran 1 meter," imbuhnya.
Yang jelas seperti katanya, dalam membuat taman itu juga butuh waktu yang lama dan panjang. Selain merubah maindset masyarakat. Sehingga tanaman itu juga turut diawasi masyarakat. Bahkan mereka akan melapor kalau ada satu pohon yang sakit atau tumbang. "Karena setelah sekian tahun, masyarakat akan tahu manfaatnya. Jadi sudah biasa, di awal awal tanaman hilang itu biasa, ya jalani saja, tanam lagi, hilang lagi, ya taman lagi. Lama-lama pasti masyarakat akan merasa memiliki," ungkapnya.
Dalam kesempatan kemarin dirinya juga membeber mengenai kontrak satgas taman yang hanya tiga bulan. Hal ini dilakukan supaya ketika ada satgas yang tidak bekerja dengan becus, maka tidak menunggu lama untuk proses penggantian.
"Sedangkan untuk taman dari CSR perusahaan, itu tergantung komitmen kita menjaga taman CSR tersebut. Karena jika sudah dipercaya, maka (CSR) akan datang sendiri. Memang untuk awal mendapatkan CSR, mesti sana sini bawa surat. Maka dari itu, yakinkan yang kita terima itu dirawat betul," ujarnya. *nvi
Komentar