Warga Inginkan Muara Tukad Mati Dijadikan Objek Wisata Baru
Warga Lingkungan Patasari, Kelurahan/Kecamatan Kuta, Badung berniat menjadikan muara Tukad Mati sebagai objek wisata baru.
MANGUPURA, NusaBali
Ketua Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening, Lingkungan Patasari Kuta, Nyoman Sukra, Jumat (9/11) mengatakan, sebagian besar objek wisata di Bali adalah memanfaatkan pantai. Pihaknya ingin melakukan sesuatu yang berbeda namun diyakini bisa mendapatkan keuntungan dengan mengembangkan kawasan muara Tukad Mati yang dipenuhi hutan mangrove.
“Kami punya niat untuk menjadikan muara ini sebagai sebuah objek wisata baru di Kuta. Kami yakin ini adalah sesuatu yang baru. Sebab selama ini kebanyakan objek wisata yang ada adalah memanfaatkan pantai. Dimana nantinya selain penataan muara Tukad Mati menggunakan longstorage yang sudah bagus, untuk sisi timur dan ujung muara akan dibiarkan alami dan hanya dinormalisasi,” tutur pria yang akrab disapa Mr Dolphin ini.
Direncanakan, pada muara itu nanti selain untuk akses nelayan, juga direncanakan dibuat floating market atau pasar terapung. Hal ini sangat memungkinkan apalagi di ujung muara akan dibangun bendungan. Pasar terapung ini, lanjut dia, diyakini sangat potensial karena belum ada di Bali. Usaha semacam ini di berbagai tempat sangat diminati oleh wisatawan.
"Kami mencoba untuk mengemasnya nanti menggunakan jukung-jukung nelayan. Kalau sudah berhasil akan dikembangkan lagi. Mudah-mudahan ini bisa terwujud dan mendapat dukungan pemerintah dan semua komponen lainnya," harap Mr Dolphin.
Dia mengaku optimis hal ini bisa terwujud karena antusias kelompok nelayan dan masyarakat Lingkungan Patasari dalam menjaga dan memelihara Tukad Mati tinggi. Terbukti kawasan yang dahulunya lautan sampah berkat kerjasama masyarakat dan nelayan serta pemerintah kini menajdi kawasan yang bersih dan tertata. "Kami menyampaikan terimakasih kepada jajaran Kementrian Kelautan dan Dinas Kelautan karena banyak hal dan masukan yang telah kami dapat untuk pengembangan nelayan yang lebih baik ke depannya," ucapnya.
Dia juga menyampaikan keluhan bahwa kawasan sisi timur Long Storage muara Tukad Mati itu kini sedikit mengalami pendangkalan. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi nelayan saat air surut. Akibatnya perahu nelayan kerap nyangkut sehingga tidak bisa melaut.
Terkait kondisi itu nelayan berharap setelah selesai penataan muara itu oleh pemerintah nantinya dilakukan normalisasi di kawasan tersebut. “Kami apresiasi dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menata muara ini. Kami berharap agar dengan penataan ini aktivitas para nelayan ke depanya tak terganggu lagi,” pungkasnya. *po
Ketua Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening, Lingkungan Patasari Kuta, Nyoman Sukra, Jumat (9/11) mengatakan, sebagian besar objek wisata di Bali adalah memanfaatkan pantai. Pihaknya ingin melakukan sesuatu yang berbeda namun diyakini bisa mendapatkan keuntungan dengan mengembangkan kawasan muara Tukad Mati yang dipenuhi hutan mangrove.
“Kami punya niat untuk menjadikan muara ini sebagai sebuah objek wisata baru di Kuta. Kami yakin ini adalah sesuatu yang baru. Sebab selama ini kebanyakan objek wisata yang ada adalah memanfaatkan pantai. Dimana nantinya selain penataan muara Tukad Mati menggunakan longstorage yang sudah bagus, untuk sisi timur dan ujung muara akan dibiarkan alami dan hanya dinormalisasi,” tutur pria yang akrab disapa Mr Dolphin ini.
Direncanakan, pada muara itu nanti selain untuk akses nelayan, juga direncanakan dibuat floating market atau pasar terapung. Hal ini sangat memungkinkan apalagi di ujung muara akan dibangun bendungan. Pasar terapung ini, lanjut dia, diyakini sangat potensial karena belum ada di Bali. Usaha semacam ini di berbagai tempat sangat diminati oleh wisatawan.
"Kami mencoba untuk mengemasnya nanti menggunakan jukung-jukung nelayan. Kalau sudah berhasil akan dikembangkan lagi. Mudah-mudahan ini bisa terwujud dan mendapat dukungan pemerintah dan semua komponen lainnya," harap Mr Dolphin.
Dia mengaku optimis hal ini bisa terwujud karena antusias kelompok nelayan dan masyarakat Lingkungan Patasari dalam menjaga dan memelihara Tukad Mati tinggi. Terbukti kawasan yang dahulunya lautan sampah berkat kerjasama masyarakat dan nelayan serta pemerintah kini menajdi kawasan yang bersih dan tertata. "Kami menyampaikan terimakasih kepada jajaran Kementrian Kelautan dan Dinas Kelautan karena banyak hal dan masukan yang telah kami dapat untuk pengembangan nelayan yang lebih baik ke depannya," ucapnya.
Dia juga menyampaikan keluhan bahwa kawasan sisi timur Long Storage muara Tukad Mati itu kini sedikit mengalami pendangkalan. Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi nelayan saat air surut. Akibatnya perahu nelayan kerap nyangkut sehingga tidak bisa melaut.
Terkait kondisi itu nelayan berharap setelah selesai penataan muara itu oleh pemerintah nantinya dilakukan normalisasi di kawasan tersebut. “Kami apresiasi dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menata muara ini. Kami berharap agar dengan penataan ini aktivitas para nelayan ke depanya tak terganggu lagi,” pungkasnya. *po
1
Komentar