Tim Pengabdi Masyarakat Unud Lakukan Pendampingan BUMDes
Tim pengabdi masyarakat Universitas Udayana bekerjasama dengan Universitas Dwijendra melakukan pendampingan terhadap BUMDes Desa Dalang dan Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan.
DENPASAR, NusaBali
Pendampingan tersebut dilakukan untuk mengembangkan usaha pembuatan olahan kelapa menjadi Virgin Coconut Oil (VCO), sabun, lulur beras, dan handbody lotion. Pengembangan BUMDes tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang sebelumnya menjual kelapa dalam bentuk butiran.
Ketua pelaksana Ir I Nyoman Ardika MSi yang juga tim dari Fakultas Peternakan Universitas Udayana saat dikonfirmasi di Denpasar, Rabu (21/11) mengungkapkan, bimbingan teknis ini dilakukan karena selama ini kelapa hanya dijual dalam bentuk butiran dimana harga jual kelapa cukup rendah. "Kami memberikan bimbingan dan pendampingan dalam hal teknologi pembuatan VCO, sabun, lulur beras dan handbody lotion pada BUMDes Desa Dalang dan Gadung Sari ini dilakukan dengan harapan BUMDes dapat mengembangkan usahanya sendiri karena melihat potensi kelapa yang cukup besar," jelasnya.
Program Ipteks bagi wilayah dari Kemenristek Dikti ini dilakukan selama tiga tahun dari tahun 2016 sampai 2018. Selain melakukan pendampingan terhadap pengolahan bahan yang ada, pihaknya juga melakukan bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat yang mengelola BUMDes dalam hal pembukuan. Hal itu dilakukan selain mereka bisa mengolah bahan juga memiliki pengetahuan manajemen yang baik.
"Kami berharap kedepannya, BUMDes Desa Dalang dan Gadung Sari mampu membina kelompok-kelompok wanita tani di wilayahnya untuk memproduksi VCO, sabun, lulur dan handbody lotion dengan teknik yang baik sehingga dapat dijual dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," jelasnya.
Sementara Perbekel Desa Dalang Anak Agung Ketut Awibawa menyambut baik adanya program PKW ini. Kata dia, saat ini produk VCO merupakan produk unggulan Desa Dalang. Peminat produk VCO cukup banyak untuk kesehatan, terutama produk yang dibuat untuk kecantikan seperti sabun, lulur beras dan handbody lotion. "Sayangnya, produk ini belum bisa dipasarkan ke toko modern seperti swalayan karena belum mempunyai izin edar," ungkapnya.
Sedangkan Perbekel Desa Gadung Sari I Nyoman Sukedana juga menyambut baik dan berterimakasih dengan adanya program pengabdian tim PKW ke desanya. Ia mengaku bahwa teknologi pembuatan VCO dan sabun dilakukan oleh BUMDes Desa Gadung Sari sudah sejak lama namun terkendala pada pemasaran. "Dengan adanya pendampingan ini semoga kedepannya kami bisa memasarkan produk VCO ini lebih luas lagi tentu dengan proses cara oengurusan izinnya," tandasnya. * mi
Pendampingan tersebut dilakukan untuk mengembangkan usaha pembuatan olahan kelapa menjadi Virgin Coconut Oil (VCO), sabun, lulur beras, dan handbody lotion. Pengembangan BUMDes tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang sebelumnya menjual kelapa dalam bentuk butiran.
Ketua pelaksana Ir I Nyoman Ardika MSi yang juga tim dari Fakultas Peternakan Universitas Udayana saat dikonfirmasi di Denpasar, Rabu (21/11) mengungkapkan, bimbingan teknis ini dilakukan karena selama ini kelapa hanya dijual dalam bentuk butiran dimana harga jual kelapa cukup rendah. "Kami memberikan bimbingan dan pendampingan dalam hal teknologi pembuatan VCO, sabun, lulur beras dan handbody lotion pada BUMDes Desa Dalang dan Gadung Sari ini dilakukan dengan harapan BUMDes dapat mengembangkan usahanya sendiri karena melihat potensi kelapa yang cukup besar," jelasnya.
Program Ipteks bagi wilayah dari Kemenristek Dikti ini dilakukan selama tiga tahun dari tahun 2016 sampai 2018. Selain melakukan pendampingan terhadap pengolahan bahan yang ada, pihaknya juga melakukan bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat yang mengelola BUMDes dalam hal pembukuan. Hal itu dilakukan selain mereka bisa mengolah bahan juga memiliki pengetahuan manajemen yang baik.
"Kami berharap kedepannya, BUMDes Desa Dalang dan Gadung Sari mampu membina kelompok-kelompok wanita tani di wilayahnya untuk memproduksi VCO, sabun, lulur dan handbody lotion dengan teknik yang baik sehingga dapat dijual dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," jelasnya.
Sementara Perbekel Desa Dalang Anak Agung Ketut Awibawa menyambut baik adanya program PKW ini. Kata dia, saat ini produk VCO merupakan produk unggulan Desa Dalang. Peminat produk VCO cukup banyak untuk kesehatan, terutama produk yang dibuat untuk kecantikan seperti sabun, lulur beras dan handbody lotion. "Sayangnya, produk ini belum bisa dipasarkan ke toko modern seperti swalayan karena belum mempunyai izin edar," ungkapnya.
Sedangkan Perbekel Desa Gadung Sari I Nyoman Sukedana juga menyambut baik dan berterimakasih dengan adanya program pengabdian tim PKW ke desanya. Ia mengaku bahwa teknologi pembuatan VCO dan sabun dilakukan oleh BUMDes Desa Gadung Sari sudah sejak lama namun terkendala pada pemasaran. "Dengan adanya pendampingan ini semoga kedepannya kami bisa memasarkan produk VCO ini lebih luas lagi tentu dengan proses cara oengurusan izinnya," tandasnya. * mi
Komentar