Bendesa Tewas Jatuh dari Pohon
Bendesa Adat Punggang, Desa Jelijih Punggang, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, I Ketut Polos, 50, tewas mengenaskan, Sabtu (24/11) siang pukul 12.00 Wita.
Musibah Maut di Desa Angkah, Selemadeg Barat
TABANAN, NusaBali
Bendesa Ketut Polos meregang nyawa setelah jatuh dari pohon Manggis setinggi 6 meter. Peristiwa maut yang merenggut nyawa Bendesa Ketut Polos terjadi di kebun Manggis milik keluarga Made Sudiantara di Banjar Angkah Pondok, Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat. Lahan kebun milik Sudiantara itu sudah selama 3 tahun digarap oleh korban Ketut Polos.
Saat musibah terjadi, Sabtu siang, Bendesa Ketut Polos naik ke atas pohon untuk memetik buah Manggis. Bendesa Ketut Polos berada di kebun Manggis sejak pagi pukul 09.00 Wita, ditemani anak kandungnya, I Komang Budiarta, 26.
Pas saat kejadian, Bendesa Ketut Polos dan anaknya memetik buah Manggis di pohon terpisah. Korban memetik Manggis di kebun bagian utara, sementara sang anak di sebelah selatan. Tepat pukul 12.00 Wita, sang anak yakni Komang Budiarta mendengar suara dahan patah, dibarengi suara benda jatuh. Budiarta pun mengecek sumber suara tersebut.
Betapa kagetnya Budiarta menemukan ayahnya, Ketut Polos, sudah terkapar di bawah pohon Manggis, setelah jatuh dari ketinggian sekitar 6 meter. Saat ditemukan terkapar pasca jatuh, Bendesa Ketut Polos masih dalam keadaan sadar dan sempat dikasi mi-num.
Budiarta pun kontan berteriak minta tolong, hingga warga berdatangan ke lokasi TKP. Selanjutnya, warga bermai-ramai mengevakuasi Bendesa Ketut Polos untuk dibawa ke Puskemas Selemadeg Barat. Dari Puskesmas, korban kemudian dirujuk ke RS Kasih Ibu di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan.
Sayangnya, nyawa korban tidak tertolong. Saat tiba di RS kasih Ibu, Bendesa Ketut Polos sudah tak bernyawa. Korban diduga meregang nyawa setelah kehilangan banyak darah dari luka berat di bagian kepala.
Hari itu juga, jenazah Bendesa Ketut Polos sudah dibawa pulang ke rumah duka di Desa pakraman Punggang, Desa Jelijih Punggang, Kecamatan Selemdeg Barat. Hingga Minggu (25/11) jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka. Pihak keluarga masih berebuk soal dewasa ayu (hari baik) untuk pemakaman. Bendesa Ketut Polos berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Nyoman Suratmi, 45, dan tiga orang anak.
Kapolsek Selemadeg Barat, AKP I Wayan Swastika, menyatakan pihaknya baru mendapatkan laporan terkait musibah maut yang menimpa Bendese Ketut Polos, Sabtu sore. Begitu mendapat laporan, petugas Polsek Selemadeg Barat langsung terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP, selain juga menggali keterangan di lapangan. "Berdasarkan hasil olah TKP, korban murni jatuh dari pohon Manggis karena terpeleset," jelas AKP Swastika, Minggu kemarin.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Jelijih Punggang, I Ketut Mudiartawan, mengatakan kematian tragis Bendesa Ketut Polos membuat krama setempat dan keluarga korban shock. "Benar yang tewas jatuh dari pohon Manggis itu Bendesa Adat Punggang. Warga shock," ujar Perbekel Mudiartawan saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin.
Mudiartawan mengaku tidak mengetahui persis kejadian maut yang menimpa Bendesa Ketut Polos. Namun, sesuai informasi di rumah duka, korban sempat dikasi mimum anaknya usai jatuh dari pohon Manggis. Setelah itu, barulah dibawa le rumah sakit dengan menyewa mobil. "Katanya usai jatuh, masih sadar dan sempat diberikan air minum. Namun, almarhum meninggal dalam perjalanan sebelum sampai di rumah sakit," papar Mudiartawan.
Menurut Mudiartawan, peistiwa maut ini menyebabkan keluarga korban dan krama setempat shock. Bahkan, istri korban dan tiga anaknya menangis tiada henti. Bendesa Ketut Polos sendiri disebutnya sebagai tokoh yang dihomarti di kampungnya. Almarhum sudah dua kali periode menjabat sebagai Bendesa Pakraman Punggung. Dia baru setahun dilantik untuk periode kedua jabatannya. "Almarhum itu sosok yang ramah dan dihormati. Saya seakan belum percaya atas kejadian ini," beber Mudiartawan. *de
TABANAN, NusaBali
Bendesa Ketut Polos meregang nyawa setelah jatuh dari pohon Manggis setinggi 6 meter. Peristiwa maut yang merenggut nyawa Bendesa Ketut Polos terjadi di kebun Manggis milik keluarga Made Sudiantara di Banjar Angkah Pondok, Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat. Lahan kebun milik Sudiantara itu sudah selama 3 tahun digarap oleh korban Ketut Polos.
