Buleleng Catat 1.600 Anak Telantar
Jumlah anak-anak telantar di Buleleng tercatat sebanyak 1.600 orang. Kini mereka lebih banyak diasuh oleh pantiaAsuhan.
SINGARAJA, NusaBali
Meski demikian, pemerintah pusat tetap menyalurkan bantuan dana secara berkala kepada anak-anak telantar. Data Dinas Sosial (Dinsos) menyebut, anak telantar adalah anak-anak yatim piatu, dan anak-anak dari keluarga kurang mampu yang telantar karena tidak mampu membiayai hidup apalagi biaya sekolah.
Kepala Dinas Sosial (Kadisosial) Buleleng, I Gede Sandhiyasa, Jumat (9/11) menyebut, penanganan terhadap anak telantar sudah dilakukan. Terhadap anak yatim piatu, diarahkan untuk diasuh oleh panti asuhan. Sedangkan terhadap anak-anak yang masih memiliki keluarga namun dari sisi ekonomi tidak mampu, tetap diarahkan kepada panti asuhan. Hanya saja, terkadang ada pihak keluarganya enggan diasuh oleh panti asuhan.
“Memang ada pihak keluarganya yang tidak mengizinkan anaknya diasuh oleh panti asuhan. Akan tetapi, anak tersebut tetap tercatat sebagi anak panti, namun diasuh oleh pihak keluarganya,” terangnya.
Menurut Sandhiyasa, langkah mengarahkan anak telantar ke panti asuhan yang ada agar mereka dapat hidup yang layak termasuk pendidikan hingga bisa mendapat pekerjaan. Sedangkan anak telantar yang diasuh oleh keluarganya, tetap diberikan biaya melalui program kesejahteraan anak telantar dari pemerintah pusat. “Anak telantar yang diasuh oleh keluarganya, ada yang diberikan dana secara tunai. Tetapi dananya itu tetap harus ditransfer ke panti asuhan dimana anak terlantar itu tercatat sebagai anak asuh. Nanti pihak pantinya yang memberikan dana itu,” kata Sandhiyasa.
Di Buleleng sendiri tercaat ada 18 panti asuhan yang tersebar di beberapa kecamatan. Dari jumlah itu, salah satu panti asuhan milik Pemprov Bali, yang berada di Jalan Dewi Sartika Singaraja. Masing-masing panti asuhan mengasuh anak-anak telantar dengan jumlah yang tidak menentu. Ini terjadi, karena terkadang anak yang sudah diasuh diminta oleh keluarganya. *k19
Meski demikian, pemerintah pusat tetap menyalurkan bantuan dana secara berkala kepada anak-anak telantar. Data Dinas Sosial (Dinsos) menyebut, anak telantar adalah anak-anak yatim piatu, dan anak-anak dari keluarga kurang mampu yang telantar karena tidak mampu membiayai hidup apalagi biaya sekolah.
Kepala Dinas Sosial (Kadisosial) Buleleng, I Gede Sandhiyasa, Jumat (9/11) menyebut, penanganan terhadap anak telantar sudah dilakukan. Terhadap anak yatim piatu, diarahkan untuk diasuh oleh panti asuhan. Sedangkan terhadap anak-anak yang masih memiliki keluarga namun dari sisi ekonomi tidak mampu, tetap diarahkan kepada panti asuhan. Hanya saja, terkadang ada pihak keluarganya enggan diasuh oleh panti asuhan.
“Memang ada pihak keluarganya yang tidak mengizinkan anaknya diasuh oleh panti asuhan. Akan tetapi, anak tersebut tetap tercatat sebagi anak panti, namun diasuh oleh pihak keluarganya,” terangnya.
Menurut Sandhiyasa, langkah mengarahkan anak telantar ke panti asuhan yang ada agar mereka dapat hidup yang layak termasuk pendidikan hingga bisa mendapat pekerjaan. Sedangkan anak telantar yang diasuh oleh keluarganya, tetap diberikan biaya melalui program kesejahteraan anak telantar dari pemerintah pusat. “Anak telantar yang diasuh oleh keluarganya, ada yang diberikan dana secara tunai. Tetapi dananya itu tetap harus ditransfer ke panti asuhan dimana anak terlantar itu tercatat sebagai anak asuh. Nanti pihak pantinya yang memberikan dana itu,” kata Sandhiyasa.
Di Buleleng sendiri tercaat ada 18 panti asuhan yang tersebar di beberapa kecamatan. Dari jumlah itu, salah satu panti asuhan milik Pemprov Bali, yang berada di Jalan Dewi Sartika Singaraja. Masing-masing panti asuhan mengasuh anak-anak telantar dengan jumlah yang tidak menentu. Ini terjadi, karena terkadang anak yang sudah diasuh diminta oleh keluarganya. *k19
1
Komentar