Ibu Bayi Jadi Tersangka Hoax
"Katanya jatuh ke got, kakinya luka-luka. Tapi di TKP, tidak ada got justru semak-semak. Juga tidak ada bekas jatuh,"
GIANYAR, NusaBali
Ibu bayi, Ni Wayan Sukerti, 36, ditetapkan sebagai tersangka penebar berita palsu alias hoax. Penetapan tersangka ini berdasarkan hasil penyelidikan terkait laporan tersangka yang mengaku bayinya, Ni Komang Puspa Dewi, 1,5 nyaris menjadi korban penculikan anak Kamis (1/11) lalu di Banjar Dlodrurung, Desa Batubulan Kangin, Sukawati, Gianyar.
Kanitreskrim Polsek Sukawati, Iptu Gusti Ngurah Winangun mengatakan hal ini ketika dikonfirmasi, Kamis (8/11). Dikatakan, ibu dua anak asal Nusa Penida yang tinggal di Gang Walet II Banjar Dlodrurung Desa Batubulan Kangin Kecamatan Sukawati ini sudah 3 kali diperiksa polisi. Bahkan, polisi telah melakukan penyelidikan sesuai protap hingga menggelar olah TKP dan rekonstruksi kejadian.
Polisi juga memeriksa 3 orang saksi. Dari hasil olah TKP itulah, polisi yakin kalau Sukerti mengarang cerita. "Ada kejanggalan saat olah TKP," ungkap Winangun. Kejanggalan dimaksud, bahwa pengakuan Sukerti sempat jatuh tidak terbukti. "Katanya jatuh ke got, kakinya luka-luka. Tapi di TKP, tidak ada got justru semak-semak. Juga tidak ada bekas jatuh," ujarnya.
Selain itu, 3 saksi yang meruakan warga di sekitar TKP mengalu saat kejadian Kamis (1/11) sama sekali tidak mendengar ada orang berteriak. "Saksi disebelah tidak ada dengar teriakan," ujarnya. Balik dari olah TKP, polisi pun kembali melakukan introgasi. "Kami tanya pelan-pelan, akhirnya dia ngaku kejadian itu tidak pernah terjadi," ujar Winangun. Mengenai motifnya, Sukerti hanya bermaksud menakut-nakuti anaknya agar tidak keluar rumah.
Maraknya kasus percobaan penculikan pun membuatnya terinspirasi untuk mengarang cerita. "Cek alibinya, ternyata dia cuma bohong untuk nakuti anak saja. Biar tidak keluar rumah. Yang jelas tidak ada orang yang menyuruh," jelasnya. Meski sudah ditetapkan tersangka, Sukerti belum ditahan. Sebab, polisi masih mempertimbangkan kondisi Sukerti yang masih mengasuh bayinya Ni Komang Puspa Dewi yang baru berusia 1,5 tahun. "Sudah tersangka, tapi sementara belum ditahan, masih kita periksa. Anaknya sakit, kasihan anak kecil," jelasnya.
Seperti diketahui cerita hoax ini berawal saat Sukerti melihat dua orang laki-laki berboncengan naik sepeda motor Honda Vario warna hitam dan mendahuluinya di gang sempit di Banjar Dlodrurung, Desa Batubulan Kangin, Kamis (1/11) siang. Namun, tiba-tiba berhenti tak jauh dari jalan yang dilalui Sukerti dan bayinya.
Salah satu laki-laki berpakaian serba hitam dengan helm cerobong turun lalu berusaha menarik bayinya. Sementara satu lagi, menunggu dengan seeda motor masih menyala. "Kepala anak saya sempat ditarik tarik pelaku. Tapi saya berusaha pegang kuat-kuat, untungnya pakai gendongan jadi anak gak berhasil diambil," tuturnya.
Sukerti terus berusaha sekuat tenaga untuk berteriak minta tolong sambil mempertahankan anaknya. Sempat ia dengar perintah dari pengendara sepeda motor agar rekannya bergegas menggunakan bahasa Bali. "Saya dengar orang di motor nyuruh enggalin enggalin kedeng, tapi saya nggak lihat wajahnya. Nomor DK nya juga saya nggak sempat perhatikan, karena sudah gemetar," jelasnya.
