Karo Rena Polda Bali Meninggal 9 Hari Pasca Jalani Operasi Jantung
Jajaran Polda Bali berduka menyusul meninggalnya Kombes Pol I Gusti Made Adhi Sadnyana Putra, 57, Senin (12/11) pagi.
AMLAPURA, NusaBali
Kepala Biro Perencanaan dan Adiministrasi (Karo Rena) Polda Bali ini menghembuskan napas terakhir di rumah dinas Polda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, diduga akibat penyakit jantung. Sembilan (9) hari sebelum meninggal dunia, Perwira Menengah Polri asal Banjar Perasi Tengah, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem ini sempat menjalani operasi jantung.
Kematian tragis Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra baru diketahui Senin pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Ini setelah kamar tidurnya didobrak, lantaran terkunci dari dalam. Awalnya, korban tidak muncul dalam rapat di Mapolda Bali, kemarin pagi. Setelah dicek di rumah dinasnya, kamar korban terkunci dari dalam.
Adik kandung korban, Drh I Gusti Bagus Oka Yadnya, yang kesehariannya bertugas sebagai dokter hewan di Singaraja, ikut mendobrak pintu kamar sang kakak. Berapa terkejutnya Oka Yadnya menemukan sang kakak yang selama ini ikut dia urus pasca operasi sudah dalam keadaan meninggal di kamarnya.
Hal ini diungkapkan Oka Yadnya saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Perasi Tengah, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem, Senin petang. Berapa jam setelah kakaknya ditemukan meninggal, jenazah almarhum dibawa pulang ke rumah duka di Desa Pertima, Senin sore sekitar pukul 15.00 Wita.
Rencananya, jenazah Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra akan dimakamkan lewat prosesi makingsan ring gni di Setra Desa Pakraman Perasi, Desa Pertima pada Buda Pon Tolu, Rabu (14/11) besok. Sedangkan ritual nyiramang layon (memandikan jenazah) akan dilaksanakan pada Anggara Paing Tolu, Selasa (13/11) ini. Korban berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta, Rusmini, 51, dan tiga anak.
Oka Yadnya menuturkan, almarhum Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra awalnya dirawat di RS Trijata Poldda Bali, Jumat (2/11) malam, karena menderita sakit jantung. Setelah diobservasi, korban selanjutnya dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar sehari berikutnya, Sabtu (3/11). Hari itu pula, Perwira Menengah Polri berusia 57 tahun ini langsung menjalani operasi jantung.
Terungkap, terjadi penyumbatan di dua saluran sehingga korban harus dipasangi dua ring, kanan dan kiri. Usai operasi jantung, Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra
bisa diajak komunikasi. Hanya saja, korban sempat mengeluhkan badannya gatal-gatal. Lalu, petugas medis memberikan obat anti alergi hingga gatal-gatalnya bisa hilang.
Korban Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra selanjutnya meninggalkan RSUP Sanglah, Minggu (4/11), atau sehari pasca operasi jantung. Dia lanjut beristirahat di Rumah Dinas Polda Bali. Selama istirahat di rumah dinas, silih berganti tamu datang menjenguk almarhum, yang secara fisik terlihat segar bugar.
Nah, Senin pagi kemarin, di Mapolda Bali ada rapat tanpa kehadiran Karo Rena Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra. Maka, peserta rapat pun menanyakan ketidakhadiran almarhum. Sebab, selama ini almarhum biasanya rajin rapat. “Setelah dilacak di rumah dinas, kamar tidurnya terkunci. Lalu, kamarnya didobrak, eh kakak ditemukan telah meninggal,” cerita Oka Yadnya.
Almarhum menyusul jejak adik kandungnya, Aiptu I Gusti Bagus Nyoman Suprapta, 51, yang telah lebih dulu meninggal dunia, 22 Maret 2015 lalu, di RSUP Sanglah. Aiptgu IGP Nyoman Suprapta yang terakhir menjabat Kasubdit Bimas Satpol Air Polres Karangasem, meninggal akibat tersengat tawon.
Almarhum Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra sendiri merupakan anak ke-8 dari 10 bersaudara keluarga pasangan I Gusti Gede Sudadnya dan Ni Gusti Putu Mimba. Almarhum sempat menjabat sebagai Kapolres Karangasem 2005-2007, selanjutnya jadi Dirpamovit Polda Bali. Sempat dimutasi ke Mabes Polri, Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra akhirnya kembali ke Bali sebagai Karo Rena Polda Bali sejak 2017. "Kami tidak menyangka kakak meninggal hanya 9 hari seusai menjalani operasi jantung. Padahal, secara fisik almarhum terlihat sehat," papar Oka Yadnya.
