Ada yang Menolak Diimunisasi MR
Imunisasi Measles Rubella (MR) di Kota Denpasar ternyata hingga kini belum mencapai target.
Kota Denpasar Tak Capai Target
DENPASAR, NusaBali
Penyebabnya, ada beberapa penolakan dari orangtua maupun anak yang bersangkutan. Dalam kampanye sebelumnya, imunisasi itu target cakupannya sebanyak 95 persen, namun saat ini terpenuhi baru 88 persen.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr Luh Putu Sri Armini, Jumat (9/11). Sebelum dilakukannya imunisasi, pihaknya juga telah mensosialisasikan kepada murid di sekolah-sekolah, rumah sakit, puskesmas dan unsur desa maupun lurah. Harapnnya agar pelaksanaan serentak imunisasi MR itu dapat tersampaikan secara baik di masyarakat.
Namun sayang, nyatanya pemahaman masyarakat masih kurang, sehingga beberapa ada yang menolak anaknya untuk diimunisasi MR. “Kendala ya ada anaknya yang tidak mau untuk diberikan imunisasi,” jelasnya.
Hal itu sangat berpengaruh terhadap pencapaian target di Kota Denpasar yang sebanyak 95 persen tersebut. Sedangkan pelaksanaannya telah dilakukan pada bulan Agustus dan September lalu. Agenda itu juga menyasar anak yang berusia 9 bulan dan di bawah 15 tahun.
Dikatakan, sebelumnya imunisasi serupa juga telah dilakukan langsung kepada orang tua, khususnya ibu-ibu yang hamil oleh dokter. Jika tidak dilaksanakan imunisasi MR tersebut, dapat menyebabkan penyakit Rubella dan Congenital Rubella Syndrome (CSR). Dengan gejala demam dan ruam ringan, infeksi selama masa kehamilan, dan dapat menyebabkan abortus spontan atau cacat lahir.
Ditanya dengan cara mengatasi kurangnya capaian target di Kota Denpasar, dr Sri Armini mengaku akan ada surat keputusan dari Kemenkes RI. Dimana di dalamnya berisi perpanjangan waktu pelaksanaan imunisasi MR sampai akhir Desember 2018. “Itu tidak masalah, karena kita akan terus melakukan imuniasi tersebut sampai bulan Desember tahun ini, karena sudah diatur dalam surat edaran dari Kemenkes RI,” imbuhnya.
Seperti diketahui, imunisasi MR yang digunakan untuk imunisasi campak dan Rubella efektif dan aman. Mengingat satu-satunya imuniasi MR yang mendapat rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia, dan sudah digunakan sebanyak 140 negara untuk eliminasi penyakit campak dan Rubella. Imuniasi itu dilakukan guna meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap penyakit tersebut secara tepat. Disamping itu juga dikatakan dapat memutuskan transmisi virus campak dan Rubella, serta menurunkan angka kejadian CRS. *mi
DENPASAR, NusaBali
Penyebabnya, ada beberapa penolakan dari orangtua maupun anak yang bersangkutan. Dalam kampanye sebelumnya, imunisasi itu target cakupannya sebanyak 95 persen, namun saat ini terpenuhi baru 88 persen.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr Luh Putu Sri Armini, Jumat (9/11). Sebelum dilakukannya imunisasi, pihaknya juga telah mensosialisasikan kepada murid di sekolah-sekolah, rumah sakit, puskesmas dan unsur desa maupun lurah. Harapnnya agar pelaksanaan serentak imunisasi MR itu dapat tersampaikan secara baik di masyarakat.
Namun sayang, nyatanya pemahaman masyarakat masih kurang, sehingga beberapa ada yang menolak anaknya untuk diimunisasi MR. “Kendala ya ada anaknya yang tidak mau untuk diberikan imunisasi,” jelasnya.
Hal itu sangat berpengaruh terhadap pencapaian target di Kota Denpasar yang sebanyak 95 persen tersebut. Sedangkan pelaksanaannya telah dilakukan pada bulan Agustus dan September lalu. Agenda itu juga menyasar anak yang berusia 9 bulan dan di bawah 15 tahun.
Dikatakan, sebelumnya imunisasi serupa juga telah dilakukan langsung kepada orang tua, khususnya ibu-ibu yang hamil oleh dokter. Jika tidak dilaksanakan imunisasi MR tersebut, dapat menyebabkan penyakit Rubella dan Congenital Rubella Syndrome (CSR). Dengan gejala demam dan ruam ringan, infeksi selama masa kehamilan, dan dapat menyebabkan abortus spontan atau cacat lahir.
Ditanya dengan cara mengatasi kurangnya capaian target di Kota Denpasar, dr Sri Armini mengaku akan ada surat keputusan dari Kemenkes RI. Dimana di dalamnya berisi perpanjangan waktu pelaksanaan imunisasi MR sampai akhir Desember 2018. “Itu tidak masalah, karena kita akan terus melakukan imuniasi tersebut sampai bulan Desember tahun ini, karena sudah diatur dalam surat edaran dari Kemenkes RI,” imbuhnya.
Seperti diketahui, imunisasi MR yang digunakan untuk imunisasi campak dan Rubella efektif dan aman. Mengingat satu-satunya imuniasi MR yang mendapat rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia, dan sudah digunakan sebanyak 140 negara untuk eliminasi penyakit campak dan Rubella. Imuniasi itu dilakukan guna meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap penyakit tersebut secara tepat. Disamping itu juga dikatakan dapat memutuskan transmisi virus campak dan Rubella, serta menurunkan angka kejadian CRS. *mi
Komentar