TPA Mandung Kekurangan Alat Berat
Pemkab Tabanan mengalami kekurangan alat berat untuk penataan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Banjar Mandung Kangin, Desa Mandung, Kecamatan Kerambitan, Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Dari tiga alat berat yang dimiliki, satu alat berat berupa Bulldozer belum bisa dipakai karena di bagian silbum mengalami bocor. Praktis perataan sampah makin tak maksimal. Kepala UPT TPA Mandung Ni Luh Sukartini menjelaskan, TPA Mandung dalam pengeolahan sampah hanya memiliki tiga alat berat. Masing-masing sebuah Bulldozer, Excavator, dan Loader. Hanya saja satu alat berat berupa Bulldozer mengalami masalah karena bagian silbum bocor. "Sudah dua minggu mengalami masalah, sekarang dalam tahap perbaikan. Dan kerap kali bermasalah," ungkapnya, Jumat (23/11).
Imbasnya, lanjut Sukartini, sampah yang didatangkan belum maksimal didorong dan diratakan. Dimana Bulldozer sangat berperan penting dalam penataan sampah di TPA. "Fungsi Bulldozer mendorong sampah, meratakan sampah sehingga operasinal menjadi lancar. Kalau saat ini tanpa adanya Bulldozer pendorongan sampah sampai ketengah lahan belum bisa dilakukan," imbuhnya.
Atas permasalahan itu, Sukartini meminta tolong kepada Pemkab untuk menambah alat berat di TPA Mandung. Karena saat ini dengan tiga alat berat dimiliki dirasa sangat kurang. Minimal Bulldozer dan Excavator ditambah masing-masing satu. Agar saat alat satu rusak, ada alat cadangan sehingga penataan sampah menjadi maksimal. "Apalagi kami di TPA Mandung per hari sampah yang masuk sampai 80 ton. Jadi perlu alat berat yang memadai," harapnya.
Menurut Sukartini, kekurangan alat berat sudah diajukan setiap tahun lewat Bapelitbang Tabanan. Kemungkinan karena persediaan anggaran belum ada, sehingga alat berat belum terwujud. "Memang mahal kalau beli alat berat, karena per satu unit mencapai miliaran rupiah. Namun demi penataan sampah supaya maksimal kami mengharapkan," ucapnya.
Terlebih lagi, saat ini Excavator yang dimiliki di bagian selang pecah. Untuk antisipasi krodit dalam penanganan sampah, Sukartini menyewa alat ini selama dua hari. Satu alat berat berupa Louder dipakai sewaktu-waktu di bagian sisi. "Jika dibawa ke tengah dalam penataan ban Louder tersebut rentan pecah. Karena sampah yang datang banyak terdapat pecahan kaca," tandasnya. *de
Dari tiga alat berat yang dimiliki, satu alat berat berupa Bulldozer belum bisa dipakai karena di bagian silbum mengalami bocor. Praktis perataan sampah makin tak maksimal. Kepala UPT TPA Mandung Ni Luh Sukartini menjelaskan, TPA Mandung dalam pengeolahan sampah hanya memiliki tiga alat berat. Masing-masing sebuah Bulldozer, Excavator, dan Loader. Hanya saja satu alat berat berupa Bulldozer mengalami masalah karena bagian silbum bocor. "Sudah dua minggu mengalami masalah, sekarang dalam tahap perbaikan. Dan kerap kali bermasalah," ungkapnya, Jumat (23/11).
Imbasnya, lanjut Sukartini, sampah yang didatangkan belum maksimal didorong dan diratakan. Dimana Bulldozer sangat berperan penting dalam penataan sampah di TPA. "Fungsi Bulldozer mendorong sampah, meratakan sampah sehingga operasinal menjadi lancar. Kalau saat ini tanpa adanya Bulldozer pendorongan sampah sampai ketengah lahan belum bisa dilakukan," imbuhnya.
Atas permasalahan itu, Sukartini meminta tolong kepada Pemkab untuk menambah alat berat di TPA Mandung. Karena saat ini dengan tiga alat berat dimiliki dirasa sangat kurang. Minimal Bulldozer dan Excavator ditambah masing-masing satu. Agar saat alat satu rusak, ada alat cadangan sehingga penataan sampah menjadi maksimal. "Apalagi kami di TPA Mandung per hari sampah yang masuk sampai 80 ton. Jadi perlu alat berat yang memadai," harapnya.
Menurut Sukartini, kekurangan alat berat sudah diajukan setiap tahun lewat Bapelitbang Tabanan. Kemungkinan karena persediaan anggaran belum ada, sehingga alat berat belum terwujud. "Memang mahal kalau beli alat berat, karena per satu unit mencapai miliaran rupiah. Namun demi penataan sampah supaya maksimal kami mengharapkan," ucapnya.
Terlebih lagi, saat ini Excavator yang dimiliki di bagian selang pecah. Untuk antisipasi krodit dalam penanganan sampah, Sukartini menyewa alat ini selama dua hari. Satu alat berat berupa Louder dipakai sewaktu-waktu di bagian sisi. "Jika dibawa ke tengah dalam penataan ban Louder tersebut rentan pecah. Karena sampah yang datang banyak terdapat pecahan kaca," tandasnya. *de
Komentar