Sedangkan istri almarhum, Rusmarini, nampak tegar menghadapi cobaan. "Mungkin takdir menghendaki sampai di sini usianya. Saya sendiri tidak merasakan ada firasat apa-apa. Maafkan ya, kalau ada salah dari suami saya," jelas perempuan asal Sidoarjo, Jawa Timur ini di rymah duka, Senin petang. *k16
Kepala Biro Perencanaan dan Adiministrasi (Karo Rena) Polda Bali ini menghembuskan napas terakhir di rumah dinas Polda Bali, Jalan WR Supratman Denpasar, diduga akibat penyakit jantung. Sembilan (9) hari sebelum meninggal dunia, Perwira Menengah Polri asal Banjar Perasi Tengah, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem ini sempat menjalani operasi jantung.
Kematian tragis Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra baru diketahui Senin pagi sekitar pukul 08.00 Wita. Ini setelah kamar tidurnya didobrak, lantaran terkunci dari dalam. Awalnya, korban tidak muncul dalam rapat di Mapolda Bali, kemarin pagi. Setelah dicek di rumah dinasnya, kamar korban terkunci dari dalam.
Adik kandung korban, Drh I Gusti Bagus Oka Yadnya, yang kesehariannya bertugas sebagai dokter hewan di Singaraja, ikut mendobrak pintu kamar sang kakak. Berapa terkejutnya Oka Yadnya menemukan sang kakak yang selama ini ikut dia urus pasca operasi sudah dalam keadaan meninggal di kamarnya.
Hal ini diungkapkan Oka Yadnya saat ditemui NusaBali di rumah duka kawasan Banjar Perasi Tengah, Desa Pertima, Kecamatan Karangasem, Senin petang. Berapa jam setelah kakaknya ditemukan meninggal, jenazah almarhum dibawa pulang ke rumah duka di Desa Pertima, Senin sore sekitar pukul 15.00 Wita.
Rencananya, jenazah Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra akan dimakamkan lewat prosesi makingsan ring gni di Setra Desa Pakraman Perasi, Desa Pertima pada Buda Pon Tolu, Rabu (14/11) besok. Sedangkan ritual nyiramang layon (memandikan jenazah) akan dilaksanakan pada Anggara Paing Tolu, Selasa (13/11) ini. Korban berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta, Rusmini, 51, dan tiga anak.
Oka Yadnya menuturkan, almarhum Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra awalnya dirawat di RS Trijata Poldda Bali, Jumat (2/11) malam, karena menderita sakit jantung. Setelah diobservasi, korban selanjutnya dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar sehari berikutnya, Sabtu (3/11). Hari itu pula, Perwira Menengah Polri berusia 57 tahun ini langsung menjalani operasi jantung.
Terungkap, terjadi penyumbatan di dua saluran sehingga korban harus dipasangi dua ring, kanan dan kiri. Usai operasi jantung, Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra
bisa diajak komunikasi. Hanya saja, korban sempat mengeluhkan badannya gatal-gatal. Lalu, petugas medis memberikan obat anti alergi hingga gatal-gatalnya bisa hilang.
Korban Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra selanjutnya meninggalkan RSUP Sanglah, Minggu (4/11), atau sehari pasca operasi jantung. Dia lanjut beristirahat di Rumah Dinas Polda Bali. Selama istirahat di rumah dinas, silih berganti tamu datang menjenguk almarhum, yang secara fisik terlihat segar bugar.
Nah, Senin pagi kemarin, di Mapolda Bali ada rapat tanpa kehadiran Karo Rena Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra. Maka, peserta rapat pun menanyakan ketidakhadiran almarhum. Sebab, selama ini almarhum biasanya rajin rapat. “Setelah dilacak di rumah dinas, kamar tidurnya terkunci. Lalu, kamarnya didobrak, eh kakak ditemukan telah meninggal,” cerita Oka Yadnya.
Almarhum menyusul jejak adik kandungnya, Aiptu I Gusti Bagus Nyoman Suprapta, 51, yang telah lebih dulu meninggal dunia, 22 Maret 2015 lalu, di RSUP Sanglah. Aiptgu IGP Nyoman Suprapta yang terakhir menjabat Kasubdit Bimas Satpol Air Polres Karangasem, meninggal akibat tersengat tawon.
Almarhum Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra sendiri merupakan anak ke-8 dari 10 bersaudara keluarga pasangan I Gusti Gede Sudadnya dan Ni Gusti Putu Mimba. Almarhum sempat menjabat sebagai Kapolres Karangasem 2005-2007, selanjutnya jadi Dirpamovit Polda Bali. Sempat dimutasi ke Mabes Polri, Kombes IGM Adhi Sadnyana Putra akhirnya kembali ke Bali sebagai Karo Rena Polda Bali sejak 2017. "Kami tidak menyangka kakak meninggal hanya 9 hari seusai menjalani operasi jantung. Padahal, secara fisik almarhum terlihat sehat," papar Oka Yadnya.
Sedangkan istri almarhum, Rusmarini, nampak tegar menghadapi cobaan. "Mungkin takdir menghendaki sampai di sini usianya. Saya sendiri tidak merasakan ada firasat apa-apa. Maafkan ya, kalau ada salah dari suami saya," jelas perempuan asal Sidoarjo, Jawa Timur ini di rymah duka, Senin petang. *k16
Komentar