Arak Bali Inginkan Go International
Rencana Pergub Arak Bali Disambut Gembira
DENPASAR, NusaBali
Selang dua hari pasca Gubernur Bali Wayan Koster melontarkan rancangan ‘legalisasi’ arak dalam bentuk Peraturan Gubernur (Pergub), kalangan pebisnis, produsen hingga bartender di Pulau Dewata langsung mengikuti seminar ‘Arak Bali’ di The Cellardoor Hatten Wine Denpasar, Jumat (16/11).
Antusiasme pun mengemuka lantaran dengan adanya Pergub tersebut, arak Bali punya peluang lebih leluasa masuk ke dunia pariwisata hingga bisa go international. “Ya, diperlukan pembinaan dari pemerintah, mengenai soal higienitas, batasan maksimal alkohol, tidak mencampur dengan bahan kimia seperti methanol dan lain-lain,” kata General Manager Hatten Wine, Nyoman Lila Yudiana.
Nyoman Lila Yudiana mengakui bahwa produk Dewi Sri yang merupakan produk arak Bali-nya sejak beberapa tahun lalu sudah berhasil dipercaya di beberapa hotel bintang lima dan restoran terkemuka di Bali. Pasalnya produk Dewi Sri-nya tersebut sudah memiliki legalitas mulai dari BPOM, MD, dan bea cukainya ada. Hanya saja diakui bahwa dia tak mau memonopoli minuman khas dari Pulau Dewata ini.
Selain bersama empat produsen arak Bali yang memiliki legalisasi, disebutkan masih banyak pembuat arak Bali, terutama di wilayah Karangasem yang mencapai ribuan jumlahnya. “User atau tamu yang datang ke Bali akan ada expend baru. Dan arak hanya ada di Bali saja,” kata Nyoman Lila Yudiana.
Sejauh ini, lanjut Nyoman Lila, kebanyakan hotel dan restoran lebih pede menyajikan cocktail menggunakan produk impor. Padahal basic cocktail disebutnya adalah alkohol, sehingga arak bisa diubah basic-nya mulai dari rasa, aroma menjadi lebih bagus.
Upaya membawa arak Bali ke tempat lebih tinggi pun langsung dirangkaian dengan gelaran Arak Bali Festival. Mixology competition yang digelar usai seminar tersebut diikuti oleh 22 bartender se-Bali. “Ini juga untuk mengubah image arak Bali yang dirusak oknum tertentu dengan mencampur bahan-bahan berbahaya seperti methanol,” kata Ketua Panitia Arak Bali Festival Komang Swasta.
Kompetisi ini pun disebutnya akan mengangkat budaya Bali khususnya arak ke dunia internasional serta untuk mengubah negatif image arak. Dalam mixology competition ini setiap peserta membuat kreasi cocktail dengan bahan baku arak dan bahan baku lainnya yang dirahasiakan ditaruh di black box.
Setelah event ini diharapkan pelaku pariwisata seperti bar hotel maupun restoran dapat menyajikan arak dan memberikan informasi detail agar wisatawan tidak merasa khawatir dan takut keracunan. "Kreasikan cocktail baru dengan bahan baku arak agar bisa lebih dikenal wisatawan. Mari kita melestarikan arak ini sebagai warisan leluhur agar tidak hilang ditelan zaman," ujarnya.
Sementara itu Ketua Himpunan Bartender Indonesia (HBI) Bali Bayu Hendra mengharapkan dengan kreasi arak ini mampu melahirkan International Cocktail Presenting Balinese Spirit." Harapannya agar cocktail dengan spirit arak agar bisa bersaing dengan cocktail internasional. Terutama juga mengikis image dan stigma negatif terhadap arak,” ujar Bayu.
"Kami harapkan bartender buat inovasi dan kreativitas untuk mix spirit arak Bali. Konotasi negatif arak di masyarakat dan di Google bisa hilang jika kita tampilkan kreativitas dan inovasi tentang arak. Ini PR kita bersama," tegas Bayu Hendra.
Sebelumnya di sela pelantikan pengurus Dekranasda Provinsi Bali dan pengukuhan Bunda PAUD Provinsi Bali Periode 2018-2023, di Gedung Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Rabu (14/11), Gubernur Bali Wayan Koster melontarkan ide melegalkan arak Bali. Hal tersebut diakui sebagai salah satu komitmennya mengembangkan budaya dan melestarikan tradisi Bali.
