Simulasi, Demo PKL dan Orgil Ngamuk Kacaukan HUT Pol PP dan Linmas
Khidmatnya peringatan HUT ke-66 Pol PP dan HUT ke-54 Linmas Provinsi Bali yang dipusatkan di Stadion Pecangakan, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan/Kabupaten Jembrana menjadi kacau balau, Selasa (19/4).
NEGARA, NusaBali
Penyebabnya, ada orang gila mengamuk ke tengah lapangan dan aksi demo dari pedagang kaki lima (PKL). Kekacauan pada upacara yang dihadiri Gubernur Bali I Made Mangku Pastika itu hanyalah skenario simulasi.
Skenarionya, orang gila dan sejumlah pedagang asongan atau PKL masuk ke tempat upacara dalam waktu hampir bersamaan. Anggota Satpol PP Jembrana pun dibuat kelabakan untuk menghalau PKL dan mengamankan orgil ngamuk itu. Aksi kejar-kejaran pun menghiasi penertiban itu. Beruntung orgil yang ingin mengacaukan jalannya upacara berhasil ditangkap. Begitu juga tiga pedagang asongan yang merangsek ke panggung utama berhasil dibekuk.
Setelah tiga PKL diamankan, puluhan pedagang asongan kembali bertingkah. Mereka menjadi ’kompor’ hingga puluhan PKL melakukan aksi demo. Jalan negoisasi sempat rusuh, pasalnya ada oknum PPKL yang melempari petugas Satpol PP dengan bekas botol minuman mineral. Mereka juga meminta Kasatpol PP Jembrana, I Gusti Ngurah Rai Budhi diturunkan dari jabatannya.
Akibat situasi tidak kondusif, Kasatpol PP Jembrana, Ngurah Rai Budhi pun turun tangan. Ia menginstruksikan melakukan penyemprotan ke arah massa menggunakan mobil pemadam kebakaran. Hasilnya, para pendemo berhasil dipukul mundur, situasi benar-benar kembali reda. Acara penutupan pun bisa dilanjutkan dengan penyerahan bantuan bedah rumah kepada salah satu kepala keluarga miskin asal Desa Pergung, Mendoyo, Wayan Suandra, melalui Gubernur Mangku Pastika didampingi Bupati Jembrana, I Putu Artha.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika membacakan sambutan Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo berharap Satpol PP dapat lebih profesional dan solid memberikan perlindungan secara maksimal kepada masyarakat. Dalam menjalankan tugas, Pol PP diharapkan senantiasa tegas bertindak, tidak boleh ragu-ragu, namun tetap hati-hati berpijak pada aturan yang berlaku.
Selain itu dalam melakukan penindakan, diminta lebih mengedepankan pendekatan humanis ke masyrakat. Serta mengedepankan mekanisme preventif dalam penegakan Perda. Terlebih lagi di era keterbukaan seperti sekarang. Di mana informasi bisa diakses begitu cepat sehingga masyarakat bisa membandingkan pelayanan satu daerah dengan daerah lainnya yang berdampak pada kewibawaan pemerintah. 7 ode
1
Komentar