Bocah SD Lompat dari Lantai 3 Sekolahnya
Seorang bocah SD dengan memakai seragam sekolah warna merah putih nekat melompat dari lantai 3 sebuah bangunan di Sleman.
SLEMAN, NusaBali
Video peristiwa tersebut tersebar di sejumlah whatsapp grup. Dari video berdurasi 20 detik itu, tampak sang bocah bergelantungan di luar jendela yang berada di lantai 3 sekolahnya. Tangannya seperti memegang jendela. Namun beberapa detik kemudian, dia jatuh di pekarangan sekolah.
Video yang mulai ramai beredar kemarin itu diambil dari seberang jalan di depan sekolah. Beberapa orang tampak mengabadikan momen tersebut dengan ponselnya sambil berteriak untuk mencegah bocah itu lompat. Setelah ditelusuri, peristiwa itu terjadi di SD Kanisius Demangan Baru, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sang bocah merupakan murid sekolah tersebut.
"Video itu betul terjadi, kejadian kemarin pukul 14.00," kata juru bicara SD Kanisius Demangan Baru, A Lesto Prabhancana Kusumo saat ditemui wartawan di SD Kanisius Demangan Baru, Selasa (13/11) seperti dilansir detik. Pihak sekolah menyebut penyintas (korban) terpeleset.
"Saat ini kita asumsikan penyintas terpeleset dan jatuh dari lantai 3, karena kita belum dapat informasi, fakta dan sebagainya. Walau di video itu bisa dilihat situasi lainnya," kata juru bicara SD Kanisius Demangan Baru, A Lesto Prabhancana Kusumo, Selasa (13/11).
Peristiwanya sendiri terjadi pada Senin (12/11) kemarin sekitar pukul 14.00 WIB. Bocah tersebut jatuh dari lantai 3 dan langsung diberi pertolongan. Saat itu penyintas baru selesai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis di sebuah ruang di lantai 3.
Sesaat setelah jatuh, anak tersebut masih sadar namun mengeluhkan sakit di bagian bahu kiri, punggung, panggul dan paha kiri. Setelah orang tuanya datang, penyintas langsung dibawa ke rumah sakit.
"Kita menunggu kondisi penyintas pulih secara fisik dan psikisnya, menunggu traumatiknya hilang untuk nanti didampingi guru, dokter, psikolog dan rohaniwan kita tanya situasi dan kronologi saat kejadian itu seperti apa," kata Lesto.
Pihak sekolah mengklaim bangunan sekolah mengutamakan keamanan dan keselamatan anak didik. Namun memang diketahui tak ada teralis di jendela tersebut. "Bangunan dirancang arsitek profesional, utamakan tingkat keamanan dan kenyamanan keselamatan," kata A Lesto Prabhancana Kusumo.
Bangunan milik Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta itu baru dibangun 2 tahun lalu. Bangunan terdiri 3 lantai setinggi sekitar 10 meter yang difungsikan untuk sekolah TK di bangunan bagian depan lantai dasar, dan SD di bagian tengah dan belakang. Namun, jendela yang menjadi lokasi korban jatuh tidak terpasang teralis besi. Berbeda dengan beberapa jendela di lantai dasar.
"Sebetulnya di lantai 3 bukan untuk kegiatan KBM, tapi hanya dipakai untuk kegiatan ekskul (ekstra kurikuler) dan rapat. Saat kejadian penyintas selesai ekskul melukis," jelasnya. *
Video peristiwa tersebut tersebar di sejumlah whatsapp grup. Dari video berdurasi 20 detik itu, tampak sang bocah bergelantungan di luar jendela yang berada di lantai 3 sekolahnya. Tangannya seperti memegang jendela. Namun beberapa detik kemudian, dia jatuh di pekarangan sekolah.
Video yang mulai ramai beredar kemarin itu diambil dari seberang jalan di depan sekolah. Beberapa orang tampak mengabadikan momen tersebut dengan ponselnya sambil berteriak untuk mencegah bocah itu lompat. Setelah ditelusuri, peristiwa itu terjadi di SD Kanisius Demangan Baru, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sang bocah merupakan murid sekolah tersebut.
"Video itu betul terjadi, kejadian kemarin pukul 14.00," kata juru bicara SD Kanisius Demangan Baru, A Lesto Prabhancana Kusumo saat ditemui wartawan di SD Kanisius Demangan Baru, Selasa (13/11) seperti dilansir detik. Pihak sekolah menyebut penyintas (korban) terpeleset.
"Saat ini kita asumsikan penyintas terpeleset dan jatuh dari lantai 3, karena kita belum dapat informasi, fakta dan sebagainya. Walau di video itu bisa dilihat situasi lainnya," kata juru bicara SD Kanisius Demangan Baru, A Lesto Prabhancana Kusumo, Selasa (13/11).
Peristiwanya sendiri terjadi pada Senin (12/11) kemarin sekitar pukul 14.00 WIB. Bocah tersebut jatuh dari lantai 3 dan langsung diberi pertolongan. Saat itu penyintas baru selesai mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis di sebuah ruang di lantai 3.
Sesaat setelah jatuh, anak tersebut masih sadar namun mengeluhkan sakit di bagian bahu kiri, punggung, panggul dan paha kiri. Setelah orang tuanya datang, penyintas langsung dibawa ke rumah sakit.
"Kita menunggu kondisi penyintas pulih secara fisik dan psikisnya, menunggu traumatiknya hilang untuk nanti didampingi guru, dokter, psikolog dan rohaniwan kita tanya situasi dan kronologi saat kejadian itu seperti apa," kata Lesto.
Pihak sekolah mengklaim bangunan sekolah mengutamakan keamanan dan keselamatan anak didik. Namun memang diketahui tak ada teralis di jendela tersebut. "Bangunan dirancang arsitek profesional, utamakan tingkat keamanan dan kenyamanan keselamatan," kata A Lesto Prabhancana Kusumo.
Bangunan milik Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta itu baru dibangun 2 tahun lalu. Bangunan terdiri 3 lantai setinggi sekitar 10 meter yang difungsikan untuk sekolah TK di bangunan bagian depan lantai dasar, dan SD di bagian tengah dan belakang. Namun, jendela yang menjadi lokasi korban jatuh tidak terpasang teralis besi. Berbeda dengan beberapa jendela di lantai dasar.
"Sebetulnya di lantai 3 bukan untuk kegiatan KBM, tapi hanya dipakai untuk kegiatan ekskul (ekstra kurikuler) dan rapat. Saat kejadian penyintas selesai ekskul melukis," jelasnya. *
Komentar