Wisman ke Serangan Anjlok 50 Persen
Penyebabnya low season dan imbas penertiban paket wisata Bali di Tiongkok
DENPASAR, NusaBali
Dampak lanjut dari kasus ‘mafia’ wisatawan Tiongkok menjalar ke kawasan-kawasan wisata di Bali. Salah satunya kawasan wisata Serangan, Denpasar Selatan. Wisatawan yang berkunjung ke Serangan yang sebagian besar biasanya menyeberang ke perairan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung dan Gili Terawangan, Lombok, NTB, anjlok setengahnya.
Jika sebelumnya, rata-rata per hari wisatawan mancanegara –yang didominasi wisman Tiongkok-- mencapai 2.000 orang per hari, maka belakangan ini menjadi sekitar 1.000 orang per hari. Akibatnya kondisi Dermaga Serangan lebih lengang. Pendapatan Badan Usaha Desa (Bumda) Serangan yang mengelola Dermaga Serangan ikut berkurang. “Ini sudah terasa sejak 10 hari lalu,” ujar Kepala Bumda Serangan I Nyoman Turut, Kamis (15/11).
Selain faktor low season pada November ini, Turut mengatakan penurunan tersebut diperkirakan imbas dari persoalan yang berkaitan dengan informasi jual murah pariwisata Bali di Tiongkok, yang sempat ramai.
“Kira-kira itulah yang menjadi penyebab utamanya,” kata Turut. Turut tak banyak memberi penjelasan. Dia hanya berharap, kunjungan wisatawan ke Serangan, kemudian menyeberang ke perairan Nusa Penida dan Gili Terawangan untuk berwisata air, seperti diving, snorckling dan yang lainnya, cepat pulih seperti sebelumnya.
”Bukan saja pendapatan desa yang kembali normal, namun pendapatan warga seperti pedagang juga lebih lancar,” ucap Turut. Sebagian besar pedagang, seperti pedagang buah-buahan, maupun pedagang lain seperti minuman, adalah warga setempat, warga Serangan. “Sekarang pendapatannya tentu berkurang,” tambah Turut.
Untuk diketahui, Dermaga Serangan merupakan salah satu tempat penyeberangan bagi wisawatan, baik wisawatan domestik maupun manca negara ke Nusa Penida dan Gili Terawangan. Untuk ke perairan Nusa Penida, sebagian besar wisatawan Tiongkok/China, sedang ke Gili Terawangan kebanyakan wisatawan Eropa.
Dari aktivitas penyeberangan ini, pendapatan yang diperoleh Bumda Serangan terdiri dari penjualan tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang wisatawan. Ditambah biaya sandar untuk fast boat/kapal, yang besarannya bervariasi. Mulai dari Rp 50.000 per boat, dan seterusnya hingga di atas Rp 100.000. “Ini tergantung besar dan kapasitas botanya,” demikian Nyoman Turut. *K17
Dampak lanjut dari kasus ‘mafia’ wisatawan Tiongkok menjalar ke kawasan-kawasan wisata di Bali. Salah satunya kawasan wisata Serangan, Denpasar Selatan. Wisatawan yang berkunjung ke Serangan yang sebagian besar biasanya menyeberang ke perairan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung dan Gili Terawangan, Lombok, NTB, anjlok setengahnya.
Jika sebelumnya, rata-rata per hari wisatawan mancanegara –yang didominasi wisman Tiongkok-- mencapai 2.000 orang per hari, maka belakangan ini menjadi sekitar 1.000 orang per hari. Akibatnya kondisi Dermaga Serangan lebih lengang. Pendapatan Badan Usaha Desa (Bumda) Serangan yang mengelola Dermaga Serangan ikut berkurang. “Ini sudah terasa sejak 10 hari lalu,” ujar Kepala Bumda Serangan I Nyoman Turut, Kamis (15/11).
Selain faktor low season pada November ini, Turut mengatakan penurunan tersebut diperkirakan imbas dari persoalan yang berkaitan dengan informasi jual murah pariwisata Bali di Tiongkok, yang sempat ramai.
“Kira-kira itulah yang menjadi penyebab utamanya,” kata Turut. Turut tak banyak memberi penjelasan. Dia hanya berharap, kunjungan wisatawan ke Serangan, kemudian menyeberang ke perairan Nusa Penida dan Gili Terawangan untuk berwisata air, seperti diving, snorckling dan yang lainnya, cepat pulih seperti sebelumnya.
”Bukan saja pendapatan desa yang kembali normal, namun pendapatan warga seperti pedagang juga lebih lancar,” ucap Turut. Sebagian besar pedagang, seperti pedagang buah-buahan, maupun pedagang lain seperti minuman, adalah warga setempat, warga Serangan. “Sekarang pendapatannya tentu berkurang,” tambah Turut.
Untuk diketahui, Dermaga Serangan merupakan salah satu tempat penyeberangan bagi wisawatan, baik wisawatan domestik maupun manca negara ke Nusa Penida dan Gili Terawangan. Untuk ke perairan Nusa Penida, sebagian besar wisatawan Tiongkok/China, sedang ke Gili Terawangan kebanyakan wisatawan Eropa.
Dari aktivitas penyeberangan ini, pendapatan yang diperoleh Bumda Serangan terdiri dari penjualan tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang wisatawan. Ditambah biaya sandar untuk fast boat/kapal, yang besarannya bervariasi. Mulai dari Rp 50.000 per boat, dan seterusnya hingga di atas Rp 100.000. “Ini tergantung besar dan kapasitas botanya,” demikian Nyoman Turut. *K17
Komentar