Karateka Cilik Komang Sastrawan Raih Emas di Belgia
Karateka cilik I Komang Sastrawan alias Komang Lolak, 12, kembali mencatat prestasi gemilang dalam Kejuaraan Karate Internasional di Belgia, 18 November 2018.
DENPASAR, NusaBali
Karateka Lemkari asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini sukses mempersembahkan medali emas bagi Indonesia dari kumite kelas -45 kg putra. Komang Lolak berhak atas medali emas, setelah dalam tarung final Kejuaraan Karate Belgia Open, Minggu (18/11), sukses mengalahkan karateka Prancis, Lecerf William, dengan skor 2-0. Sebelum tarung final, Komang Lolak tampil gemilang sejak babak penyisihan.
Pada babak penyisihan, Komang Lolak langsung mengalahkan karateka tuan rumah Belgia dari Academy Karate Leponce, dengan skor sangat meyakinkan 9-0. Sedangkan di babak semifinal, karateka cilik kelahiran 22 Juni 2006 ini kembali sukses mendepak andalan tuan rumah Belgia lainnya dari Dojo Funakoshi dengan skor telak 5-0.
Medali emas Komang Lolak merupakan satu dari 9 medali yang diperoleh kontingen karate Indonesia ada hari pertama Kejuaraan Karate Belgia Open, Minggu kemarin. Indonesia sudah mengoleksi total 4 medali emas, 3 perak, dan 2 perunggu. Kontingen Indonesia buat sementara berada di peringkat enam di bawah Belgia, Belanda, Prancis, Luxembourg, dan Jerman.
Ketua Bidang Pertandingan PB Forki, Yoyo Satrio Purnomo, mengatakan karateka Komang Lolak masih berpeluang menambah medali. Sebab, karateka cilik yang tercatat sebagai siswa Kelas VIII di SMPN 3 Kubutambahan, Buleleng ini masih akan turun di nomor kata. “Peluang Komang Lolak raih medali di nomor kata terbuka lebar. Jadi, ada harapan untuk kawinkan medali emas di kumite dan kata," ungkap Yoyo Satrio Purnomo saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.
Komang Lolak sendiri berhak mewakili Indonesia ke Kejuaraan Karate Belgia Open, setelah tampil sebagai juara dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2018 di Jogjakarta. Dia diutus ke Belgia bersama 5 karateka lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Komang Lolak sebelumnya sudah beberapa kali mencatat prestasi membanggakan. Di antaranya, berjaya dalam event tingkat dunia bertajuk ‘Open Elhatri Karate Tournament’ di Luxembourg, 15 Oktober 2016 lalu.
Dalam turnamen di Luxembourg kala itu, Komang Lolak yang baru berusia 10 tahun sukses sabet 2 medali emas sekaligus, melalui nomor Kata Perorangan dan Kumite Kelas -28 Kg Putra. Waktu itu, Komang Lolak---yang masih duduk di bangku SDN 2 Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan---berhak mewakili Indonesia ke Open Elhatri Karate Tournament di Luxembourg, setelah menjuarai O2SN 2016 cabang karate.
Sebelum bertarung di Kejuaraan Karate Belgia Open 2018 ini, Komang Lolak sempat menemui Bupati Putu Agus Suradnyana di Kantor Bupati Buleleng, Jalan Pahlawan Singaraja, 30 Oktober 2018 lalu, sekalian un-tuk minta restu. Dia didampingi ayahnya, Wayan Sukarta, serta Ketua Umum Pengkab Forki Buleleng dr Ketut Putra Sedana. Ternyata, perjuangan Komang Lolak tidak sia-sia. Anak dari pasangan I Wayan Sukarta dan Kadek Manis Yoni ini berhasil sabet medali emas kumite kelas -45 kg putra dalam kejuaraan internasional di Belgia.
