Driver Taksi Online Dibunuh
Mayatnya diikat dan diberi pemberat
TANGERANG, NusaBali
Misteri keberadaan JST (68) driver Grabcar akhirnya terjawab setelah dikabarkan hilang oleh keluarganya sejak Senin (5/11). Seperti diduga sejak awal, JST dibunuh, terbukti dari luka sayatan dan pemberat di tubuhnya, saat jasadnya ditemukan mengambang di sungai Cirarap daerah Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Kamis (8/11).
"Korban mengalami luka sayat di leher dengan wajah yang lebam. Tangan dan kaki korban juga terikat tali dengan pemberat," kata Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif dalam keterangannya, Kamis (8/11) seperti dilansir detik. Sabulil mengatakan mobil korban juga sudah ditemukan pada Rabu (7/11) malam. Sebilah pisau ditemukan dalam mobil itu.
"Berhasil menemukan mobil korban di wilayah Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Di dalam mobil korban, ditemukan sebilah pisau dan bercak darah," imbuhnya. Anak JST sempat melacak keberadaan terakhir sang ayah lewat aplikasi Grab yang bisa dia akses. Dia menyebut lokasi mobil itu tidak jauh dari lokasi penjemputan terakhir penumpang.
"Kunci masih ada, STNK masih ada. Tapi ada pisau di situ katanya," ungkap anak JST yang enggan disebutkan namanya. Jenazah JST langsung dibawa ke RS Tangerang untuk proses autopsi. Keluarga juga sudah berada di lokasi. Saat ditemukan, ada luka di tubuh JST. Polisi menduga JST adalah korban penganiayaan atau pembunuhan. Pelaku dan motif hingga kini masih belum diketahui.
"Indikasi ke arah penganiayaan atau pembunuhan, namun kita tunggu hasil visum dari dokter agar tahu penyebabnya," kata Kapolsek Pasar Kemis Kompol Ucu Syaifulloh dalam keterangannya, Kamis (8/11).
Grab pun memberikan penjelasan terkait mitranya yang menjadi korban tindak kriminalitas. "Kami sangat terpukul menerima kabar duka dari salah satu mitra pengemudi kami dan atas nama segenap manajemen dan keluarga besar Grab, kami menyampaikan belasungkawa yang sangat mendalam kepada pihak keluarga, kerabat, dan rekan dari korban," demikian keterangan dari juru bicara Grab, Kamis (8/11).
Grab berjanji akan memenuhi hak JST sebagai driver GrabCar, termasuk asuransi dan santunan. Grab juga mengaku sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengusut kasus ini. Seperti diketahui, JST tidak bisa dihubungi keluarganya setelah mengambil penumpang.
"Sejak menerima laporan terkait keberadaan keluarga mitra pengemudi, Grab segera bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menelusuri lebih lanjut kasus tersebut guna mengumpulkan informasi yang akurat dari data perjalanan mitra pengemudi dan juga penumpang," kata juru bicara Grab.
Selain itu, Grab sudah menghubungi keluarga almarhum dan berencana mengunjungi keluarga "Kunjungan ini juga bertujuan untuk menjelaskan hak almarhum sebagai mitra pengemudi Grab sesuai dengan polis asuransi yang berlaku bagi mitra pengemudi," tambah Grab. *
Misteri keberadaan JST (68) driver Grabcar akhirnya terjawab setelah dikabarkan hilang oleh keluarganya sejak Senin (5/11). Seperti diduga sejak awal, JST dibunuh, terbukti dari luka sayatan dan pemberat di tubuhnya, saat jasadnya ditemukan mengambang di sungai Cirarap daerah Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Kamis (8/11).
"Korban mengalami luka sayat di leher dengan wajah yang lebam. Tangan dan kaki korban juga terikat tali dengan pemberat," kata Kapolresta Tangerang Kombes Sabilul Alif dalam keterangannya, Kamis (8/11) seperti dilansir detik. Sabulil mengatakan mobil korban juga sudah ditemukan pada Rabu (7/11) malam. Sebilah pisau ditemukan dalam mobil itu.
"Berhasil menemukan mobil korban di wilayah Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Di dalam mobil korban, ditemukan sebilah pisau dan bercak darah," imbuhnya. Anak JST sempat melacak keberadaan terakhir sang ayah lewat aplikasi Grab yang bisa dia akses. Dia menyebut lokasi mobil itu tidak jauh dari lokasi penjemputan terakhir penumpang.
"Kunci masih ada, STNK masih ada. Tapi ada pisau di situ katanya," ungkap anak JST yang enggan disebutkan namanya. Jenazah JST langsung dibawa ke RS Tangerang untuk proses autopsi. Keluarga juga sudah berada di lokasi. Saat ditemukan, ada luka di tubuh JST. Polisi menduga JST adalah korban penganiayaan atau pembunuhan. Pelaku dan motif hingga kini masih belum diketahui.
"Indikasi ke arah penganiayaan atau pembunuhan, namun kita tunggu hasil visum dari dokter agar tahu penyebabnya," kata Kapolsek Pasar Kemis Kompol Ucu Syaifulloh dalam keterangannya, Kamis (8/11).
Grab pun memberikan penjelasan terkait mitranya yang menjadi korban tindak kriminalitas. "Kami sangat terpukul menerima kabar duka dari salah satu mitra pengemudi kami dan atas nama segenap manajemen dan keluarga besar Grab, kami menyampaikan belasungkawa yang sangat mendalam kepada pihak keluarga, kerabat, dan rekan dari korban," demikian keterangan dari juru bicara Grab, Kamis (8/11).
Grab berjanji akan memenuhi hak JST sebagai driver GrabCar, termasuk asuransi dan santunan. Grab juga mengaku sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengusut kasus ini. Seperti diketahui, JST tidak bisa dihubungi keluarganya setelah mengambil penumpang.
"Sejak menerima laporan terkait keberadaan keluarga mitra pengemudi, Grab segera bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menelusuri lebih lanjut kasus tersebut guna mengumpulkan informasi yang akurat dari data perjalanan mitra pengemudi dan juga penumpang," kata juru bicara Grab.
Selain itu, Grab sudah menghubungi keluarga almarhum dan berencana mengunjungi keluarga "Kunjungan ini juga bertujuan untuk menjelaskan hak almarhum sebagai mitra pengemudi Grab sesuai dengan polis asuransi yang berlaku bagi mitra pengemudi," tambah Grab. *
1
Komentar