Dalam kondisi terdesak, Sukerti terus berteriak minta tolong hingga si penculik menyerah. "Anak berhasil saya dekap, penculik itu langsung lari. Mungkin takut digebuki kalau ada orang yang tahu," ujar Sukerti. Lepas dari aksi penculikan, Sukerti pun lari ke sekolah anaknya dan melaporkannya ke Kepala Sekolah yang meneruskan laporan ke kepolisian. *nvi
Ibu bayi, Ni Wayan Sukerti, 36, ditetapkan sebagai tersangka penebar berita palsu alias hoax. Penetapan tersangka ini berdasarkan hasil penyelidikan terkait laporan tersangka yang mengaku bayinya, Ni Komang Puspa Dewi, 1,5 nyaris menjadi korban penculikan anak Kamis (1/11) lalu di Banjar Dlodrurung, Desa Batubulan Kangin, Sukawati, Gianyar.
Kanitreskrim Polsek Sukawati, Iptu Gusti Ngurah Winangun mengatakan hal ini ketika dikonfirmasi, Kamis (8/11). Dikatakan, ibu dua anak asal Nusa Penida yang tinggal di Gang Walet II Banjar Dlodrurung Desa Batubulan Kangin Kecamatan Sukawati ini sudah 3 kali diperiksa polisi. Bahkan, polisi telah melakukan penyelidikan sesuai protap hingga menggelar olah TKP dan rekonstruksi kejadian.
Polisi juga memeriksa 3 orang saksi. Dari hasil olah TKP itulah, polisi yakin kalau Sukerti mengarang cerita. "Ada kejanggalan saat olah TKP," ungkap Winangun. Kejanggalan dimaksud, bahwa pengakuan Sukerti sempat jatuh tidak terbukti. "Katanya jatuh ke got, kakinya luka-luka. Tapi di TKP, tidak ada got justru semak-semak. Juga tidak ada bekas jatuh," ujarnya.
Selain itu, 3 saksi yang meruakan warga di sekitar TKP mengalu saat kejadian Kamis (1/11) sama sekali tidak mendengar ada orang berteriak. "Saksi disebelah tidak ada dengar teriakan," ujarnya. Balik dari olah TKP, polisi pun kembali melakukan introgasi. "Kami tanya pelan-pelan, akhirnya dia ngaku kejadian itu tidak pernah terjadi," ujar Winangun. Mengenai motifnya, Sukerti hanya bermaksud menakut-nakuti anaknya agar tidak keluar rumah.
Maraknya kasus percobaan penculikan pun membuatnya terinspirasi untuk mengarang cerita. "Cek alibinya, ternyata dia cuma bohong untuk nakuti anak saja. Biar tidak keluar rumah. Yang jelas tidak ada orang yang menyuruh," jelasnya. Meski sudah ditetapkan tersangka, Sukerti belum ditahan. Sebab, polisi masih mempertimbangkan kondisi Sukerti yang masih mengasuh bayinya Ni Komang Puspa Dewi yang baru berusia 1,5 tahun. "Sudah tersangka, tapi sementara belum ditahan, masih kita periksa. Anaknya sakit, kasihan anak kecil," jelasnya.
Seperti diketahui cerita hoax ini berawal saat Sukerti melihat dua orang laki-laki berboncengan naik sepeda motor Honda Vario warna hitam dan mendahuluinya di gang sempit di Banjar Dlodrurung, Desa Batubulan Kangin, Kamis (1/11) siang. Namun, tiba-tiba berhenti tak jauh dari jalan yang dilalui Sukerti dan bayinya.
Salah satu laki-laki berpakaian serba hitam dengan helm cerobong turun lalu berusaha menarik bayinya. Sementara satu lagi, menunggu dengan seeda motor masih menyala. "Kepala anak saya sempat ditarik tarik pelaku. Tapi saya berusaha pegang kuat-kuat, untungnya pakai gendongan jadi anak gak berhasil diambil," tuturnya.
Sukerti terus berusaha sekuat tenaga untuk berteriak minta tolong sambil mempertahankan anaknya. Sempat ia dengar perintah dari pengendara sepeda motor agar rekannya bergegas menggunakan bahasa Bali. "Saya dengar orang di motor nyuruh enggalin enggalin kedeng, tapi saya nggak lihat wajahnya. Nomor DK nya juga saya nggak sempat perhatikan, karena sudah gemetar," jelasnya.
Dalam kondisi terdesak, Sukerti terus berteriak minta tolong hingga si penculik menyerah. "Anak berhasil saya dekap, penculik itu langsung lari. Mungkin takut digebuki kalau ada orang yang tahu," ujar Sukerti. Lepas dari aksi penculikan, Sukerti pun lari ke sekolah anaknya dan melaporkannya ke Kepala Sekolah yang meneruskan laporan ke kepolisian. *nvi
Komentar