Sekretaris Umum Pengprov Forki Bali, Ardy Ganggas, pun mengapresiasi keberhasilan Komang Lolak mengharumkan nama bangsa di belgia. "Jelas kami sangat mengapresiasi prestasi Komang Lolak. Ini sungguh bagus sekali. “Di usia junior, Komang Lolak sudah mampu berprestasi. Apalagi prestasinya konsisten,” ujar Ardy Gangga kepada NusaBali secara terpisah di Denpasar, Minggu kemarin.
Selama ini, Komang Lolak dikenal memiliki semangat juang yang tinggi, meskipun dari sisi penampilannya biasa-biasa saja. Menurut Ardy Ganggas, Komang Lolak dikenal memiliki kemauan dan tekad yang besar, ditunjang sikap disiplin dalam latihan. Komang Lolak diharapkan menjadi generasi penerus Cokorda Istri Sanistyarani alias Coki, karateka Inkai yang kini jadi andalan Indonesia dan baru saja sukses sabet medali di Asian Games 2018.
“Saya harap Komang Lolak nanti bisa juaradi kejuaraan dunia. Kalau kejuaraan di Belgia ini baru sebatas even open tuurnament yang diikuti sekitar 15 negara," jelas Ardy Ganggas, karateka KKI yang pernah sukses mempersembahkan medali emas kumite kelas -60 kg bagi kontingen Bali dalam PON XII 1989.
Komang Lolak selama ini digembleng Perguruan Lemkari Ranting Tajun Karate Club, di bawah asuhan pelatih Ketut Suanda. Menurut sang pelatih, Ketut Suanda, pihaknya berharap Komang Lolak menjelma sebagai atlet yang berkarakter, serta tetap hormat kepada pelatih dan orangtuanya. Sebab, prestasi seperti ini diraih atas kerjasama semua pihak.
"Komang Lolak mulai belajar karate sejak Kelas III SD. Dia pun langganan raih medali emas dalam kejuaraan karate lokal Bali dan tingkat nasional. Dia bahkan sukses kawingkan medali emas nomor kata dan kumita dalam kejuaraan internasional di Luxembourg tahun 2016,” ungkap Ketut Suanda. “Dia punya potensi bisa kembali kawinkan medali emas nomor kata dan kumite dalam kejuaraan karate di Belgia ini,” imbuhnya. *dek
Karateka Lemkari asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini sukses mempersembahkan medali emas bagi Indonesia dari kumite kelas -45 kg putra. Komang Lolak berhak atas medali emas, setelah dalam tarung final Kejuaraan Karate Belgia Open, Minggu (18/11), sukses mengalahkan karateka Prancis, Lecerf William, dengan skor 2-0. Sebelum tarung final, Komang Lolak tampil gemilang sejak babak penyisihan.
Pada babak penyisihan, Komang Lolak langsung mengalahkan karateka tuan rumah Belgia dari Academy Karate Leponce, dengan skor sangat meyakinkan 9-0. Sedangkan di babak semifinal, karateka cilik kelahiran 22 Juni 2006 ini kembali sukses mendepak andalan tuan rumah Belgia lainnya dari Dojo Funakoshi dengan skor telak 5-0.
Medali emas Komang Lolak merupakan satu dari 9 medali yang diperoleh kontingen karate Indonesia ada hari pertama Kejuaraan Karate Belgia Open, Minggu kemarin. Indonesia sudah mengoleksi total 4 medali emas, 3 perak, dan 2 perunggu. Kontingen Indonesia buat sementara berada di peringkat enam di bawah Belgia, Belanda, Prancis, Luxembourg, dan Jerman.
Ketua Bidang Pertandingan PB Forki, Yoyo Satrio Purnomo, mengatakan karateka Komang Lolak masih berpeluang menambah medali. Sebab, karateka cilik yang tercatat sebagai siswa Kelas VIII di SMPN 3 Kubutambahan, Buleleng ini masih akan turun di nomor kata. “Peluang Komang Lolak raih medali di nomor kata terbuka lebar. Jadi, ada harapan untuk kawinkan medali emas di kumite dan kata," ungkap Yoyo Satrio Purnomo saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu kemarin.