Saat musibah terjadi, Sabtu siang, Bendesa Ketut Polos naik ke atas pohon untuk memetik buah Manggis. Bendesa Ketut Polos berada di kebun Manggis sejak pagi pukul 09.00 Wita, ditemani anak kandungnya, I Komang Budiarta, 26.
Pas saat kejadian, Bendesa Ketut Polos dan anaknya memetik buah Manggis di pohon terpisah. Korban memetik Manggis di kebun bagian utara, sementara sang anak di sebelah selatan. Tepat pukul 12.00 Wita, sang anak yakni Komang Budiarta mendengar suara dahan patah, dibarengi suara benda jatuh. Budiarta pun mengecek sumber suara tersebut.
Betapa kagetnya Budiarta menemukan ayahnya, Ketut Polos, sudah terkapar di bawah pohon Manggis, setelah jatuh dari ketinggian sekitar 6 meter. Saat ditemukan terkapar pasca jatuh, Bendesa Ketut Polos masih dalam keadaan sadar dan sempat dikasi mi-num.
Budiarta pun kontan berteriak minta tolong, hingga warga berdatangan ke lokasi TKP. Selanjutnya, warga bermai-ramai mengevakuasi Bendesa Ketut Polos untuk dibawa ke Puskemas Selemadeg Barat. Dari Puskesmas, korban kemudian dirujuk ke RS Kasih Ibu di Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan.
Sayangnya, nyawa korban tidak tertolong. Saat tiba di RS kasih Ibu, Bendesa Ketut Polos sudah tak bernyawa. Korban diduga meregang nyawa setelah kehilangan banyak darah dari luka berat di bagian kepala.
Hari itu juga, jenazah Bendesa Ketut Polos sudah dibawa pulang ke rumah duka di Desa pakraman Punggang, Desa Jelijih Punggang, Kecamatan Selemdeg Barat. Hingga Minggu (25/11) jenazah korban masih disemayamkan di rumah duka. Pihak keluarga masih berebuk soal dewasa ayu (hari baik) untuk pemakaman. Bendesa Ketut Polos berpulang buat selamanya dengan meninggalkan istri tercinta Ni Nyoman Suratmi, 45, dan tiga orang anak.
Kapolsek Selemadeg Barat, AKP I Wayan Swastika, menyatakan pihaknya baru mendapatkan laporan terkait musibah maut yang menimpa Bendese Ketut Polos, Sabtu sore. Begitu mendapat laporan, petugas Polsek Selemadeg Barat langsung terjun ke lokasi untuk melakukan olah TKP, selain juga menggali keterangan di lapangan. "Berdasarkan hasil olah TKP, korban murni jatuh dari pohon Manggis karena terpeleset," jelas AKP Swastika, Minggu kemarin.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Jelijih Punggang, I Ketut Mudiartawan, mengatakan kematian tragis Bendesa Ketut Polos membuat krama setempat dan keluarga korban shock. "Benar yang tewas jatuh dari pohon Manggis itu Bendesa Adat Punggang. Warga shock," ujar Perbekel Mudiartawan saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Minggu kemarin.
Mudiartawan mengaku tidak mengetahui persis kejadian maut yang menimpa Bendesa Ketut Polos. Namun, sesuai informasi di rumah duka, korban sempat dikasi mimum anaknya usai jatuh dari pohon Manggis. Setelah itu, barulah dibawa le rumah sakit dengan menyewa mobil. "Katanya usai jatuh, masih sadar dan sempat diberikan air minum. Namun, almarhum meninggal dalam perjalanan sebelum sampai di rumah sakit," papar Mudiartawan.
Menurut Mudiartawan, peistiwa maut ini menyebabkan keluarga korban dan krama setempat shock. Bahkan, istri korban dan tiga anaknya menangis tiada henti. Bendesa Ketut Polos sendiri disebutnya sebagai tokoh yang dihomarti di kampungnya. Almarhum sudah dua kali periode menjabat sebagai Bendesa Pakraman Punggung. Dia baru setahun dilantik untuk periode kedua jabatannya. "Almarhum itu sosok yang ramah dan dihormati. Saya seakan belum percaya atas kejadian ini," beber Mudiartawan. *de
Komentar