Antisipasi Banjir, BWS Monitoring Tukad Mati dari Hulu Hingga Hilir
Memasuki musim hujan, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida melakukan monitoring terhadap Tukad Mati dari hulu ke hilir.
MANGUPURA, NusaBali
Monitoring ini dilakukan untuk memastikan tak terjadi air meluap ke permukiman warga ketika terjadi banjir. Seperti biasanya tukad yang bermuara di Teluk Benoa ini sering meluap di Legian, Kecamatan Kuta, saat banjir bandang.
Pejabat Pembuat Komitmen Penataan Tukad Mati Wayan Karyasa, mengatakan untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan yang sering terjadi di Legian, BWS sudah mulai melakukan monitoring. Untuk mengatasi masalah banjir di Legian yang diperhatikan tak hanya penataan pada sungai tetapi dari penjaga bendung dan alur yang dilalui air juga diperhatikan. Dia menegaskan untuk belokan air yang sempit semuanya kini sudah mulai dibuka untuk memperlebar aliran air.
Sementara untuk penataan yang kini sedang dilakukan di Legian pengerjaannya adalah pembangunan parapet. Menurutnya, proyek penataan ini dibagi dalam dua bagian yang dikerjakan dalam tiga tahun anggaran, yakni 2017-2019.
“Khusus untuk di Legian dilakukan peninggian tanggul. Lokasi peninggian tanggul dengan parapet dari jembatan Nakula sampai jembatan Patih Jelantik,” papar Karyasa.
Progress pengerjaan proyek penataan untuk wilayah Legian adalah pengerjaan parapet. Saat ini yang sudah dikerjakan sepanjang 400 meter. Selanjutnya yaitu pengerukan atau normalisasi alur sungai. Program ini akan dilakukan bersamaan dengan perbaikan tanggul sungai pasangan batu. Pengerjaan tak dilakukan secara simultan, karena pihaknya terlebih dahulu berkoordinasi dengan masyarakat setempat.
Dikatakannya, penataan Tukad Mati dilaksanakan pada dua ruas sungai, yang bagian tengah dimulai dari Bendung Umadui sampai dengan pekerjaan parapet yg berakhir di jembatan Patih Jelantik. Sedangkan yang ruas bagian hilir dikerjakan dari jembatan Bypass Ngurah Rai ke hilir sepanjang 1 kilometer.
“Pengerjaan parapet untuk di Legian baru mencapai 400 meter. Direncanakan pembangunan parapet itu dilakukan di sepanjang Legian. Sisa dari 400 meter itu kini masih dilakukan sosialisasi kepada aparat desa setempat. Saat ini sedang dilakukan review desain terhadap rencana parapet. Diharapkan dengan penataan ini dapat mengatasi masalah banjir di Legian. Usaha sementara yang kami lakukan untuk antisipasi musin hujan, adalah dengan melakukan pengerukan alur di bagian hilir untuk melancarkan aliran air banjir menuju muara,” kata Karyasa. *po
Monitoring ini dilakukan untuk memastikan tak terjadi air meluap ke permukiman warga ketika terjadi banjir. Seperti biasanya tukad yang bermuara di Teluk Benoa ini sering meluap di Legian, Kecamatan Kuta, saat banjir bandang.
Pejabat Pembuat Komitmen Penataan Tukad Mati Wayan Karyasa, mengatakan untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan yang sering terjadi di Legian, BWS sudah mulai melakukan monitoring. Untuk mengatasi masalah banjir di Legian yang diperhatikan tak hanya penataan pada sungai tetapi dari penjaga bendung dan alur yang dilalui air juga diperhatikan. Dia menegaskan untuk belokan air yang sempit semuanya kini sudah mulai dibuka untuk memperlebar aliran air.
Sementara untuk penataan yang kini sedang dilakukan di Legian pengerjaannya adalah pembangunan parapet. Menurutnya, proyek penataan ini dibagi dalam dua bagian yang dikerjakan dalam tiga tahun anggaran, yakni 2017-2019.
“Khusus untuk di Legian dilakukan peninggian tanggul. Lokasi peninggian tanggul dengan parapet dari jembatan Nakula sampai jembatan Patih Jelantik,” papar Karyasa.
Progress pengerjaan proyek penataan untuk wilayah Legian adalah pengerjaan parapet. Saat ini yang sudah dikerjakan sepanjang 400 meter. Selanjutnya yaitu pengerukan atau normalisasi alur sungai. Program ini akan dilakukan bersamaan dengan perbaikan tanggul sungai pasangan batu. Pengerjaan tak dilakukan secara simultan, karena pihaknya terlebih dahulu berkoordinasi dengan masyarakat setempat.
Dikatakannya, penataan Tukad Mati dilaksanakan pada dua ruas sungai, yang bagian tengah dimulai dari Bendung Umadui sampai dengan pekerjaan parapet yg berakhir di jembatan Patih Jelantik. Sedangkan yang ruas bagian hilir dikerjakan dari jembatan Bypass Ngurah Rai ke hilir sepanjang 1 kilometer.
“Pengerjaan parapet untuk di Legian baru mencapai 400 meter. Direncanakan pembangunan parapet itu dilakukan di sepanjang Legian. Sisa dari 400 meter itu kini masih dilakukan sosialisasi kepada aparat desa setempat. Saat ini sedang dilakukan review desain terhadap rencana parapet. Diharapkan dengan penataan ini dapat mengatasi masalah banjir di Legian. Usaha sementara yang kami lakukan untuk antisipasi musin hujan, adalah dengan melakukan pengerukan alur di bagian hilir untuk melancarkan aliran air banjir menuju muara,” kata Karyasa. *po
1
Komentar