Sejumlah SMK Negeri di Jembrana Belum Terapkan Full Day School
Full day school (dalam sepekan hanya lima hari sekolah, hingga pukul 15.00 Wita), belakangan telah diterapkan di SMA se-Kabupaten Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Namun untuk SMK, belum semua menerapkannya. Beberapa SMK terpaksa belum menerapkan full day school, karena para orangtua siswa mengaku tidak siap mengikuti sistem sekolah hingga sore hari tersebut.
Hal tersebut diakui Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Jembrana Gede Subandi, Minggu (18/11). Menurutnya, beberapa SMK yang belum menerapkan full day school itu termasuk dua SMK negeri, yakni SMKN 2 Negara di Desa Baluk, Kecamatan Negara, dan SMKN 3 Negara di Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Medoyo. “Kalau SMA, baik yang negeri maupun swasta, sudah semua. Hanya beberapa SMK yang belum,” katanya.
Sesuai koordinasi dengan beberapa SMK terkait, kata Subandi, hambatan penerapan full day school, itu bukan dari pihak sekolah. Tetapi dari para orangtua yang menyatakan tidak siap mengikuti sistem tersebut. Seperti di SMKN 3 Negara, para orangtua siswa yang rata-rata bekerja di sektor pertanian, keberatan anak-anak mereka pulang hingga sore hari, karena tidak akan bisa membantu orangtua sore harinya. “Sekolah belum bisa memaksakan. Tetapi kami tetap harapkan agar diuji coba dulu,” ujarnya.
Sementara Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK di Kabupaten Jembrana I Putu Wardana, mengakui, dari lima SMK negeri se-Jembrana, ada 2 SMK negeri yang belum menerapkan full day school itu. Tiga SMK negeri yang sudah menerapkan full day school itu, adalah SMKN 1 Negara, SMKN 4 Negara, dan SMKN 5 Negara. “Sudah ada sekitar sebulan diterapkan. Sekarang ini baru uji coba. Tetapi dari koordinasi terakhir, full day school ini sudah harus diterapkan semua sekolah mulai Januari 2019 mendatang,” ujar Wardana yang juga Kepala SMKN 1 Negara.
Sedangkan beberapa SMP negeri di Jembrana, juga mulai melakukan uji coba penerapan sistem full day school tersebut. Seperti diungkapkan Ketua MKKS SMP di Kabupaten Jembrana Made Riantori. Menurutnya, beberapa SMP negeri yang sudah menerapkan full day school, itu adalah SMPN 1 Negara, SMPN 2 Negara, SMPN 4 Mendoyo, SMPN 2 Melaya, dan SMPN 5 Melaya. “Khusus di SMPN 1 Negara, sudah kami terapkan mulai sekitar dua minggu lalu. Kalau dari evaluasi kami sementara, tidak ada masalah dengan sistem ini. Tetapi tidak tahu yang lainnya, terutama sekolah-sekolah yang ada di pinggiran atau pedesaan,” ujar Riantori yang juga Kepala SMAN 1 Negara. *ode
Namun untuk SMK, belum semua menerapkannya. Beberapa SMK terpaksa belum menerapkan full day school, karena para orangtua siswa mengaku tidak siap mengikuti sistem sekolah hingga sore hari tersebut.
Hal tersebut diakui Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan Provinsi Bali di Jembrana Gede Subandi, Minggu (18/11). Menurutnya, beberapa SMK yang belum menerapkan full day school itu termasuk dua SMK negeri, yakni SMKN 2 Negara di Desa Baluk, Kecamatan Negara, dan SMKN 3 Negara di Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Medoyo. “Kalau SMA, baik yang negeri maupun swasta, sudah semua. Hanya beberapa SMK yang belum,” katanya.
Sesuai koordinasi dengan beberapa SMK terkait, kata Subandi, hambatan penerapan full day school, itu bukan dari pihak sekolah. Tetapi dari para orangtua yang menyatakan tidak siap mengikuti sistem tersebut. Seperti di SMKN 3 Negara, para orangtua siswa yang rata-rata bekerja di sektor pertanian, keberatan anak-anak mereka pulang hingga sore hari, karena tidak akan bisa membantu orangtua sore harinya. “Sekolah belum bisa memaksakan. Tetapi kami tetap harapkan agar diuji coba dulu,” ujarnya.
Sementara Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK di Kabupaten Jembrana I Putu Wardana, mengakui, dari lima SMK negeri se-Jembrana, ada 2 SMK negeri yang belum menerapkan full day school itu. Tiga SMK negeri yang sudah menerapkan full day school itu, adalah SMKN 1 Negara, SMKN 4 Negara, dan SMKN 5 Negara. “Sudah ada sekitar sebulan diterapkan. Sekarang ini baru uji coba. Tetapi dari koordinasi terakhir, full day school ini sudah harus diterapkan semua sekolah mulai Januari 2019 mendatang,” ujar Wardana yang juga Kepala SMKN 1 Negara.
Sedangkan beberapa SMP negeri di Jembrana, juga mulai melakukan uji coba penerapan sistem full day school tersebut. Seperti diungkapkan Ketua MKKS SMP di Kabupaten Jembrana Made Riantori. Menurutnya, beberapa SMP negeri yang sudah menerapkan full day school, itu adalah SMPN 1 Negara, SMPN 2 Negara, SMPN 4 Mendoyo, SMPN 2 Melaya, dan SMPN 5 Melaya. “Khusus di SMPN 1 Negara, sudah kami terapkan mulai sekitar dua minggu lalu. Kalau dari evaluasi kami sementara, tidak ada masalah dengan sistem ini. Tetapi tidak tahu yang lainnya, terutama sekolah-sekolah yang ada di pinggiran atau pedesaan,” ujar Riantori yang juga Kepala SMAN 1 Negara. *ode
Komentar