Polsek Kubu Bantu 293 Korban Gempa
Jajaran Polsek Kubu, Karangasem membantu 297 warga korban gempa dari empat banjar dinas di Desa Ban, Kecamatan Kubu.
AMLAPURA, NusaBali
Bantuan dialokasikan di dua tempat diserahkan langsung Kapolsek Kubu AKP Made Suadnyana di Banjar Daya dan Banjar Temakung, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kamis (15/11).
Awalnya Kapolsek Kubu, AKP Made Suadnyana, berinisiatif menggalang dana untuk korban gempa akibat erupsi Gunung Agung dan gempa di Lombok Utara, NTB, yang menyebabkan 341 rumah roboh. Penggalangan dana menyasar kalangan pelaku pariwisata, galian C, dan komunitas sosial lainnya. Dana terkumpul dibelikan 250 sak beras, per sak 10 kilogram, 150 sak beras per sak isinya 5 kilogram, dan 250 dus mie. Data warga penerima bantuan berdasarkan koordinasi dengan Perbekel Desa Ban, I Wayan Potag. Warga merasa senang adanya bantuan sehingga meringankan beban korban yang selama ini kesusahan kebutuhan pokok. “Kami berupaya membantu warga yang kesusahan dengan menggalang dana, mengetuk kepedulian sosial menyasar pengelola pariwisata dan pengusaha lainnya,” kata AKP Made Suadnyana.
AKP Made Suadnyana mengaku prihatin melihat nasib warga yang jadi korban gempa, terutama di Desa Ban, yang banyak kehilangan tempat tinggal. Perbekel Desa Ban, I Wayan Potag, mengapresiasi perhatian jajaran Polsek Kubu yang telah peduli kepada warga yang jadi korban gempa. Selama ini telah banyak relawan membantu, tetapi tetap masih membutuhkan banyak bantuan. Terutama bantuan perbaikan rumah, mengingat banyak rumah yang rusak tidak layak lagi ditempati. Tiap warga menerima satu sak beras dan ada beberapa bungkus mie. “Bantuan itu sangat berharga bagi kami yang sangat membutuhkan sembako,” kata Wayan Potag. Camat Kubu I Made Suartana juga mengapresiasi bantuan dari Polsek Kubu.
“Mari kita berbagi sesama saudara yang memerlukan. Paling tidak bantuan sembako, mampu mengurangi beban penderitaan korban,” katanya. Selama ini, bantuan mengalir dikoordinasikan Perbekel Ban, kemudian Perbekel Ban yang menyalurkan ke warga masyarakat berkoordinasi dengan kelian banjar dinas. Warga di Desa Ban katanya paling parah kena dampak erupsi Gunung Agung karena berada di kawasan rawan bencana (KRB) III. *k16
Bantuan dialokasikan di dua tempat diserahkan langsung Kapolsek Kubu AKP Made Suadnyana di Banjar Daya dan Banjar Temakung, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kamis (15/11).
Awalnya Kapolsek Kubu, AKP Made Suadnyana, berinisiatif menggalang dana untuk korban gempa akibat erupsi Gunung Agung dan gempa di Lombok Utara, NTB, yang menyebabkan 341 rumah roboh. Penggalangan dana menyasar kalangan pelaku pariwisata, galian C, dan komunitas sosial lainnya. Dana terkumpul dibelikan 250 sak beras, per sak 10 kilogram, 150 sak beras per sak isinya 5 kilogram, dan 250 dus mie. Data warga penerima bantuan berdasarkan koordinasi dengan Perbekel Desa Ban, I Wayan Potag. Warga merasa senang adanya bantuan sehingga meringankan beban korban yang selama ini kesusahan kebutuhan pokok. “Kami berupaya membantu warga yang kesusahan dengan menggalang dana, mengetuk kepedulian sosial menyasar pengelola pariwisata dan pengusaha lainnya,” kata AKP Made Suadnyana.
AKP Made Suadnyana mengaku prihatin melihat nasib warga yang jadi korban gempa, terutama di Desa Ban, yang banyak kehilangan tempat tinggal. Perbekel Desa Ban, I Wayan Potag, mengapresiasi perhatian jajaran Polsek Kubu yang telah peduli kepada warga yang jadi korban gempa. Selama ini telah banyak relawan membantu, tetapi tetap masih membutuhkan banyak bantuan. Terutama bantuan perbaikan rumah, mengingat banyak rumah yang rusak tidak layak lagi ditempati. Tiap warga menerima satu sak beras dan ada beberapa bungkus mie. “Bantuan itu sangat berharga bagi kami yang sangat membutuhkan sembako,” kata Wayan Potag. Camat Kubu I Made Suartana juga mengapresiasi bantuan dari Polsek Kubu.
“Mari kita berbagi sesama saudara yang memerlukan. Paling tidak bantuan sembako, mampu mengurangi beban penderitaan korban,” katanya. Selama ini, bantuan mengalir dikoordinasikan Perbekel Ban, kemudian Perbekel Ban yang menyalurkan ke warga masyarakat berkoordinasi dengan kelian banjar dinas. Warga di Desa Ban katanya paling parah kena dampak erupsi Gunung Agung karena berada di kawasan rawan bencana (KRB) III. *k16
Komentar