Puluhan Bonek Tanpa Identitas Dipulangkan
Menjelang laga Bali United melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Minggu (18/11) para suporter kesebelasan Persebaya Surabaya yang dikenal dengan sebutan Bonek, belakangan mulai berdatangan ke Bali.
NEGARA, NusaBali
Namun tidak sedikit Bonek yang kedapatan berusaha masuk Bali tanpa membawa identitas. Seperti 35 orang Bonek yang terjaring di Kabupaten Jembrana, Rabu (14/11). Puluhan Bonek yang terjaring di dua lokasi terpisah itu pun terpaksa dipulangkan kembali ke Jawa.
Berdasarkan informasi, dari 35 Bonek itu, 22 diantaranya terjaring di Terminal Kargo, Jalan Sudirman, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, pada sekitar pukul 08.00 Wita. Sebanyak 22 bonek yang mengaku dari Sidoarjo, Jawa Timur itu dijaring petugas Dinas Perhubungan (Dishub) di Terminal Kargo, ketika tiba-tiba dari bak truk yang mereka tumpangi tanpa sepengetahuan sopir.
Keberadaan puluhan bonek yang berpenampilan seperti anak punk itu pun dikoordinasikan ke jajaran Satpol PP Jembrana. Menerima laporan tersebut, jajaran Satpol PP pun membawa mereka ke Kantor Satpol PP Jembrana, sebelum lanjut diseberangkan kembali ke Pelabuhan Ketapang dengan ditumpangkan sebuah kapal dari Pelabuhan Gilimanuk.
Sedangkan 13 bonek lainnya, terjaring di kawasan Teluk Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, pada sekitar pukul 16.00 Wita. Mereka berhasil dijaring petugas Satpol PP Jembrana yang berjaga di Pos Pemeriksaan KTP Gilimanuk setelah melakukan pengejaran terhadap gerombolan remaja yang berusaha masuk Bali tanpa melewati Pos Pemeriksaan KTP Gilimanuk tersebut.
“Mereka mengaku akan menonton sepakbola. Tetapi karena tidak ada identitas dan tidak membawa bekal, berpenampilan urak-urakan, akhirnya semua kami pulangkan,” ujar Kabid Penegakan Perundang-Undangan Daerah pada Satpol PP Jembrana, I Made Tarma, Rabu kemarin.
Menurut Tarma, pihaknya tidak melarang orang datang ke Bali. Tetapi ketika datang ke Bali, wajib membawa identitas lengkap dan tidak melakukan perbuatan yang menimbulkan keresahan masyarakat. “Kami sering terima laporan, kehadiran anak-anak yang tidak membawa bekal itu sering menimbulkan gangguan Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat). Mereka sering nodong di warung-warung di pinggir jalan, nyetop-nyetop kendaraan di jalan, dan nekat melompat ke truk. Itu yang kami pulangkan, sehingga tidak menimbulkan gangguan,” pungkasnya. *ode
Namun tidak sedikit Bonek yang kedapatan berusaha masuk Bali tanpa membawa identitas. Seperti 35 orang Bonek yang terjaring di Kabupaten Jembrana, Rabu (14/11). Puluhan Bonek yang terjaring di dua lokasi terpisah itu pun terpaksa dipulangkan kembali ke Jawa.
Berdasarkan informasi, dari 35 Bonek itu, 22 diantaranya terjaring di Terminal Kargo, Jalan Sudirman, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, pada sekitar pukul 08.00 Wita. Sebanyak 22 bonek yang mengaku dari Sidoarjo, Jawa Timur itu dijaring petugas Dinas Perhubungan (Dishub) di Terminal Kargo, ketika tiba-tiba dari bak truk yang mereka tumpangi tanpa sepengetahuan sopir.
Keberadaan puluhan bonek yang berpenampilan seperti anak punk itu pun dikoordinasikan ke jajaran Satpol PP Jembrana. Menerima laporan tersebut, jajaran Satpol PP pun membawa mereka ke Kantor Satpol PP Jembrana, sebelum lanjut diseberangkan kembali ke Pelabuhan Ketapang dengan ditumpangkan sebuah kapal dari Pelabuhan Gilimanuk.
Sedangkan 13 bonek lainnya, terjaring di kawasan Teluk Gilimanuk, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, pada sekitar pukul 16.00 Wita. Mereka berhasil dijaring petugas Satpol PP Jembrana yang berjaga di Pos Pemeriksaan KTP Gilimanuk setelah melakukan pengejaran terhadap gerombolan remaja yang berusaha masuk Bali tanpa melewati Pos Pemeriksaan KTP Gilimanuk tersebut.
“Mereka mengaku akan menonton sepakbola. Tetapi karena tidak ada identitas dan tidak membawa bekal, berpenampilan urak-urakan, akhirnya semua kami pulangkan,” ujar Kabid Penegakan Perundang-Undangan Daerah pada Satpol PP Jembrana, I Made Tarma, Rabu kemarin.
Menurut Tarma, pihaknya tidak melarang orang datang ke Bali. Tetapi ketika datang ke Bali, wajib membawa identitas lengkap dan tidak melakukan perbuatan yang menimbulkan keresahan masyarakat. “Kami sering terima laporan, kehadiran anak-anak yang tidak membawa bekal itu sering menimbulkan gangguan Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat). Mereka sering nodong di warung-warung di pinggir jalan, nyetop-nyetop kendaraan di jalan, dan nekat melompat ke truk. Itu yang kami pulangkan, sehingga tidak menimbulkan gangguan,” pungkasnya. *ode
Komentar