Jembatan Biaung – Penebel Ditarget Tuntas Desember 2018
Meskipun sempat beberapa kali tertunda karena longsor, pembangunan jembatan penghubung Desa Penebel dengan Desa Biaung, Kecamatan Penebel, Tabanan terus berjalan.
TABANAN, NusaBali
Saat ini progresnya sudah mencapai 37,27 persen. Bahkan ada penambahan anggaran yang diusulkan tahun 2019 sebesar Rp 200 juta untuk pembuatan senderen bagian badan jembatan sebelah timur. Untuk diketahui, sebelumnya jalan penghubung yang ada di Banjar Biaung Tengah, Desa Biaung, Kecamatan Penebel, Tabanan, ini ambles pada November 2016. Saat itu setengah badan jalan jembatan ambles hingga hanya bisa dilalui sepeda motor saja.
Dengan kejadian tersebut aktivitas warga terganggu. Terutama akses jalan menuju ke Pasar Penebel. Maklum saja jalan tersebut merupakan jalan alternatif. Dan pada Desember 2016, proyek perbaikan ruas jalan ini mulai dikerjakan, rencananya akan dibangun konstruksi tembok penahan tanah.
Namun beberapa bulan proyek dikerjakan, pada 9 Maret 2017 ruas jalan di sebelah selatan yang tersisa kembali ambles hingga jalan benar-benar putus. Bahkan saat itu alat berat dan peralatan pertukangan juga ikut tertimbun longsoran tanah. Beruntung tidak ada korban jiwa karena longsor terjadi pada dini hari.
Atas kondisi itu, proyek dihentikan, struktur yang digunakan juga diubah karena kondisi tanah di jembatan tersebut labil sehingga perlu dibangun jembatan. Dana perbaikan pun dianggarkan kembali di 2018 sampai akhirnya pembangunan dimulai pada 18 Juli 2018 lalu dengan nilai kontrak Rp 3.899.999.999,17 sumber dana dari BKK Badung.
Hanya saja di tengah-tengah pengerjaan, pada September 2018, pondasi yang sudah dibangun kembali longsor bahkan sempat menimpa lima orang pekerja, namun tidak ada korban jiwa. Atas peristiwa tersebut, akhirnya pembangunan dilakukan addendum sehingga proyek pembangunan nilai kontraknya bertambah menjadi Rp 4,2 miliar.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPRPKP Tabanan I Gusti Nyoman Sudana menerangkan karena sebelumnya longsor maka pondasi dibongkar dan dibuat seperti terasering agar tidak berbahaya, sehingga ada penambahan anggaran. “Dengan penambahan itu, besarnya anggaran menjadi Rp 4,2 miliar,” ujarnya, Kamis (15/11).
Kata dia, proyek tersebut sudah tahap pengecoran balok untuk jembatan. Pihaknya optimistis jembatan tersebut akan tuntas sesuai target yakni pada 14 Desember 2018. “Mudah-mudahan cuaca mendukung,” imbuh Sudana.
Dan untuk penyempurnaan, di tahun 2019 mendatang pihaknya akan kembali mengusulkan anggaran senilai Rp 200 juta untuk membuat senderan badan jalan sebelah timur. *de
Saat ini progresnya sudah mencapai 37,27 persen. Bahkan ada penambahan anggaran yang diusulkan tahun 2019 sebesar Rp 200 juta untuk pembuatan senderen bagian badan jembatan sebelah timur. Untuk diketahui, sebelumnya jalan penghubung yang ada di Banjar Biaung Tengah, Desa Biaung, Kecamatan Penebel, Tabanan, ini ambles pada November 2016. Saat itu setengah badan jalan jembatan ambles hingga hanya bisa dilalui sepeda motor saja.
Dengan kejadian tersebut aktivitas warga terganggu. Terutama akses jalan menuju ke Pasar Penebel. Maklum saja jalan tersebut merupakan jalan alternatif. Dan pada Desember 2016, proyek perbaikan ruas jalan ini mulai dikerjakan, rencananya akan dibangun konstruksi tembok penahan tanah.
Namun beberapa bulan proyek dikerjakan, pada 9 Maret 2017 ruas jalan di sebelah selatan yang tersisa kembali ambles hingga jalan benar-benar putus. Bahkan saat itu alat berat dan peralatan pertukangan juga ikut tertimbun longsoran tanah. Beruntung tidak ada korban jiwa karena longsor terjadi pada dini hari.
Atas kondisi itu, proyek dihentikan, struktur yang digunakan juga diubah karena kondisi tanah di jembatan tersebut labil sehingga perlu dibangun jembatan. Dana perbaikan pun dianggarkan kembali di 2018 sampai akhirnya pembangunan dimulai pada 18 Juli 2018 lalu dengan nilai kontrak Rp 3.899.999.999,17 sumber dana dari BKK Badung.
Hanya saja di tengah-tengah pengerjaan, pada September 2018, pondasi yang sudah dibangun kembali longsor bahkan sempat menimpa lima orang pekerja, namun tidak ada korban jiwa. Atas peristiwa tersebut, akhirnya pembangunan dilakukan addendum sehingga proyek pembangunan nilai kontraknya bertambah menjadi Rp 4,2 miliar.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPRPKP Tabanan I Gusti Nyoman Sudana menerangkan karena sebelumnya longsor maka pondasi dibongkar dan dibuat seperti terasering agar tidak berbahaya, sehingga ada penambahan anggaran. “Dengan penambahan itu, besarnya anggaran menjadi Rp 4,2 miliar,” ujarnya, Kamis (15/11).
Kata dia, proyek tersebut sudah tahap pengecoran balok untuk jembatan. Pihaknya optimistis jembatan tersebut akan tuntas sesuai target yakni pada 14 Desember 2018. “Mudah-mudahan cuaca mendukung,” imbuh Sudana.
Dan untuk penyempurnaan, di tahun 2019 mendatang pihaknya akan kembali mengusulkan anggaran senilai Rp 200 juta untuk membuat senderan badan jalan sebelah timur. *de
1
Komentar