“Kita akan kembangkan industri arak. Sekarang kan di Karangasem ada arak yang diolah secara tradisional yang taste-nya itu bagus. Bukan yang asem bikin yang buat mabuk ndak. Arak ini sudah diolah sangat baik untuk kesehatan. Kita buatin nanti. Itu kearifan lokal, bagus itu,” tandas Koster. *mao
Selang dua hari pasca Gubernur Bali Wayan Koster melontarkan rancangan ‘legalisasi’ arak dalam bentuk Peraturan Gubernur (Pergub), kalangan pebisnis, produsen hingga bartender di Pulau Dewata langsung mengikuti seminar ‘Arak Bali’ di The Cellardoor Hatten Wine Denpasar, Jumat (16/11).
Antusiasme pun mengemuka lantaran dengan adanya Pergub tersebut, arak Bali punya peluang lebih leluasa masuk ke dunia pariwisata hingga bisa go international. “Ya, diperlukan pembinaan dari pemerintah, mengenai soal higienitas, batasan maksimal alkohol, tidak mencampur dengan bahan kimia seperti methanol dan lain-lain,” kata General Manager Hatten Wine, Nyoman Lila Yudiana.
Nyoman Lila Yudiana mengakui bahwa produk Dewi Sri yang merupakan produk arak Bali-nya sejak beberapa tahun lalu sudah berhasil dipercaya di beberapa hotel bintang lima dan restoran terkemuka di Bali. Pasalnya produk Dewi Sri-nya tersebut sudah memiliki legalitas mulai dari BPOM, MD, dan bea cukainya ada. Hanya saja diakui bahwa dia tak mau memonopoli minuman khas dari Pulau Dewata ini.
Selain bersama empat produsen arak Bali yang memiliki legalisasi, disebutkan masih banyak pembuat arak Bali, terutama di wilayah Karangasem yang mencapai ribuan jumlahnya. “User atau tamu yang datang ke Bali akan ada expend baru. Dan arak hanya ada di Bali saja,” kata Nyoman Lila Yudiana.
Sejauh ini, lanjut Nyoman Lila, kebanyakan hotel dan restoran lebih pede menyajikan cocktail menggunakan produk impor. Padahal basic cocktail disebutnya adalah alkohol, sehingga arak bisa diubah basic-nya mulai dari rasa, aroma menjadi lebih bagus.
Upaya membawa arak Bali ke tempat lebih tinggi pun langsung dirangkaian dengan gelaran Arak Bali Festival. Mixology competition yang digelar usai seminar tersebut diikuti oleh 22 bartender se-Bali. “Ini juga untuk mengubah image arak Bali yang dirusak oknum tertentu dengan mencampur bahan-bahan berbahaya seperti methanol,” kata Ketua Panitia Arak Bali Festival Komang Swasta.
Kompetisi ini pun disebutnya akan mengangkat budaya Bali khususnya arak ke dunia internasional serta untuk mengubah negatif image arak. Dalam mixology competition ini setiap peserta membuat kreasi cocktail dengan bahan baku arak dan bahan baku lainnya yang dirahasiakan ditaruh di black box.
Setelah event ini diharapkan pelaku pariwisata seperti bar hotel maupun restoran dapat menyajikan arak dan memberikan informasi detail agar wisatawan tidak merasa khawatir dan takut keracunan. "Kreasikan cocktail baru dengan bahan baku arak agar bisa lebih dikenal wisatawan. Mari kita melestarikan arak ini sebagai warisan leluhur agar tidak hilang ditelan zaman," ujarnya.
Sementara itu Ketua Himpunan Bartender Indonesia (HBI) Bali Bayu Hendra mengharapkan dengan kreasi arak ini mampu melahirkan International Cocktail Presenting Balinese Spirit." Harapannya agar cocktail dengan spirit arak agar bisa bersaing dengan cocktail internasional. Terutama juga mengikis image dan stigma negatif terhadap arak,” ujar Bayu.
"Kami harapkan bartender buat inovasi dan kreativitas untuk mix spirit arak Bali. Konotasi negatif arak di masyarakat dan di Google bisa hilang jika kita tampilkan kreativitas dan inovasi tentang arak. Ini PR kita bersama," tegas Bayu Hendra.
Sebelumnya di sela pelantikan pengurus Dekranasda Provinsi Bali dan pengukuhan Bunda PAUD Provinsi Bali Periode 2018-2023, di Gedung Wiswasabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Rabu (14/11), Gubernur Bali Wayan Koster melontarkan ide melegalkan arak Bali. Hal tersebut diakui sebagai salah satu komitmennya mengembangkan budaya dan melestarikan tradisi Bali.
“Kita akan kembangkan industri arak. Sekarang kan di Karangasem ada arak yang diolah secara tradisional yang taste-nya itu bagus. Bukan yang asem bikin yang buat mabuk ndak. Arak ini sudah diolah sangat baik untuk kesehatan. Kita buatin nanti. Itu kearifan lokal, bagus itu,” tandas Koster. *mao
1
Komentar