Septyan Parmadani Menari Puspanjali di Rutan Gianyar
Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kabupaten Gianyar punya cara unik memperingati Hari Pahlawan, Sabtu (10/11).
Peringatan Hari Pahlawan di Rutan dan Lapas
GIANYAR, NusaBali
Dalam balutan tema ‘The Gathering of Heroes’, Rutan Gianyar menggelar lomba busana pahlawan, baca puisi dan menyanyikan lagu wajib Satu Nusa Satu Bangsa. Seluruh narapidana dan tahanan ikut serta dalam kegiatan ini, termasuk tahanan ibu pembunuh 3 anak kandungnya, Ni Luh Putu Septyan Parmadani, 33. Septyan ikut berbaur dengan tahanan lain. Bahkan Septyan tampak terlibat untuk membawakan tari penyambutan, yakni Tari Puspanjali bersama 3 tahanan perempuan lainnya.
Kepala Rutan Gianyar, I Nyoman Mudana menjelaskan peringatan ini baru pertama kali dilakukan. Peringatan berjalan tertib dimulai dengan upacara bendera dan doa mengenang jasa para pahlawan yang gugur di medan perang. Kepada para napi dan tahanan, Mudana berpesan bahwa pahlawan bukan saja orang yang berperang melawan penjajah, melainkan pahlawan masa kini adalah keluarga. “Keluargalah yang ikut berjuang selama mereka menjalani proses hukuman,” jelasnya.
Setelah acara peringatan, dilanjutkan dengan perlombaan. Suasana meriah penuh canda tawa pun menghiasi suasana Rutan yang dibatasi dengan jeruji besi itu. Dikatakan, persiapan acara ini berlangsung sangat singkat. Hanya satu hari sebelum acara. “Yang lomba pakaian ala pahlawan, membuat busana dengan kain seadanya. Penari juga memantapkan gerakan baru kemarin,” jelasnya. Beruntung, tahanan perempuan yang merupakan orang Bali ini termasuk Septyan memang punya dasar bisa menari Bali.
Ni Luh Putu Septyan Parmadani sebelumnya divonis ringan 4 tahun 6 bulan penjara plus denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan dalam sidang dengan agenda pu¬tusan di PN Gianyar, Selasa (9/10) lalu. Vonis ini jauh lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Gia¬nyar, yang sebelumnya menuntut terdakwa 19 tahun penjara. Saat ini putusan terhadap Septyan belum memiliki kekuatan hukum tetap (incracht), sebab Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengajukan banding atas vonis hakim.
Kegiatan serupa juga digelar di Lapas Tabanan, Sabtu kemarin. Kegiatan diisi dengan menyanyikan lagu nasional dan puisi yang bertemakan hari pahlawan. Selain para narapidana, acara juga dihadiri oleh keluarga narapidana yang menjenguk. Kalapas Tabanan, I Putu Murdiana menerangkan The Gathering of Heroes
sangat kental dengan nuansa rasa kebangsaan, nasionalisme dan kepahlawanan. "Oleh karena itu dalam kesempatan ini para napi diajak untuk sedikit merefleksikan diri memiliki jiwa yang sama dalam mengisi kemerdekaannya dengan karya nyata yang tentunya dapat menjadi kontribusi positif dalam pembangunan bangsa dan negara," ungkapnya.
Kegiatan juga diisi dengan lomba menyanyikan lagu nasional, puisi bertemakan kepahlawanan dan juga yel-yel penyemangat untuk hidup lebih baik. Jerbezt Band, grup band narapidana juga turut ambil bagian dalam acara ini untuk menghibur seluruh narapidana dan keluarga yang turut hadir.
Dengan mementum ini diharapkan narapidana bisa saling bersilaturahmi dengan keluarga tetapi tetap menggelorakan semangat kepahlawanan dalam menjalani sisa masa pidana di Lapas Tabanan. Semoga dengan kegiatan ini para narapidana terhibur," tandasnya. *nvi, de
GIANYAR, NusaBali
Dalam balutan tema ‘The Gathering of Heroes’, Rutan Gianyar menggelar lomba busana pahlawan, baca puisi dan menyanyikan lagu wajib Satu Nusa Satu Bangsa. Seluruh narapidana dan tahanan ikut serta dalam kegiatan ini, termasuk tahanan ibu pembunuh 3 anak kandungnya, Ni Luh Putu Septyan Parmadani, 33. Septyan ikut berbaur dengan tahanan lain. Bahkan Septyan tampak terlibat untuk membawakan tari penyambutan, yakni Tari Puspanjali bersama 3 tahanan perempuan lainnya.
Kepala Rutan Gianyar, I Nyoman Mudana menjelaskan peringatan ini baru pertama kali dilakukan. Peringatan berjalan tertib dimulai dengan upacara bendera dan doa mengenang jasa para pahlawan yang gugur di medan perang. Kepada para napi dan tahanan, Mudana berpesan bahwa pahlawan bukan saja orang yang berperang melawan penjajah, melainkan pahlawan masa kini adalah keluarga. “Keluargalah yang ikut berjuang selama mereka menjalani proses hukuman,” jelasnya.
Setelah acara peringatan, dilanjutkan dengan perlombaan. Suasana meriah penuh canda tawa pun menghiasi suasana Rutan yang dibatasi dengan jeruji besi itu. Dikatakan, persiapan acara ini berlangsung sangat singkat. Hanya satu hari sebelum acara. “Yang lomba pakaian ala pahlawan, membuat busana dengan kain seadanya. Penari juga memantapkan gerakan baru kemarin,” jelasnya. Beruntung, tahanan perempuan yang merupakan orang Bali ini termasuk Septyan memang punya dasar bisa menari Bali.
Ni Luh Putu Septyan Parmadani sebelumnya divonis ringan 4 tahun 6 bulan penjara plus denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan dalam sidang dengan agenda pu¬tusan di PN Gianyar, Selasa (9/10) lalu. Vonis ini jauh lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Gia¬nyar, yang sebelumnya menuntut terdakwa 19 tahun penjara. Saat ini putusan terhadap Septyan belum memiliki kekuatan hukum tetap (incracht), sebab Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengajukan banding atas vonis hakim.
Kegiatan serupa juga digelar di Lapas Tabanan, Sabtu kemarin. Kegiatan diisi dengan menyanyikan lagu nasional dan puisi yang bertemakan hari pahlawan. Selain para narapidana, acara juga dihadiri oleh keluarga narapidana yang menjenguk. Kalapas Tabanan, I Putu Murdiana menerangkan The Gathering of Heroes
sangat kental dengan nuansa rasa kebangsaan, nasionalisme dan kepahlawanan. "Oleh karena itu dalam kesempatan ini para napi diajak untuk sedikit merefleksikan diri memiliki jiwa yang sama dalam mengisi kemerdekaannya dengan karya nyata yang tentunya dapat menjadi kontribusi positif dalam pembangunan bangsa dan negara," ungkapnya.
Kegiatan juga diisi dengan lomba menyanyikan lagu nasional, puisi bertemakan kepahlawanan dan juga yel-yel penyemangat untuk hidup lebih baik. Jerbezt Band, grup band narapidana juga turut ambil bagian dalam acara ini untuk menghibur seluruh narapidana dan keluarga yang turut hadir.
Dengan mementum ini diharapkan narapidana bisa saling bersilaturahmi dengan keluarga tetapi tetap menggelorakan semangat kepahlawanan dalam menjalani sisa masa pidana di Lapas Tabanan. Semoga dengan kegiatan ini para narapidana terhibur," tandasnya. *nvi, de
Komentar