Pelanggar Operasi Zebra Mayoritas ASN
Operasi Zebra Agung digelar jajaran Polres Gianyar, 30 Oktober - 12 November, kemarin.
GIANYAR, NusaBali
Operasi ini rata-rata setiap harinya berhasil menjaring 150 orang pelanggar lalu lintas. Senin kemarin, Kepala Posko Zebra Agung 2018, IPDA Untung Laksono, yang juga Kanit Regiden Polres Gianyar, mengatakan operasi pada Jumat (9/11), khususnya di Jalan Dalem Rai, pihaknya menjaring 75 pengendara. Dari jumlah itu, mayoritas atau 75 persen pelanggarnya berstatus sebagai ASN, dan kendaraan yang dirazia kebanyakan kendaraan yang digunakan oleh ASN. “Mereka rata-rata tidak membawa kelengkapan surat-surat, paling banyak tidak membawa STNK,” ujarnya.
IPDA Untung mengakui saat razia dilakukan tidak sedikit kendaraan plat merah yang terjaring, tidak membayar pajak kendaraan. Bahkan tak tanggung-tanggung, ada motor dinas yang tidak disamsat selama tiga tahun. “Ya, ada yang tidak disamsat selama tiga tahun. Dari sejumlah pengendara itu, delapan kendaraan sempat kami amankan. Dua plat merah sempat ditahan, tapi sudah ditukar dengan STNK,” tegasnya.
Jelas dia, ada tujuh sasaran pelanggaran lalu lintas yang ditindak yakni pengemudi yang menggunakan atau memainkan handphone saat berkendara. Pengemudi yang melakukan lawan arus, pengemudi sepeda motor yang melebihi kapasitas (muatan dan orang), pengemudi kendaraan di bawah umur. Pengemudi sepeda motor yang tidak menggunakan helm, dan pengemudi mobil yang tidak menggunakan safety belt, pengemudi yang menggunakan narkoba, dan mabuk, dan pengemudi yang melebihi batas kecepatan.
Terkait biaya samsat untuk kendaraan dinas, Kepala Badan Pengelolaan dan Aset Daerah (BPKAD) Gianyar I Wayan Ardana mengatakan, biaya samsat untuk kendaraan dinas, bukan ditanggung oleh pribadi atau pihak yang mengendarai kendaraan tersebut. Namun biayanya ditanggung oleh masing-masing dinas yang memfungsikan kendaraan tersebut. “Biaya samsat ditanggung masing-masing dinas, bukan pribadi. Itu dibiayai pemerintah,” ujarnya. *nvi
Operasi ini rata-rata setiap harinya berhasil menjaring 150 orang pelanggar lalu lintas. Senin kemarin, Kepala Posko Zebra Agung 2018, IPDA Untung Laksono, yang juga Kanit Regiden Polres Gianyar, mengatakan operasi pada Jumat (9/11), khususnya di Jalan Dalem Rai, pihaknya menjaring 75 pengendara. Dari jumlah itu, mayoritas atau 75 persen pelanggarnya berstatus sebagai ASN, dan kendaraan yang dirazia kebanyakan kendaraan yang digunakan oleh ASN. “Mereka rata-rata tidak membawa kelengkapan surat-surat, paling banyak tidak membawa STNK,” ujarnya.
IPDA Untung mengakui saat razia dilakukan tidak sedikit kendaraan plat merah yang terjaring, tidak membayar pajak kendaraan. Bahkan tak tanggung-tanggung, ada motor dinas yang tidak disamsat selama tiga tahun. “Ya, ada yang tidak disamsat selama tiga tahun. Dari sejumlah pengendara itu, delapan kendaraan sempat kami amankan. Dua plat merah sempat ditahan, tapi sudah ditukar dengan STNK,” tegasnya.
Jelas dia, ada tujuh sasaran pelanggaran lalu lintas yang ditindak yakni pengemudi yang menggunakan atau memainkan handphone saat berkendara. Pengemudi yang melakukan lawan arus, pengemudi sepeda motor yang melebihi kapasitas (muatan dan orang), pengemudi kendaraan di bawah umur. Pengemudi sepeda motor yang tidak menggunakan helm, dan pengemudi mobil yang tidak menggunakan safety belt, pengemudi yang menggunakan narkoba, dan mabuk, dan pengemudi yang melebihi batas kecepatan.
Terkait biaya samsat untuk kendaraan dinas, Kepala Badan Pengelolaan dan Aset Daerah (BPKAD) Gianyar I Wayan Ardana mengatakan, biaya samsat untuk kendaraan dinas, bukan ditanggung oleh pribadi atau pihak yang mengendarai kendaraan tersebut. Namun biayanya ditanggung oleh masing-masing dinas yang memfungsikan kendaraan tersebut. “Biaya samsat ditanggung masing-masing dinas, bukan pribadi. Itu dibiayai pemerintah,” ujarnya. *nvi
1
Komentar