Penataan Pura Penataran Perlu Dana Rp 10 M
Panitia Pembangunan dan Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Penataran Agung,
AMLAPURA, NusaBali
Banjar/Desa Pakraman Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, menggelar rapat pertanggungjawaban, Sabtu (17/11). Rapat pertanggungjawaban dipimpin Ketua Panitia Pembangunan, I Gusti Made Tusan. Dalam rapat itu sekaligus membahas kelanjutan penataan Pura Penataran Agung dengan estimasi biaya Rp 10 miliar.
I Gusti Made Tusan, menyebutkan, setelah seluruh palinggih, panyengker, dan candi tuntas hingga digelar upacara, masih banyak bangunan pendukung yang perlu dilanjutkan. Bangunan dimaksud yakni pemasangan paving di jeroan dan jabaan, melebarkan akses jalan menuju Pura Penataran Agung sejauh 1,2 kilometer dengan lebar 14 meter, membangun jalan lingkar, wantilan, bale pesandekan sulinggih, kamar kecil, parkir, dan pendukung lainnya. “Perhitungan awal masih memerlukan dana sekitar Rp 10 miliar,” ungkap Gusti Made Tusan.
Diharapkan, dana bonus meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tahun 2018 agar diprioritaskan untuk membangun infrastruktur jalan menuju Pura Lawangan dan Pura Penataran Agung. Sedangkan program pelebaran jalan dengan pinjam alat berat dan dumb truk di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataran Ruang Karangasem. Gusti Made Tusan mempertanggungjawabkan dana BKK (Bantuan Keuangan Khusus) Kabupaten Karangasem Rp 4 miliar yang didapatkan. Dana BKK itu digunakan untuk pembangunan candi gelung, bale pesandekan, bale gong dan, panyengker.
Bahkan telah melakukan inovasi dengan menuntaskan candi bentar, bale kulkul, dan penataran lainnya yang biayanya bersumber dari dana punia, sehingga total biaya pembangunan Rp 6,388 miliar. Sementara Sekda Karangasem, I Gede Adnya Muliadi, beserta jajarannya yang hadir berjanji mengupayakan kekurangan biaya pembangunan untuk penataan Pura Penataran Agung tersebut. “Terutama kekurangannya dari dana punia OPD yang belum terbayar, dana berasal dari bonus peraih WTP, dan sumber lainnya,” ungkap Sekda Adnya Muliadi.
Dukungan menuntaskan kelanjutan pembangunan pendukung Pura Penataran Agung, juga disuarakan Kepala Bapelitbangda (Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah) I Made Sujana Erawan, Kadis kebudayaan I Putu Arnawa dan pejabat lainnya. “Agar seluruh bangunan tuntas, setelah Pura Penataran Agung selesai dibangun tinggal penataannya,” kata Sujana Erawan. Sedangkan Seksi Upakara Panitia Karya Ida Made Oka mengingatkan, bukan saja memerlukan biaya untuk penataan, juga biaya upacara 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 18 bulan setelah karya. “Mari kita pikirkan bersama untuk biaya upacara lanjutan,” pintanya. *k16
Banjar/Desa Pakraman Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, menggelar rapat pertanggungjawaban, Sabtu (17/11). Rapat pertanggungjawaban dipimpin Ketua Panitia Pembangunan, I Gusti Made Tusan. Dalam rapat itu sekaligus membahas kelanjutan penataan Pura Penataran Agung dengan estimasi biaya Rp 10 miliar.
I Gusti Made Tusan, menyebutkan, setelah seluruh palinggih, panyengker, dan candi tuntas hingga digelar upacara, masih banyak bangunan pendukung yang perlu dilanjutkan. Bangunan dimaksud yakni pemasangan paving di jeroan dan jabaan, melebarkan akses jalan menuju Pura Penataran Agung sejauh 1,2 kilometer dengan lebar 14 meter, membangun jalan lingkar, wantilan, bale pesandekan sulinggih, kamar kecil, parkir, dan pendukung lainnya. “Perhitungan awal masih memerlukan dana sekitar Rp 10 miliar,” ungkap Gusti Made Tusan.
Diharapkan, dana bonus meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tahun 2018 agar diprioritaskan untuk membangun infrastruktur jalan menuju Pura Lawangan dan Pura Penataran Agung. Sedangkan program pelebaran jalan dengan pinjam alat berat dan dumb truk di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataran Ruang Karangasem. Gusti Made Tusan mempertanggungjawabkan dana BKK (Bantuan Keuangan Khusus) Kabupaten Karangasem Rp 4 miliar yang didapatkan. Dana BKK itu digunakan untuk pembangunan candi gelung, bale pesandekan, bale gong dan, panyengker.
Bahkan telah melakukan inovasi dengan menuntaskan candi bentar, bale kulkul, dan penataran lainnya yang biayanya bersumber dari dana punia, sehingga total biaya pembangunan Rp 6,388 miliar. Sementara Sekda Karangasem, I Gede Adnya Muliadi, beserta jajarannya yang hadir berjanji mengupayakan kekurangan biaya pembangunan untuk penataan Pura Penataran Agung tersebut. “Terutama kekurangannya dari dana punia OPD yang belum terbayar, dana berasal dari bonus peraih WTP, dan sumber lainnya,” ungkap Sekda Adnya Muliadi.
Dukungan menuntaskan kelanjutan pembangunan pendukung Pura Penataran Agung, juga disuarakan Kepala Bapelitbangda (Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah) I Made Sujana Erawan, Kadis kebudayaan I Putu Arnawa dan pejabat lainnya. “Agar seluruh bangunan tuntas, setelah Pura Penataran Agung selesai dibangun tinggal penataannya,” kata Sujana Erawan. Sedangkan Seksi Upakara Panitia Karya Ida Made Oka mengingatkan, bukan saja memerlukan biaya untuk penataan, juga biaya upacara 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 18 bulan setelah karya. “Mari kita pikirkan bersama untuk biaya upacara lanjutan,” pintanya. *k16
1
Komentar