Parkir di Ubud Kembali Semraut
Kenyamanan destinasi wisata Ubud, Gianyar , kembali dirusak oleh parkir kendaraan ilegal, terutama roda dua.
GIANYAR, NusaBali
Para pengendara memarkir kendaraan dengan melanggar rambu larangan parkir. Akibatnya, kemacetan arus lalulintas di beberapa ruas jalan raya tak terelakkan.
Beberapa kalangan di Ubud kembali mempertanyakan ketegasan aparat dalam menertibkan parker tersebut. Pantauan NusaBali di Ubud, Selasa(13/11), hampir semua rambu larangan parkir ada pelanggaran parkir. Tak hanya di bahu jalan, parkir melanggar juga terjadi karena di trotoar jalan. ‘’Padahal kami di sini, sempat merasakan kelancaran arus lalin saat jelang hajatan IMF-World Bank, Oktober lalu. Kesannya, kenyamanan di Ubud hanya saat ada tamu penting,’’ jelas I Gusti Ketut Keramas, salah seorang warga Banjar Taman Klod, Ubud.
Anggota DPRD Gianyar asal Lingkungan Padangtegal, Ubud, Kadek Era Sukadana mengakui, Ubud kembali tertimpa kesemrautan terutama karena parkir ilegal yang kembali marak. Ia pun merasakan kenyamanan arus kendaraan dan parkir di Ubud sempat terjadi hanya menjelang dan beberapa hari setelah IMF-World Bank di Nusa Dua. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada aparat terkait untuk konsisten menertibkan parkir ilegal di Ubud. Di sisi lain, Kadek Era juga menyarankan masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan mengingatkan wisatawan untuk tak melanggar parkir. ‘’Karena pelanggaran yang terbiarkan ini pasti akan mengakibatkan destinasi wisata makin semraut,’’ jelas Ketua Fraksi Golkar DPRD Gianyar ini.
Kadek Era mengaku sangat merindukan kenyamanan arus lalin di Ubud, sebagaimana sempat ada jelang hajatan IMF-World Bank. ‘’Kami imbau agar Dinas Perhubungan kembali berkoordinasi dengan Satlantas Polres Gianyar untuk mengambil langkah-langkah terkait kesemrautan di ini,’’ jelasnya.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Perhubungan Gianyar I Made Rai Ridharta mengakui kenyamanan arus lalin di Ubud jelang IMF-World Bank lalu. Pihaknya mengaku tetap mengambil langkah-langkah, antara lain
menempatkan 28 petugas untuk menjaga 14 titik rawan macet. Namun, lanjut dia, masih ada banyak titik yang perlu diatur. ‘’Kalau ada pelanggatan, kami Dinas Perhubungan tentu tak bisa menindak. Untuk menertibkan parkir ini mesti ada unsur pecalang atau prajuru lokal, dibarengi kepolisian,’’ ujarnya.
Rai mengaku telah sering berkoordinasi dengan jajaran Satlantas Polres Gianyar. Namun belakangan ini kebanyakan anggota Satlantas masih sibuk mengamankan event-event penting. ‘’Kami berharap masyarakat patuh tak hanya saat ada petugas. Semua komponen di Ubud juga harus mengambil langkah-langkah. Jika ada pelanggar, kasi tahu mereka,’’ jelasnya.
Rai mengaku, titik krusial munculnya parkir ilegal karena keterbatasan kantong parker. Kalao toh ada kantong parker di Jalan Swata Ubud dan Padangtegal, masih sulit dijangkau karena keterbataan shuttle bus. Ubud kini membutuhkan sedikitnya 30 unit shuttle bus.
Sebelumnya, seluruh komponen masyarakat Ubud, Gianyar, dikomando jajaran Polres Gianyar mendeklarasikan ‘Ubud Tertib Berlalulintas’ di Lapangan Astina, Ubud, Rabu (18/7/2018). Deklarasi ini dikumandangkan untuk menyambut pelaksanaan Annual Meeting of the International Monetary Fund (IMF) and World Bank Group, 12- 14 Oktober 2018. Deklarasi ini karena destinasi wisata Ubud dikunjungi sekitar 15.000 peserta delegasi. “Siapapun yang masuk Ubud, sudah terikat oleh deklarasi ini. Dikosongkan areal jalan dari parkir kendaraan. Jika melanggar, kami didukung oleh Dishub untuk melakukan penderekan. Masyarakat harus mau berubah,” tegas Kapolres Gianyar AKBP Priyanto Priyo Hutomo, saat itu.*lsa
Para pengendara memarkir kendaraan dengan melanggar rambu larangan parkir. Akibatnya, kemacetan arus lalulintas di beberapa ruas jalan raya tak terelakkan.