Komang Lolak sendiri berhak mewakili Indonesia ke Kejuaraan Karate Belgia Open, setelah tampil sebagai juara dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2018 di Jogjakarta. Dia diutus ke Belgia bersama 5 karateka lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Komang Lolak sebelumnya sudah beberapa kali mencatat prestasi membanggakan. Di antaranya, berjaya dalam event tingkat dunia bertajuk ‘Open Elhatri Karate Tournament’ di Luxembourg, 15 Oktober 2016 lalu.
Dalam turnamen di Luxembourg kala itu, Komang Lolak yang baru berusia 10 tahun sukses sabet 2 medali emas sekaligus, melalui nomor Kata Perorangan dan Kumite Kelas -28 Kg Putra. Waktu itu, Komang Lolak---yang masih duduk di bangku SDN 2 Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan---berhak mewakili Indonesia ke Open Elhatri Karate Tournament di Luxembourg, setelah menjuarai O2SN 2016 cabang karate.
Sebelum bertarung di Kejuaraan Karate Belgia Open 2018 ini, Komang Lolak sempat menemui Bupati Putu Agus Suradnyana di Kantor Bupati Buleleng, Jalan Pahlawan Singaraja, 30 Oktober 2018 lalu, sekalian un-tuk minta restu. Dia didampingi ayahnya, Wayan Sukarta, serta Ketua Umum Pengkab Forki Buleleng dr Ketut Putra Sedana. Ternyata, perjuangan Komang Lolak tidak sia-sia. Anak dari pasangan I Wayan Sukarta dan Kadek Manis Yoni ini berhasil sabet medali emas kumite kelas -45 kg putra dalam kejuaraan internasional di Belgia.
Sekretaris Umum Pengprov Forki Bali, Ardy Ganggas, pun mengapresiasi keberhasilan Komang Lolak mengharumkan nama bangsa di belgia. "Jelas kami sangat mengapresiasi prestasi Komang Lolak. Ini sungguh bagus sekali. “Di usia junior, Komang Lolak sudah mampu berprestasi. Apalagi prestasinya konsisten,” ujar Ardy Gangga kepada NusaBali secara terpisah di Denpasar, Minggu kemarin.
Selama ini, Komang Lolak dikenal memiliki semangat juang yang tinggi, meskipun dari sisi penampilannya biasa-biasa saja. Menurut Ardy Ganggas, Komang Lolak dikenal memiliki kemauan dan tekad yang besar, ditunjang sikap disiplin dalam latihan. Komang Lolak diharapkan menjadi generasi penerus Cokorda Istri Sanistyarani alias Coki, karateka Inkai yang kini jadi andalan Indonesia dan baru saja sukses sabet medali di Asian Games 2018.
“Saya harap Komang Lolak nanti bisa juaradi kejuaraan dunia. Kalau kejuaraan di Belgia ini baru sebatas even open tuurnament yang diikuti sekitar 15 negara," jelas Ardy Ganggas, karateka KKI yang pernah sukses mempersembahkan medali emas kumite kelas -60 kg bagi kontingen Bali dalam PON XII 1989.
Komang Lolak selama ini digembleng Perguruan Lemkari Ranting Tajun Karate Club, di bawah asuhan pelatih Ketut Suanda. Menurut sang pelatih, Ketut Suanda, pihaknya berharap Komang Lolak menjelma sebagai atlet yang berkarakter, serta tetap hormat kepada pelatih dan orangtuanya. Sebab, prestasi seperti ini diraih atas kerjasama semua pihak.
"Komang Lolak mulai belajar karate sejak Kelas III SD. Dia pun langganan raih medali emas dalam kejuaraan karate lokal Bali dan tingkat nasional. Dia bahkan sukses kawingkan medali emas nomor kata dan kumita dalam kejuaraan internasional di Luxembourg tahun 2016,” ungkap Ketut Suanda. “Dia punya potensi bisa kembali kawinkan medali emas nomor kata dan kumite dalam kejuaraan karate di Belgia ini,” imbuhnya. *dek
Komentar