Beberapa kalangan di Ubud kembali mempertanyakan ketegasan aparat dalam menertibkan parker tersebut. Pantauan NusaBali di Ubud, Selasa(13/11), hampir semua rambu larangan parkir ada pelanggaran parkir. Tak hanya di bahu jalan, parkir melanggar juga terjadi karena di trotoar jalan. ‘’Padahal kami di sini, sempat merasakan kelancaran arus lalin saat jelang hajatan IMF-World Bank, Oktober lalu. Kesannya, kenyamanan di Ubud hanya saat ada tamu penting,’’ jelas I Gusti Ketut Keramas, salah seorang warga Banjar Taman Klod, Ubud.
Anggota DPRD Gianyar asal Lingkungan Padangtegal, Ubud, Kadek Era Sukadana mengakui, Ubud kembali tertimpa kesemrautan terutama karena parkir ilegal yang kembali marak. Ia pun merasakan kenyamanan arus kendaraan dan parkir di Ubud sempat terjadi hanya menjelang dan beberapa hari setelah IMF-World Bank di Nusa Dua. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada aparat terkait untuk konsisten menertibkan parkir ilegal di Ubud. Di sisi lain, Kadek Era juga menyarankan masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan mengingatkan wisatawan untuk tak melanggar parkir. ‘’Karena pelanggaran yang terbiarkan ini pasti akan mengakibatkan destinasi wisata makin semraut,’’ jelas Ketua Fraksi Golkar DPRD Gianyar ini.
Kadek Era mengaku sangat merindukan kenyamanan arus lalin di Ubud, sebagaimana sempat ada jelang hajatan IMF-World Bank. ‘’Kami imbau agar Dinas Perhubungan kembali berkoordinasi dengan Satlantas Polres Gianyar untuk mengambil langkah-langkah terkait kesemrautan di ini,’’ jelasnya.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Perhubungan Gianyar I Made Rai Ridharta mengakui kenyamanan arus lalin di Ubud jelang IMF-World Bank lalu. Pihaknya mengaku tetap mengambil langkah-langkah, antara lain
menempatkan 28 petugas untuk menjaga 14 titik rawan macet. Namun, lanjut dia, masih ada banyak titik yang perlu diatur. ‘’Kalau ada pelanggatan, kami Dinas Perhubungan tentu tak bisa menindak. Untuk menertibkan parkir ini mesti ada unsur pecalang atau prajuru lokal, dibarengi kepolisian,’’ ujarnya.
Rai mengaku telah sering berkoordinasi dengan jajaran Satlantas Polres Gianyar. Namun belakangan ini kebanyakan anggota Satlantas masih sibuk mengamankan event-event penting. ‘’Kami berharap masyarakat patuh tak hanya saat ada petugas. Semua komponen di Ubud juga harus mengambil langkah-langkah. Jika ada pelanggar, kasi tahu mereka,’’ jelasnya.
Rai mengaku, titik krusial munculnya parkir ilegal karena keterbatasan kantong parker. Kalao toh ada kantong parker di Jalan Swata Ubud dan Padangtegal, masih sulit dijangkau karena keterbataan shuttle bus. Ubud kini membutuhkan sedikitnya 30 unit shuttle bus.
Sebelumnya, seluruh komponen masyarakat Ubud, Gianyar, dikomando jajaran Polres Gianyar mendeklarasikan ‘Ubud Tertib Berlalulintas’ di Lapangan Astina, Ubud, Rabu (18/7/2018). Deklarasi ini dikumandangkan untuk menyambut pelaksanaan Annual Meeting of the International Monetary Fund (IMF) and World Bank Group, 12- 14 Oktober 2018. Deklarasi ini karena destinasi wisata Ubud dikunjungi sekitar 15.000 peserta delegasi. “Siapapun yang masuk Ubud, sudah terikat oleh deklarasi ini. Dikosongkan areal jalan dari parkir kendaraan. Jika melanggar, kami didukung oleh Dishub untuk melakukan penderekan. Masyarakat harus mau berubah,” tegas Kapolres Gianyar AKBP Priyanto Priyo Hutomo, saat itu.*lsa
1
Komentar